Mohon tunggu...
Sylvia Nidya Inandi
Sylvia Nidya Inandi Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Swasta

Travel, learn, and get inspired

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Selain Songket, Kain Jumputan Tak Kalah Eksis di Palembang

19 Januari 2025   15:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:36 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti Songket, Kain Jumputan juga merupakan kain khas masyarakat Palembang. Kain ini memiliki bahan yang lembut dengan ragam motif yang estetik dan cantik. Dengan motif yang beragam, kain ini tak kalah elegan dengan kain khas Palembang lainnya seperti Songket, Tajung, Blongsong, Prada, dan Batik Jupri. Meskipun dibuat dengan proses yang sama namun corak antara satu kain dengan kain lainnya bisa dipastikan tidak serupa. Hal ini menambah kesan eksklusif bagi pemakainya. Walaupun namanya tidak setenar songket, namun kain ini sudah mulai dilirik mancanegara. Terbukti kain tersebut memecahkan rekor Muri dalam Event South Sumatra Millennial Road Safety Festival Maret 2019 dengan kategori kain terpanjang sedunia berukuran 1.117 meter yang saat itu dibentangkan di kawasan Pasar 16 Ilir dan Jembatan Ampera Palembang.

Sejarah Kain Jumputan Palembang

Sejarah kain ini juga tak berbeda jauh dengan Kain Songket, dimana teknik pembuatan kain ini dibawa dari Tiongkok yang kemudian berkembang di India dan wilayah-wilayah di Nusantara. Namun, kelompok yang berjasa dalam membawa batik jumputan ini ke Indonesia adalah para pedagang dari India. Teknik pembuatan Jumputan ini disambut antusias masyarakat Indonesia. Pasalnya, motif ini hadir dengan berbagai rangkaian warna yang sangat cerah. Motif batik Jumputan memang dibawa dari Tiongkok, namun pada perkembangannya dipengaruhi oleh daerah masing-masing.

Aneka Jumputan Palembang (Sumber: Facebook/Charming Palembang)
Aneka Jumputan Palembang (Sumber: Facebook/Charming Palembang)

Motif Titik Tujuh menjadi Eksistensi Kain Jumputan Palembang

Pada awalnya kain jumputan berasal dari bahan sutra, namun pada perkembangannya jenis kain blaco, mori prima dan primissima bisa menjadi bahan utama pembuatan jumputan. Secara harfiah, jumputan adalah motif kain tenun dengan ragam bentuk yang dibuat mengikuti penutupan bagian atau pola hias tertentu. Biasanya, jumputan dibuat dengan cara membuat terlebih dahulu jelujur pada benang kain sesuai pola yang kemudian dimasukkan larutan pewarna. Intinya, teknik pembuatan Kain Jumputan adalah membentuk, mengikat, dan mencelup. Ciri khas Kain Jumputan Palembang adalah motif titik tujuh. Jumputan titik tujuh merupakan motif berupa titik-titik kecil yang mengelilingi satu titik yang besar dan semuanya berada dalam satu lingkaran. Selain motif titik tujuh terdapat pula motif lain, yakni kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, cuncung (terong), bintang lima, dan bintik-bintik. Motif kain Jumputan Palembang umumnya menggunakan dua sampai tiga warna, yaitu merah, hijau, dan kuning. Supaya lebih aman, beberapa pengrajin juga menggunakan pewarna alami seperti gambir, bunga kecubung, kayu damar, nila dan lain-lain.

Jumputan Palembang (Sumber: Instagram/Pariwisata.Palembang)
Jumputan Palembang (Sumber: Instagram/Pariwisata.Palembang)

Begini Cara Membuat Kain Jumputan Palembang

Sebelum membuat Kain Jumputan, hal yang paling utama dilakukan adalah membuat motif. Pembuatan motif ini harus benar-benar di perhatikan. Selanjutnya, tahapan melukis pola yang dilanjutkan dengan proses ikat-jahit. Kemudian, proses pewarnaan. Pencelupan warna motif ini dilakukan secara manual. Semakin sering dicelup maka warna yang dihasilkan pun akan semakin bagus. Paling tidak butuh 10 hingga 20 kali pencelupan agar hasilnya bagus. Terakhir, tahap pengeringan dengan menjemur Kain Jumputan selama kurang lebih 2 hari hingga benar-benar kering.

Jumputan Palembang (Sumber: Instagram/Pariwisata.Palembang)
Jumputan Palembang (Sumber: Instagram/Pariwisata.Palembang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun