Senja yang menua
Secangkir kopi dan rindu yang mengekspektasi
Jingga yang lenyap dilahap gelap, rindu ini tak juga lelap
.
Senja merumah
Pada malam dengan senyuman
Tapi kedua mataku masih menantap temu
Warna jingga, yang selalu menjelma bayanganmu
.
Perasaan ini bukan nyawa
Yang akan hilang seketika saat peluru menembus hatiku
Lihatlah, ada yang tumbuh mengakar di sini
.
senja begitu menawan untuk hati yang kehilangan
Sisa satu peluru pada pistolmu
Tembak aku
Lalu pergi!
.
Aku kira aku akan mati tertembak
Tapi nyatanya
Aku tewas hanya dengan satu senyuman dari bibirmu
.
image sangbaco.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H