Mohon tunggu...
Andreanus Sukanto
Andreanus Sukanto Mohon Tunggu... -

opini bukan fakta tapi opini yang baik berdasarkan fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanam Budaya Lewat Manga

20 Agustus 2014   20:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manga atau yang dikenal oleh orang Indonesia sebagai Komik Jepang. merupakan bacaan setiap lapisan masyarakat di Jepang, tidak hanya terbatas pada anak-anak maupun remaja, orang dewasa di Jepang pun cukup menyukai karya-karya mangaka (pengarang cerita dan/atau penggambar manga). Industri komersial manga pun cukup sukses mengingat perkembangannya yang sudah dimulai pada tahun 1950an hingga sekarang, namun kesampingkan soal dampak manga terhadap perekonomian, yang ingin saya bahas adalah dampak manga terhadap budaya.

Manga merupakan cerita bergambar, oleh karenanya manga lebih mudah menarik pasar anak-anak maupun remaja. Sebagai pembaca manga, entah kebetulan atau tidak, saya merasa manga yang saya baca mengandung cukup banyak pesan moril yang lebih mudah ditangkap ketimbang anda membaca Kitab Suci agama, buku-buku filsafat maupun buku biografi orang terkenal. terdapat pesan moril yang sangat umum akan kita temukan dalam semua manga yang juga merupakan filosofi hidup orang Jepang, yaitu Ketekunan, Kerja Keras, dan Pantang menyerah. contoh pada Manga Naruto, karakter utama yang namanya menjadi judul manga tersebut pada awalnya merupakan tokoh yang tidak memiliki kemampuan spesial, namun dalam perkembangannya, ia berhasil mencapai hal-hal yang ia ingin buktikan kepada orang sekitarnya, Kuncinya adalah Kerja Keras.

Sengaja atau tidak, nilai-nilai yang ditanam dalam manga ini sebenarnya merupakan salah satu alat pendidikan nilai moral bagi orang tua kepada anaknya. nilai-nilai filosofis orang Jepang yang sukses mengangkat mereka dari Negara yang kalah perang pada Tahun 1945 menjadi salah satu negara adidaya pada 2014 ini tidak lain berasal dari ketekunan, profesionalisme dan kerja keras! hal-hal ini pula yang menurut saya ingin ditanamkan para mangaka kepada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang membaca karya mereka, tidak hanya di Jepang, tetapi diseluruh dunia bahwa bakat tidak berguna bila tidak diasah dengan kerja keras, karena tidak ada yang instan di dunia ini, semuanya memerlukan pengorbanan dan perlu dibangun setahap demi setahap.

Apakah dampak Manga di Jepang memang seperti itu? saya tidak dapat memastikan karena tulisan ini hanya opini saya terhadap dampak manga kepada diri sendiri. tapi ingatlah satu hal bahwa segala sesuatu mengandung 2 unsur, negatif maupun positif, selalu ada hal negatif yang dapat dipetik dari segala sesuatu yang positif, begitu pula sebaliknya. Semua kembali ke manusia itu sendiri memandang dari perspektif mana yang ia lebih sukai.

sebagai penutup, saya ingin menuliskan quote dari komik slamdunk karya Takehiko Inoue

" Never Give Up, The moment you give up than the match is already finished"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun