Bandar Lampung (28/7/2021), Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai mengharuskan masyarakat lebih inovatif dalam berusaha. Kebanyakan masyarakat di Kelurahan Segala Mider mempunyai usaha UMKM keripik dan merupakan sentral keripik pisang.
Salah satu masyarakat di lingkungan 1 Kelurahan Segala Mider memiliki sampingan sebagai pembudidaya ikan lele. Menilai budidaya ikan lele adalah salah satu kegiatan yang tidak memerlukan banyak modal dan mudah untuk dikembangkan. “Karena pandemi jadi saya memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya ikan lele yang dapat menambah penghasilan, budidayanya mudah dan modalnya juga ringan” tutur ibu Srialam Siregar.
Namun, karena budidaya hanya dijadikan usaha sampingan masyarakat membuat beberapa permasalahan muncul ditengah perjalanan diantaranya yaitu pembudidaya kerap mengalami kematian ikan sebelum masa panen walaupun lele termasuk komoditas perikanan yang kuat akan tetapi tidak menjamin bebas dari kualitas air dan penyakit ikan.
Perkembangan lele yang cukup lama juga membuat pembudidaya kerapmenunggu 2-3 bulan untuk sekali panen, “air kolam sering kali mengeluarkan bau yang tidak sedap dan pertumbuhan lele yang lama jadi harus menunggu waktu panen yang lumayan lama” jelas Srialam Siregar.
Kurangnya edukasi terkait penggunaan dan pembuatan probiotik pada pakan serta kolam ikan lele, membuat seorang mahasiswa KKN UNDIP, Synthiya Machdani menginisiasi untuk memperkenalkan probiotik kepada masyarakat pembudidaya ikan lele dan memberikan penyuluhan pembuatan probiotik yang praktis dan mudah secara mandiri, Probiotik tersebut berbahan dasar dari bakteri baik menjadi mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi ikan.
Manfaat probiotik ini diantaranya yaitu; meningkatkan nafsu makan ikan, melancarkan pencernaan ikan, meningkatkan daya tahan tubuh ikan, membantu meningkatkan penyerapan nutrisi kedalam tubuh ikan dan mengurangi bau tidak sedap pada kolam.
Probiotik ikan sudah banyak diperjualbelikan di pasaran namun, harganya yang kerap kurang bersahabat dengan kantong pembudidaya kecil sehingga pembuatan probiotik mudah dan praktis yang dapat dilakukan secara mandiri ini dapat menekan biaya pengeluaran pembudidaya skala kecil.
Penyuluhan pembuatan probiotik ini dilakukan dengan membuat video tutorial pembuatan probiotik ikan oleh mahasiswa, dan dikemas juga dengan leaflet panduan pembuatan mandiri yang informatif dan mudah dipahami serta pembuatan sample probiotik, kemudian tersebut dikirimkan ke pembudidaya di RT 5 LK 01 Kelurahan Segala Mider melalui whatsapp chat.
Selain video, leaflet dan probiotik diberikan secara langsung oleh perwakilan pembudidaya ikan lele yaitu ibu Srialam Siregar, hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan di tengah PPKM.
Antusiasme para pembudidaya terlihat ketika menerima leaflet panduan dan video yang telah dibuat mahasiswa KKN UNDIP, mempraktekan secara mandiri pada masing-masing kolam ikan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan probiotik cukup mudah ditemukan seperti yakult, air kelapa tua, tetes tebu yang dapat diganti dengan cairan EM4 perikanan atau gula merah, ragi tape, dan air sehingga nantinya para pembudidaya dapat dengan mudah membuat probiotik sendiri untuk diaplikasikan pada ikan lele.
Penyuluhan ini disambut baik oleh pembudidaya ikan lele “menarik untuk dicoba, semoga probiotik ini bisa menjadi solusi dari masalah pembudidaya ikan setempat” jelas ibu Srialam Siregar.
Penulis : Synthiya Machdani
Dosen Pembimbing : Nurhadi Bashit, S.T.,M.Eng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H