Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Penjelajah Waktu

19 Januari 2014   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13901426911333626555

[caption id="attachment_316926" align="alignnone" width="303" caption="exotichorizons.wordpress.com"][/caption]

Hujan pun turun pukul jutuh malam,

Turun dicelah retakan langit laksana kesedihan, kita basah pasrah dalam semua kenangan. Kenyataannya aku menggigil dan berlindung sesak di kata perpisahan,

Udara dingin pertengahan januari, mengirimkan geletar asing selembut ciuaman pertama saat pagi sehangat cahaya, begitu sederhana,

Tapi ini benar hujan,

Hujan yang bahan bakar bagi penjelajah waktu menuju masa lalu. Beruntunglah ia senantiasa turun tidak naik,

Hujan mengiring semua memori ke masa lalu, termenung cerita kita sudah kelantai bercampur debu, terbang mendendangkan lagu syahdu kesepian, biarlah hujan terus begini, sebagai kenangan yang akan kita lupakan,

Entahlah,

Untuk setiap air mata yang jatuh bersama derasanya hujan, biarlah kenangan bersamamu hanyut terbawa derasanya kesedihanku,

Kala aku jatuh terpuruk, semoga ada senyummu hadir memegang jemari asaku tuk naik dan membesuk lukaku yang koma oleh kecewa,

Namun,

Tetaplah hati ini terasa amat pedih kala dulu kau bilang iya tapi sekarang kau berkata tidak tanpa dosa.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun