Desa Lumeneng, Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan (09/08/2023) - Hingga kini limbah masih menjadi isu nasional yang belum bisa teratasi secara tuntas. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 19,45 juta ton timbulan sampah sepanjang 2023. Limbah rumah tangga terdata menyumbang andil cukup besar yaitu 39,63% dari jumlah total sampah tersebut.
Di Desa Lumeneng, Pekalongan, salah satu masalah utama yang perlu perhatian lebih oleh masyarakat setempat ialah masalah lingkungan (pembuangan limbah sembarangan). Limbah rumah tangga yang dihasilkan seringkali dibakar atau dibuang begitu saja di kebun belakang rumah. Hal tersebut tentunya menimbulkan banyak dampak negatif termasuk penurunan kualitas air dan menjadi sumber penyakit. Oleh karena itu, penyebaran informasi terkait pengolahan limbah rumah tangga secara tepat dan sesuai perlu ditingkatkan agar masyarkat semakin sadar pentingnya menciptakan lingkungan hidup yang bersih.
Permasalahan terkait limbah air cucian beras yang belum mendapat penanganan memadai menjadi tantangan dalam manajemen limbah pangan. Air cucian beras, yang mengandung sisa-sisa pati, nutrisi, dan senyawa organik, sering kali dibuang begitu saja tanpa diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan solusi yang lebih berkelanjutan seperti mengubah air cucian beras menjadi pupuk organik cair, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dan memanfaatkan potensi bernilai dari limbah tersebut.
Pupuk cair organik merupakan salah satu alternatif berkelanjutan dan ramah lingkungan yang semakin diminati dalam pertanian modern. Dihasilkan dari sumber alami seperti kompos, pupuk hewan, dan bahan tumbuhan, pupuk cair organik memberikan sejumlah manfaat bagi tanaman serta ekosistem. Kandungannya yang kaya akan nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tidak seperti pupuk sintetis, pupuk cair organik melepaskan nutrisi secara perlahan, memberikan pasokan yang stabil dan seimbang kepada tanaman, serta mengurangi risiko terjadinya aliran dan perkolasi nutrisi.
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023 Program Studi Biologi, Sylvia Fathin Maliihah, telah melaksanakan program kerja monodisiplin berupa pendampingan pemanfaatan limbah air cucian beras sebagai bahan dasar Pupuk Organik Cair (POC). Kegiatan tersebut dilakukan pada 28 Juli 2023 di Balai Desa dalam bentuk sosialisasi dan demonstrasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) kepada Kelompok Tani dan ibu-ibu PKK Desa Lumeneng. Program kerja ini diadakan sebagai salah satu upaya dari solusi pengurangan limbah rumah tangga. Materi yang disampaikan mulai dari cara pembuatan POC menggunakan air cucian beras hingga cara penggunaan pupuk organik cair tersebut.
Ibu-ibu PKK dan Kelompok Tani yang hadir memberikan respon positif dengan menyimak dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan dengan baik, serta aktif mengajukan pertanyaan selama sesi diskusi. Selain itu, warga Desa Lumeneng tersebut juga menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi saat pembagian beberapa sampel produk Pupuk Organik Cair (POC).
Dengan terlaksananya program KKN ini, diharapkan masyarakat dapat mengurangi pembuangan limbah organik rumah tangga secara sembarangan. Selain itu, masyarakat juga mampu mengimplementasikan pengolahan limbah organik yang lebih baik dengan membuat produk bermanfaat seperti pupuk organik cair.
Penulis: Sylvia Fathin Maliihah (24020120140167)
Fakultas/Jurusan: Fakultas Sains dan Matematika/Biologi
DPL: Pangi, S.T., M.T
Lokasi KKN: Desa Lumeneng, Kecamatan Paninggaran, Pekalongan
KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H