Sekitar delapan ratus sembilan belas penduduk Sumatra Selatan terdampak penyakit Demam Berdarah Dengue periode Januari hingga Februari tahun 2020 yang tiga antaranya telah meninggal dunia yang bersal dari Muratara, Muara Enim dan Banyuasin.
Demam Bedarah Dengue merupakan penyakit menular, berasal dari gigitan nyamuk yaitu nyamuk Aedes aegypti dan juga Aedes albopictus.
Nyamuk Aedes aegypti dan juga Aedes albopictus yang merupakan penyebab Demam Bedarah Dengue aktif di pagi sampai sore hari. Penularan terjadi saat nyamuk mengigit serta menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi viruss dengue, lalu nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus dengue akan menginfeeksi orang lain tersebut.
Faktor risiko terjadinya Demam Berdarah Dengue
- Pernah terinfeksi sebelumnya
- Berada di daerah tropis
- Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah atau imunokompromais seperti bayi, balita, dan orang lanjut usia.
Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue awalnya ringan tetapi berkembang menjadi parah jika telat ditangani serta akan terlihat dalam 3 sampai dengan 7 hari setelah digigit nyamuk carier Demam Berdarah Dengue.. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:
- Demam tinggi
- Sakit kepala atau Cephalgia
- Myalgia atau sakit sendi
- Nyeri pada belakang mata
- Penuruna nafsu makan
- Vomitus atau muntah
- Pembesaran KGB
- Muncul bitnik kemerahan
- Perdarahan dari hidung, organ dalam, dan lain-lain.
Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus DBD Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah menghimbau jajaran pemerintah daerah melalui surat edaran Menteri Kesehatan RI nomor PV.02.01/Menkes/721/2018 untuk:
- Upaya penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M plus ditingkatkan dengan cara mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.
- Surveilans kasus faktor risiko terhadap demam berdarah dengue, diantaranya melalui kegiatan Pemantauan Jentik Berkala.
- Pokjanal DBD pada berbagai tingkatan RT, RW, pedesaan, kelurahan, kecamatan, kabupaten & kota serta provinsi.
- Kapasitas sumber daya pencegahan DBD, meliputi peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, biaya dan peralatan.
- Penerbitan Surat Edaran Gubernur kepada Bupati atau Walikota dalam upaya penanggulangan kasus DBD.
Untuk mewujudkan penanggulangan KLB DBD diperlukan kesiapsiagaan dari pemerintah dimaulai dari daerah, kemudian pihak swasta serta diperlukannya peran masyarakat untuk dalam mewujudkan pencegahan penularan penyakit DBD, dengan cara PSN 3M Plus secara berkala dan pemantauan jentik.
