Rasa canggung menyelimuti kita berdua, seakan tidak bias mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut ini, dia menanyakan kabar ku dengan senyuman yang begitu manis, suasana seketika berubah saat aku melihat wajah nya, terasa sangat berbeda saat terakhir kita bertemu, satu kata yang bisa mendefinisikan semuanya 'cantik'.Â
Aku pun membuka pembicaraan dengan dia, menanyakan banyak hal tentang dia begitupun dengan dia yang penasaran akan banyak hal tentangku, sampai tak terasa kita terlarut dalam tawa seakan lupa akan kegelisahan yang sedang ku alami ini, tak terasa sudah lama aku bicara dengan nya, ku putuskan untuk pulang bersama nya.
Disepanjang jalan ku menceritakan semua apa yang kualami kepada nya, dia pun merespon dengan baik dan memberi beberapa saran untuk ku, aku bersyukur bisa bertemu dengan dia seakan aku sudah lupa akan semua masalahku.Â
Tiba dipersimpangan jalan dia membuat janji denganku untuk bertemu minggu depan di tempat yang sama, aku menyetujui nya dengan harapan akan ada tempat baru untuk ku bercerita, dia mengucapkan selamat jalan, aku pun pergi dengan arah yang berlawanan dengan nya.
Sudah beberapa hari berlalu saat terakhir bertemu dengan Imelda, rasa nya sangat berbeda setelah bercerita kepada nya, seperti ada yang menghilang dari pikiranku, seperti ada yang menggantikan akan tentang dia yang selama ini ku benci, aku sangat berterima kasih kepada nya.Â
Malam ini adalah malam sebelum aku akan kembali bertemu dengan Imelda, tidak tahu mengapa aku merasa senang sangat senang, jantungku berdebar tak terhenti seperti ingin meledak seperti ingin teriak, mungkin kah aku jatuh cinta pada nya?, jika iya aku harap tidak secepat ini tuhan.
Aku kembali kesebuah tempat saat bertemu Imelda, sesuai janji nya aku pergi kesana dengan waktu yang sangat tepat tidak kurang sedikit pun, aku berharap dia akan datang tepat waktu agar aku bisa lebih lama bersama nya.Â
Sudah satu jam ku menunggu Imelda tak kunjung datang dia tak ada kabar hingga saat ini, ku mencoba bersabar ku lihat orang-orang di sekitarku berharap dia disini tetapi yang kulihat hanya lah orang asing yang memandangiku seperti setengah curiga, sudah lah mungkin hanya angan-angan ku saja untuk bertemu dia.
Ku nikmati secangkir kopi dan memandangi ke arah jendela untuk membunuh waktu yang terus berjalan dengan harapan yang masih sama, ku lihat sebuah tanaman yang berbunga dibulan desember sangat indah bermekaran tanpa ada beban tanpa ada halangan untuk terus bermekaran hingga akhir nya gugur.Â
Imelda mungkin akan senang melihat bunga ini, karena semasa kecil nya dia sangat suka dengan scadoxus, andai saja dia ada disini bersama ku menikmati secangkir kopi memandangi bunga scadoxus sambal tertawa riang.
Mungkin bukan waktu nya untuk ku bertemu dia, ku langkahkan kaki meninggalkan tempat itu, namun saat ku akan membuka pintu kulihat Imelda sedang menangis didepan mata ku, ku bergegas menghampiri nya dan menanyakan apa yang terjadi pada nya,dia menangis didekat ku sambil ku menenangkan nya dia bercerita bahwa dia melihat orang tua nya berdebat dan akan bercerai dalam waktu dekat, dia menangis begitu dalam sampai tak sadar dia memeluku erat dan berkata 'hanya kau yang ada disaat aku menangis seperti ini.'Â