"Ku ingin membiarkan hati yang rapuh ini, dengan genggaman sekuntum mawar yang sudah tak wangi, dan sedikit keajaiban yang tak pasti (Silivester Kiik)".
MATA KATA
mereka telah pergi jauh
dengan uluran tangan kehampaan
tak lagi peduli
antara dua jalur "kebenaran dan kebohongan"
mereka meninggalkan bekas
antara satu sisi dan lainnya
dan menyimpan luka
untuk melihat dan mengingat kata yang tak pernah usai.
MENYULAM BAIT-BAIT RINDU
di sini !!!
di pintu batas kota
masih saja menyimpan rindu
pada tiap-tiap lembar yang polos
menyulamnya jadi potret kenangan
di sini !!!
masih saja pada catatan waktu
dengan jejak-jejak kaki yang sama
dengan sejumlah peka yang sama pula
biarlah pangkuanmu menyatukan hal yang abadi.
RAPUH
Ku ingin membiarkan hati yang rapuh ini,
Dengan genggaman sekuntum mawar yang sudah tak wangi,
Dan sedikit keajaiban yang tak pasti.
PUING-PUING USANG YANG TERCATAT