Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Embun Rindu

29 Desember 2012   01:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kini aku telah terbiasa sendiri, rintik hujanlah yang menemani, ia berisik menyuruh bayangmu tuk pergi.

Hujan dan kenangan adalah dua sahabat karib yang selalu berpegangan tangan.

hujan bagai mana kalau rindu ini berakhir?? Apakah kebahagiaan kan menemui?? Atau kembali beribu bait puisi menulis luka??

Engkaulah daun kenang kenagan dari hujan,basah dan segar dalam genggaman.Ingin tetap kulihat kau segar meski hujan datang menghadang,

Pagi yang hangat, sehangat senyum itu, senyum yang tiba-tiba memberikan pelangi bagi hati yang sedang sendiri.

Tapi berbeda dari sudut lain,,,,

pagi ini tubuhku masih bersarung rindu. gigil oleh hati yang dingin nan sepi. meratapi hati yang terkotak-kotak.

Tentangmu, masih saja menggali mimpi walau terbangun sudah memecah harap. dan tentangku, tidur pulas membangun pusara

Namun...

Perempuan itu melihat, tapi yg dilihat hanya cinta meski duka menutupinya_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun