kini aku telah terbiasa sendiri, rintik hujanlah yang menemani, ia berisik menyuruh bayangmu tuk pergi.
Hujan dan kenangan adalah dua sahabat karib yang selalu berpegangan tangan.
hujan bagai mana kalau rindu ini berakhir?? Apakah kebahagiaan kan menemui?? Atau kembali beribu bait puisi menulis luka??
Engkaulah daun kenang kenagan dari hujan,basah dan segar dalam genggaman.Ingin tetap kulihat kau segar meski hujan datang menghadang,
Pagi yang hangat, sehangat senyum itu, senyum yang tiba-tiba memberikan pelangi bagi hati yang sedang sendiri.
Tapi berbeda dari sudut lain,,,,
pagi ini tubuhku masih bersarung rindu. gigil oleh hati yang dingin nan sepi. meratapi hati yang terkotak-kotak.
Tentangmu, masih saja menggali mimpi walau terbangun sudah memecah harap. dan tentangku, tidur pulas membangun pusara
Namun...
Perempuan itu melihat, tapi yg dilihat hanya cinta meski duka menutupinya_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H