Mohon tunggu...
Sylvia Dewi
Sylvia Dewi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik yang saat ini tengah menggeluti studi jurnalistik. sedikit bermasalah dengan kemampuan menyampaikan pendapat secara lisan, dan saat ini tengah belajar untuk mengutarakan pendapat-pendapatnya melalui tulisan. sementara cukup sekian. "...tak perlu takut untuk mencoba dan melakukan kesalahan, karena kita bisa kembali ke persimpangan jalan yang sama untuk mencoba jalan lainnya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju Bhineka Tunggal Ika

7 Februari 2011   08:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antar agama di Indonesia tidak kunjung menemukan titik penyelesian. Sepertiombak, konflik tersebut mengalami pasang surut. Tiba-tiba saja terjadi penyerangan terhadap beberapa orang yang berasal dari satu agama. Pelakunya kemudian diduga berasal dari agama lain. Setelah didapat kebenaran, suasana tegang antar agama kembali mereda. Seolah tidak belajar dari konflik-konflik sebelumnya, permasalahan antar agama kembali muncul di lain waktu dan tempat. Bhineka tunggal ika menjadi suatu hal yang amat sulit diwujudkan.

Masyarakat Indonesia sepertinya masih kurang dapat memilah permasalah pribadi dan kelompok. Apa yang diperbuat oleh seseorang seringkali dinyatakan sebagai perbuatan agama tertentu. Dari situlah muncul pertikaian antar agama. Menyalahkan agama tertentu untuk suatu hal yang diperbuat oleh seseorang.

Menengok kasus pengeboman WTC oleh Osama Bin Laden yang menggemparkan dunia. Agama Islam mendapatkan cap buruk hanya karena Osama Bin Laden adalah seorang muslim. Seorang filmmakermengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah film berjudul “My Name Is Khan”. Kasus yang sama yang menimpa umat muslim di Indonesia. Pengeboman yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia memberikan cap buruk bagi agama Islam di Negri ini.

Baru – baru ini terjadi penyeragan terhadap anggota jamaah ahmadiyah. Dengan amat cepat, beredar kabar simpaing-siur di dunia maya mengenai siapa yang menjadi pelaku penyerangan tersebut. Permasalah ini tak lepas dari konteks agama. Kelompok tertentu telah disinggung sebagai pelakunya. Kira-kira sampai kapan singgung-menyinggung serta tuduh menuduh ini akan terus berlangsung? Apakah perlu menunggu Gajah Mada kedua untuk memperbaharui sumpah palapa? “Bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrowa”. Kalimat tersebut sudah lama tidak diperhitungkan oleh masyarakat. Masyarakat sibuk memperdebatkan ajaran mana yang paling benar dan paling baik. Sibuk menggunjingkan agama tertentu atas kesalahan yang diperbuat salah seorang pemeluknya.

Kesatuan antar umat beragama mewujudkan kedamaian hidup bersama. Kedamaian hidup merupakan dambaan setiap orang. Hal pertama yang sepertinya perlu disusun kembali untuk mewujudkan kesatuan dan kedamaian tersebut adalah cara pandang masyarakat. Masyarakat perlu memandang setiap orang secara personal. Setiap orang adalah pribadi yang berbeda, meskipun mereka berasal dari agama yang sama.

Tidak ada pola kejahatan yang dapat diidentifikasi sebagai pola kejahatan agama tertentu. Diluar ibadah, perilaku orang adalah tanggung jawab pribadi orang tersebut. Bila masyarakat secara terbuka dapat menerima cara pandang tersebut, satu langkah besar lebih maju bagi Negara kita untuk mencapai kesatuan umat beragama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun