Jakarta -Â Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah mengubah gaya hidup masyarakat di berbagai sektor kehidupannya. Gaya hidup tersebut tentu memberikan banyak dampak positif, terutama dalam mempermudah aktivitas masyarakat.Â
Seiring berkembangnya teknologi, dunia pendidikan di Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini terlihat dari semakin beragamnya metode pembelajaran yang digunakan. Apalagi, di saat pandemi seperti ini, semua masyarakat dilarang untuk pergi keluar rumah dan disarankan untuk berdiam diri di rumah, sebagai upaya pencegahan penularan virus Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sangat berdampak pada bidang pendidikan, karena adanya kebijakan pemerintah mengenai penutupun sekolah sementara dan digantikan dengan pembelajaran online atau daring. Kondisi tersebut membuat peserta didik dan tenaga pengajar terpaksa untuk mulai beradaptasi dengan metode pembelajaran baru, yang mungkin belum pernah digunakan sebelumnya.Â
Selama pembelajaran daring, salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah e-learning. E- Learning merupakan media pembelajaran berbasis teknologi komunikasi dan informasi yang efektif digunakan di masa pandemi ini. Melalui metode pembelajaran e-learning, diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi peserta didik maupun pengajar dalam melaksanakan pembelajaran yang interaktif.
Model interaksi dalam sistem pembelajaran e-learning berbeda dengan sistem pembelajaran konvensional, yang mana sistem pembelajaran e-learning menggunakan media komunikasi yang memanfaatkan teknologi berbasis internet.Â
Media yang menjembatani dalam proses pembelajaran e-learning ini adalah dengan bantuan aplikasi pembelajaran online, seperti Zenius, Google Classroom, Ruangguru, Kahoot, Edmodo, Rumah Belajar, dan masih banyak lagi.
 Aplikasi-aplikasi tersebut telah terbukti berhasil menunjang proses pembelajaran banyak peserta didik dan membantu memudahkan dalam beradaptasi di metode pembelajaran yang baru. Bahkan, penggunaan aplikasi ini telah banyak digunakan oleh banyak instansi, seperti Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.
Menurut Romisatriawahono (2008), pembelajaran e-learning terbentuk dari tiga komponen, yaitu ifrastruktur e-learning, sistem e-learning, konten e-learning, dan aplikasi e-learning.Â
Penggunaan aplikasi-aplikasi pembelajaran online tidak lepas dari interaksi manusia dengan komputer.Interaksi manusia dengan komputer (IMK) merupakan implementasi sistem komputer interaktif yang digunakan oleh manusia, serta berhubungan dengan perancangan dan evaluasi (Insap Santoso, 2004).
IMK sebagai disiplin ilmu dimanfaatkan untuk mempelajari hubungan interaksi antara manusia, komputer, dan penugasannya. Dalam pemanfaatannya, IMK tidak hanya memperhatikan tampilan antarmuka (interface) saja, tetapi juga pada aspek-aspek pemakai, implementasi sistem rancangannya, serta fenomena lingkungannya.
Adapun, beberapa aspek di dalam sistem pembelajaran e-learning, antara lain aspek manusia (human), teknologi (technology), kebergunaan (usability), dan ergonomi (ergonomic). Pada aspek human, manusia sebagai pengolah dan pengguna informasi, serta memberikan sebuah reaksi terhadap informasi yang diterima.Â