Mohon tunggu...
sylva juliantywardani
sylva juliantywardani Mohon Tunggu... Akuntan - pelajar

----

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Scadoxus

27 Februari 2020   06:12 Diperbarui: 27 Februari 2020   06:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Desember, bulan dimana menandakan akhir dari semua bulan yang ada dan menandakan bahwa tahun yang baru akan segera dimulai. Desember bagiku adalah bulan dimana semua kejadian yang ku alami berakhir, entah senang atau sedih, entah rindu atau benci, entah suka atau tidak suka, semua berakhir begitu saja tanpa kata pamit tanpa kata maaf. 

Ingin rasanya semua kembali pada hari itu, dimana aku memulai kejadian ini dan dimana aku akan mengakhiri nya. Tapi apakah semua bisa terulang kembali seperti yang ku inginkan?. Detik demi detik terus berjalan tanpa ada jeda, tanpa ada kata, tanpa ada rasa, seperti ingin membunuh perlahan-lahan, andai saja aku bisa menghentikan waktu yang terus berjalan.

Hari terus berjalan tanpa henti, disini ku mencoba memikirkan apa yang seharusnya kulakukan sebelumnya. Ku mencoba mencari dalam-dalam tapi yang kutemukan hanyalah penyesalan, seakan akan tidak bisa lupa akan yang kau lakukan, kucoba memaafkan tapi hanya benci ku rasakan. 

Bingung rasanya menjadi seorang pria yang tidak pernah luput dari kesalahan, apa yang kulakukan, apa yang kurasakan, hanyalah sebatas kekesalan dan kesalahan bagimu. Sudahlah tidak ada gunanya bagiku untuk memikirkan seseorang yang telah jauh pergi meninggalkanku.

Tak terasa hari terus berganti, ku terus berusaha melupakan angan-angan mu yang seakan tidak mau hilang dari ingatanku. Ingin sekali rasa nya mencoba menghilangkan dirimu sesaat, tapi semakin ku mencoba tuk melupakan semakin berat hatiku tuk meninggalkan. 

Tuhan, apa yang harus ku lakukan? Apakah ini cobaan yang engkau berikan? Tidak kah ada hari tuk melupakan semua ini? apakah ada seseorang yang mampu membantuku untuk menghilang kan dia dari duniaku? tolong berikan ku jalan untuk melewati semua ini tuhan.

Cinta yang ku rasakan hanya bisa kunikmati sendiri, tanpa ada kamu yang melangkapi semua nya, sakit rasa nya memiliki cinta yang seperti ini. Kepada cinta, ku ingin kau kembali kepadaku, mungkin itu hanya angan-anganku saja, perasaan tidak bisa disalahkan bukan?. Kucoba menghubungi mu, walau tidak mungkin untuk kembali setidaknya ku bisa mendengarkan sepatah kata darimu. 

Ini lah yang dinamakan rindu tak terbalas, beberapa kali ku menghubungimu, yang ku dapat hanyalah jawaban seorang oprator yang mengatakan 'maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi'. Secepat itukah kau melupakan ku? Tidak kah kau ingat sedikitpun apa yang pernah kita lalui?

Mungkin benar kau sudah melupakan ku, seakan aku jalan sendiri, seperti kau memisahkan jalan denganku. Terkadang ku memikirkan kata yang kau ucapkan kepadaku 'aku benar-benar mencintaimu.', apa kau benar benar mencintaiku? Apa itu hanya omong kosong darimu saja? Supaya aku larut dalam jebakan cintamu? Tidak tau apa yang kau pikirkan saat itu, aku benar benar kecewa padamu.

Ku langkahkan kaki ku, berharap bisa menemukan seuatu yang bisa membuat ku lupa akan dirimu. Di sebuah bangunan tua, terdapat sebuah tempat yang sering ku kunjungi untuk melepas beban dunia ini, secangkir kopi dengan aroma khas menemani ku dimalam yang sepi, disebuah meja kayu ku tuliskan kegelisahan ku dalam secarik kertas, berharap semua akan terlupakan saat ku menuliskan apa yang ada dalam hati dan pikiran ini. 

Semua begitu indah saat ku tuliskan awal dari kisah kau dan aku, tak terasa waktu begitu cepat berlalu,ku lihat jam yang bergantung pada salah satu dinding yang menunjukan waktu sudah larut malam, tak sadar saat ku kembali melihat tulisan ku ada seorang wanita duduk manis disampingku, terkejut saat ku melihat nya ternyata dia teman masa kecil ku Imelda, ku mencoba menyapa nya dengan kata yang terbata-bata dia menjawab nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun