Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perang Dalam Iklan Serta Teorinya

27 Januari 2014   20:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390830598130442161

.

Pertarungan sengit antara merek yang satu dengan merek lainnya sering kali terjadi. Pertempuran ini salah satunya dapat diamati dari tema iklannya. Merek yang satu menyerang merek saingannya. Merek yang diserang seringkali membalas dengan tema iklan balasan. Cirri iklan yang digunakan adalah perbandingan atau komparatif. Tema iklan ini berupaya sebisa mungkin untuk merendahkan merek pesaing dan mengunggulkan mereknya sendiri.

Gery bismart misalnya, biscuit yang ditujukkan untuk pasar anak ini head to head dengan biskuat yang lebih dulu di pasar. Iklan gery bismart dengan terangan-terangan menyatakan “ bisakuat aja nggak cukup “ kata “ bisa kuat “ sangat dekat dengan merek biskuat, hanya disisipi huruf a ditengahna. Iklannya mengklaim jika gery bismart memiliki kelebihan kolin.

Kategori yang lain, tic tac merek pilus dari dua kelinci mencoba menyerang pesaingnya. Iklan tic yac memanfaatkan product endonser pelawak basuki yang mengatakan “ walah-walah kamu kok ga nyoba tic tac. Ini gantinya pilus biasa …. “. Kata “ gantinya pilus biasa seolah mengesek merek pesaing yang lebih dulu.iklan komparatif ini cukup membuat kuping garudafood memanas. Buktinya meskipun sudah lebih dulu di pasar, pilus Garuda mau meladeni. Memakai product endonser komeng, iklan pilus garuda menyerang balik dengan mengatakan “ itusih pales… pilih pilus asli, pilus garuda “.

Diatas hanya beberapa contoh yang masih terlihat tak kasat mata, yang lebih vulgar lagi adalah iklan antara xtra joss melawan iklannya kuku bima ernergi dengan iklan x-tra joos yang menayangan “ buat cowok kok pake rasa “ ini jelas menyinggung competitor utamanya yakni kuku bima yang memang menyediakan berbagai varian rasa untuk minuman suplemen berenergi ini. Yang heboh lagi adalah obat masuk angin antara orang pintar dengan orang bejo. Yang ini tak usah saya jelaskan lagi. Yang jelas orang pintar sama orang bejo sama-sama manusia baik nasibnya.

Bagi yang suka menonton film perang, ada baiknya juga menonton perang iklan merek ini, dijamin kok perang iklan tidak kalah serunya. Setiap merek seolah-olah menggunakan amunisi yang akan dtembakkan ke pasaingnya. Pesaingnya yang tidak rela ditembak juga sering kali melakukan serangan balasan.

Ya, persaingan dalam pemasaran bisa terjadi pada marketing mix atau 4P : product, place, price, dan promotion. Persaingan dari segi iklan bisa dalam bentuk frekuensi tayang, jenis media yang digunakan, termasuk pesan iklannya. Dari segi pesan, biasanya serangan dilakukan dengan mengekspos serangan kelemahan pesaing. Lalu merek tersebut menonjolkan kelebihannya. Iklan perbandingan atau komparatif ads biasanya dipakai, kalau merek diserang merasa terganggu maka serangan balik pun dilakukan. Tujuannya tidak lain adalah meluruskan anggapan yang dijatuhkan oleh pesaing ke mereknya.

Perang dari segi pesan atau tema iklan akan memengaruhi persepsi konsumen. Pesan ini masuk ke otak atau kognitif konsumen. Perang persepsi pun bisa terjadi. Satu merek mengatakan kelemahan merek pesain, lalu pesain ganti menjelek-jelekkan merek yang menyerang tadi. Pesan iklan yang menjelekkan bisa menimbukan emosi pesaing sehingga tanpa memikirkan efektifitasnya melakukan iklan balasan. Pada tulisan saya diatas sudah saya berikan beberapa contohnya yang tampak secara vulgar serang menyerang yang malah membuat masayarakat khususnya yang melek akan tertawa terpingkal-pingkal “ kok sekarang iklan pada ababil ya “ batinku.

Mereka lupa, bahwa pesaing yang terjebak disini bisa terkuras sumber energy dan berbagai sumber dayanya tanpa hasil selain adu pamor saling menjatuhkan. Bisa dibayangkan kalau saling balas dari setiap tema iklan. Kapan akan berhenti? Paling-paling akan sadar setelah dana iklannya akan habis…..

Sekian,

Salam ngepuisi fiksi ^^

image rubrikbahasa.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun