Gunung Bromo identik dengan keindahan alamnya yang indah. Sebuah gunung api di wilayah Jawa Timur ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut. Gunung Bromo berada di antara Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Gunung Bromo sangat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Sebuah perjalanan yang minim persiapan kami mulai dari kota dingin Malang tepatnya Jumat, 22/09/2017. Menggunakan sepeda motor yang rata-rata berjenis matic mencoba untuk mengobati rasa kangen akan keindahan kawasan Gunung Bromo. Terdiri dari sembilan orang perempuan dan tujuh orang laki-laki. Pukul 14.15 WIB kami berkumpul untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat. Pukul 14. 55 WIB kami berdoa bersama dan memulai perjalanan. Suasana kebersamaan selalu terikat erat oleh tali persaudaraan ketika kontras cahaya lampu jalan mengiringi detik demi detik perjalanan kami.
Kami sepakat menyewa sebuah rumah untuk menginap bersama sambil menunggu  waktunya (03.00 WIB) menuju ke puncak Gunung Bromo. Bersama-sama  mencari warung makan di sekitar penginapan sekaligus menghilangkan  kelelahan yang masih terpaut erat pada setiap wajah. Setelah makan malam  bersama, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat. Pada pukul  02.30 WIB kami segera bersiap diri untuk menuju ke puncak Gunung Bromo.
Dinginnya puncak Gunung Bromo kami taklukan. Rupanya kegelapan masih terus bermesraan dengan cahaya bulan dan jutaan bintang hingga belum nampak cahaya sang surya yang telah dinantikan oleh ratusan wisatawan. Seorang petugas mengantarkan kami pada area yang bisa melihat cahaya sang surya mengelimuti puncak Gunung Bromo. Bermodalkan penerang senter dari handphone bergegaslah kami mengikuti arahan petugas tersebut. Kami sudah siap untuk mengabadikan moment indah ini dengan penuh keceriaan.
 Detik-detik yang dinantikan para wiasatawan akhirnya tiba. Ketika mentari mulai memunculkan senyiumnya dari arah Timur ketinggian puncak Gunung Bromo yang akan bersanding jua dengan sapaan keindahan kabut di puncak Gunung Bromo, sekitar pukul 05.00 WIB (23/09/2017). Walaupun tidak nampak keseluruhan dari aura sang surya karena kabut tebal yang menghalanginya. Tetapi setidaknya sang surya telah memancarkan pesonanya pada kami yang telah siap menunggunya dengan penuh harap. Jepretan kamera mulai bersahutan menyapanya dengan mengabadikan landscape dari berbagai sudut keindahan. Sungguh indah, cantik, dan mempesona seolah-seolah berada di negeri atas awan seperti yang diceritakan para legenda dongeng.
Gunung Bromo yang terkenal akan lautan pasirnya yang sangat indah dikelilingi pula oleh rerumputan yang sangat luas menghiasi puncak sekitar kawah Gunung Bromo. Walaupun perjalanan ke kawah Gunung Bormo sangat berdedu, tetapi tidak terasa karena keindahan yang disuguhkan benar-benar membius setiap pandangan mata. Setelah berjuang keras melewati lautan pasir yang penuh debu, akhirnya tiba waktunya untuk mendaki tangga menuju puncak kawah.
Agar mencapai puncak kawah, diperlukan tenaga ekstra karena jarak dari tempat parkiran dan kawah tersebut cukup jauh dan menanjak. Tiada kata menyerah dan putus asa bagi kami. Kami pun bersiap untuk segera menelusuri tangga untuk segera tiba di puncak kawah. Sungguh indah pemandangannya. Kepulan asap yang keluar dari kawah bisa kami saksikan secara langsung. Wajah penuh ceria karena terobati dengan melihat langsung kawah Gunung Bromo yang masih berstatus aktif.
Moment indah ini pun kami abadikan sebagai kenangan yang tak terlupakan. Setelah merasa puas akan keindahan kawah Bromo, lautan pasirnya, dan kecantikan dari berbagai sudut kawah Bromo, kami beristirahat sejenak dan memutuskan untuk kembali ke Malang. Semuanya tiba dalam keadaan sehat selalu. Terima kasih kepada Tuhan atas anugerah terindahnya.