Namun, 68% penegak diagnosis menafsirkan diagnosis apendisitis tidak spesifik lantaran banyak dari kasus obstruksi tidak menemukan jawaban pada pemeriksaan ini. apendisitis memiliki tanda-tanda radiografi yang kurang spesifik. dikuatkan dengan beberapa penelitian yang memiliki hasil dari pemeriksaan apendikografi oral berdampak sangat kecil dalam pengambilan keputusan (20).
Pembahasan
Apendisitis  merupakan penyakit yang sering dikenal dengan istilah peradangan pada usus buntu. Penyakit ini paling sering ditemukan pada pasien laki laki disebabkan karena memiliki banyak kegiatan seperti bekerja diluar rumah serta lebih cenderung mengkonsumsi makanan instan. Hal tersebut yang bisa menimbulkan beberapa komplikasi pada usus yang bisa menyebabkan masalah pada sistem pencernaan salah satunya apendisitis (21).
Pasien dengan diagnosa kasus apendisitis akan mengalami rasa sakit perut dibagian kanan bawah. Solusi untuk dapat mengoptimalkan akurasi diagnosis apendisitis yaitu dengan dilakukannya foto rontgen. Sebelum dilakukannya pemeriksaan abdomen dengan kasus apendisitis, pasien diharapkan untuk berpuasa selama 8-9 jam untuk mencegah adanya lapisan dari residu yaitu cairan non opaque dan juga untuk memudahkan dokter untuk mendiagnosa (22). Pada hasil citra pasien yang mengalami kasus apendisitis maka akan terlihat gelembung udara atau adanya kumpulan cairan yang berwarna abu abu atau putih kabur di area sekitar usus.Â
Untuk mendapatkan hasil citra yang maksimal pada pemeriksaan abdomen, maka menggunakan grid sebagai alat atau perangkat tambahan efektif untuk mengurangi radiasi hambur yang mencapai reseptor gambar. Penggunaan grid akan berpengaruh besar terhadap hasil citra terkait informasi anatomi yang dihasilkan (23). Selain itu, terdapat faktor lainnya yaitu penggunaan waktu sesingkat mungkin dan pasien dalam keadaan inspirasi untuk menghindari artefak. Artefak juga dapat disebabkan oleh aksesoris pasien, oleh karena itu sebelum pemeriksaan dilakukan dianjurkan untuk pasien melepaskan semua aksesoris ataupun benda logam lainnya (24).Â
Menurut PERKA BAPETEN no 4 tahun 2020, instalasi radiologi harus memiliki Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi pekerja radiasi dari bahaya radiasi (25). Maka dari itu untuk proteksi radiasi pada pemeriksaan abdomen ini pekerja radiasi menggunakan APD. Selain itu, pekerja radiasi juga menggunakan Thermolumiscense Dosimeter (TLD) yang berfungsi sebagai  pemantauan dosis radiasi pada perorangan. Setiap pekerja radiasi memiliki tiga buah TLD dan pencatatan TLD dilakukan setiap tiga bulan sekali (26). Proteksi radiasi pada pasien dengan menggunakan gonad shield untuk melindungi gonad dari sinar radiasi.
Kesimpulan
Pemeriksaan radiografi abdomen pada kasus apendisitis menggunakan tiga proyeksi, yaitu BOF/AP supine, Left Lateral Decubitus, dan AP erect. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis apendisitis, yaitu peradangan pada usus buntu yang menyebabkan rasa sakit perut di bagian kanan bawah dan membantu dokter mendiagnosis adanya tanda-tanda apendisitis.
Pasien berpuasa selama 8-9 jam sebelum pemeriksaan agar membantu meningkatkan keakurasian dari diagnosis. Penggunaan grid membantu mengurangi radiasi hambur, membuat gambar citra menjadi lebih jelas. Tidak hanya itu, pasien juga harus melepas aksesoris logam untuk menghindari artefak pada gambar dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) pada bagian yang tidak diperiksa terutama pada bagian pelvis.
Referensi