Mohon tunggu...
Syntia Nureka Sapitri
Syntia Nureka Sapitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Non-Muslim Menikmati Ramadan?

31 Maret 2024   21:58 Diperbarui: 31 Maret 2024   22:03 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadhan telah kembali membawa suasana kegembiraan dan kemurahan hati bagi umat muslim di seluruh dunia. Dengan datangnya bulan suci ini, umat muslim berpuasa sepanjang hari untuk menunjukkan rasa hormat dan ketaatan terhadap ajaran Islam. Di tengah kesibukan menjalankan ibadah, suasana Ramadhan membawa nuansa berbeda bagi komunitas umat muslim di berbagai wilayah.

Meski Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat muslim, namun banyak pula non-Muslim yang merasakan kehangatan dan kebaikan yang terpancar dari bulan suci ini. Meski tidak aktif berpuasa, mereka tetap merasa terhubung dan menikmati momen Ramadhan karena beberapa alasan.

Salah satu alasan utamanya adalah suasana yang tercipta dalam masyarakat Muslim selama Ramadhan. Dari segi budaya dan tradisi, Ramadhan memberikan suasana berbeda pada lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari berbagai acara sosial dan keagamaan yang diselenggarakan, seperti buka puasa bersama, bazar Ramadhan, dan acara amal lainnya yang mengundang berbagai kalangan.

Melky Gilbert Septrioga Samosir atau yang kerap disapa Melky, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta 2023 yang merupakan seorang non muslim, setelah ditanya mengenai hal apa yang ia senangi di bulan Ramadhan ini berkata “Mungkin karena ada berbagai macam cemilan yang jarang banget dijual, seperti biji salak, bubur sum-sum, dan lain-lain” jawab Melky. (29/03/24).

Menurut Melky salah satu yang menarik di bulan Ramadhan ini ialah berbagai takjil yang dijual, yang mana biasanya takjil-takjil tersebut jarang ditemui di luar bulan Ramadhan. Apalagi saat ini sangat ramai sekali guyonan warganet tentang lomba berburu takjil dengan non muslim di media sosial.

Di seluruh pelosok kota, terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, suasana berburu takjil menjadi pemandangan khas di sore hari menjelang buka puasa. Penjual takjil mulai antre di pinggir jalan atau di sekitar masjid, menawarkan beragam jajanan yang cocok untuk mengakhiri puasa. Oleh karena itu, berburu takjil tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan pangan saat berbuka puasa, namun juga menjadi bagian dari tradisi dan budaya, memberikan warna dan kelezatan tersendiri menyambut Ramadhan.

Di sisi lain Eynda Marcello Bremana Sitepu atau yang kerap disapa Ello, merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta 2023 yang juga merupakan seorang non muslim menjawab ketertarikannya di bulan Ramadhan ini; “Makanan-makanannya, sama promo dan diskon belanja di online atau toko-toko si” jawab Ello. (29/03/24).

Tidak dipungkiri bahwa di saat bulan Ramadhan banyak sekali offline store maupun online store yang menyediakan berbagai promosi ataupun diskon yang menggiurkan, hal tersebut tentu saja menjadi hal yang menguntungkan bukan hanya bagi kaum muslim saja tetapi juga menguntungkan bagi pemeluk agama lain yang ingin berbelanja.

Dari jawaban kedua mahasiswa tersebut, dapat kita sadari bahwa berbagai hal di bulan Ramadhan seperti kulinernya, suasana yang tercipta, keuntungan komersial, dan hal lainnya menjadi daya tarik tersendiri bagi saudara kita dari pemeluk agama lain.

Ramadhan bukan hanya menjadi momen istimewa bagi umat muslim saja, namun juga memberikan pembelajaran dan inspirasi berharga bagi non muslim di seluruh dunia. Suasana persatuan, toleransi, kemurahan hati dan pengendalian diri yang menjadi ciri khas bulan suci ini memberikan setiap orang, tanpa kecuali, kesempatan untuk merasakan dan mengapresiasi nilai-nilai universal yang diusung Ramadhan. Semoga semangat kebaikan yang terkandung di bulan Ramadhan terus menginspirasi kita semua untuk menjalani kehidupan yang penuh cinta kasih, kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama, memperkuat persaudaraan antar agama dan membawa perdamaian bagi dunia.

Penulis : Ghina, Nayottami, Syafira, Syntia, dan Titi Ila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun