Mohon tunggu...
Syivian
Syivian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Studi Budidaya Mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo: Teknik dan Tantangan yang Dihadapi Petani

1 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto mahasiswa UMPwr memanen mentimun

Studi Budidaya Mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo: Teknik dan Tantangan yang Dihadapi Petani


Pendahuluan

Mentimun (Cucumis sativus) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati, baik di pasar domestik maupun internasional. Keunggulan utama dari tanaman ini adalah masa panennya yang relatif cepat. Artikel ini menyajikan hasil wawancara dengan dua petani mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, yaitu Bapak Sugiyarno dan Ibu Anisa Rahmayanti. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mereka membudidayakan mentimun, faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, serta tantangan yang dihadapi selama proses budidaya.

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara langsung terhadap dua narasumber yang merupakan petani mentimun di Desa Triwarno. Wawancara ini mengungkap berbagai informasi penting mengenai cara budidaya, kendala yang dihadapi, serta upaya yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah dalam budidaya mentimun.

Hasil Wawancara

1. Tanaman Apa yang Dibudidayakan?

   Petani di Desa Triwarno, seperti Bapak Sugiyarno dan Ibu Anisa Rahmayanti, memilih untuk membudidayakan mentimun jenis Yatavi. Mereka memilih jenis ini karena memiliki masa panen yang cepat, yaitu sekitar tiga bulan, lebih singkat dibandingkan jenis mentimun lainnya. Kecepatan panen ini membuat mereka bisa segera memanen dan menjual hasilnya, yang tentu saja menguntungkan secara ekonomi.

2. Bagaimana Cara Memperbanyak Tanaman Mentimun?

   Untuk memperbanyak tanaman mentimun, petani di Desa Triwarno menggunakan beberapa teknik perawatan. Salah satunya adalah dengan menyemprotkan cairan pada bunga, daun, dan buah tanaman. Selain itu, mereka juga rutin memberikan pupuk dan melakukan penyiraman dengan intensitas yang cukup. Hal ini penting karena mentimun membutuhkan banyak air untuk tumbuh dengan baik.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mentimun

   Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mentimun antara lain kekeringan dan serangan hama, terutama lalat buah. Kekeringan dapat menyebabkan tanaman mentimun kekurangan air, yang berdampak pada layunya tanaman. Sementara itu, serangan lalat buah dapat merusak bunga dan buah, mengurangi hasil panen dan kualitas tanaman.

4. Kendala yang Sering Dihadapi

   Salah satu kendala utama yang dihadapi petani di Desa Triwarno adalah kekeringan. Tanaman mentimun sangat membutuhkan air untuk tumbuh dengan baik, sehingga selama musim kemarau, tanaman cenderung mengalami kekurangan air. Untuk mengatasi masalah ini, petani menyiram tanaman secara rutin, beberapa hari sekali, agar tanaman tetap terjaga kesehatannya dan tidak layu.

5. Upaya Meningkatkan Produktivitas

   Untuk meningkatkan hasil panen mentimun, petani di Desa Triwarno melakukan beberapa tindakan penting. Mereka memberi pupuk secara rutin untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan menjaga kesehatannya. Selain itu, mereka juga melakukan penyemprotan pada bunga, daun, dan buah untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Penyiraman yang cukup juga menjadi faktor penting untuk memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang dibutuhkan.

Foto mahasiswa UMPwr membantu memanen mentimun
Foto mahasiswa UMPwr membantu memanen mentimun

Pembahasan

Budidaya mentimun di Desa Triwarno menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai tantangan, seperti kekeringan dan serangan hama, petani dapat meningkatkan produktivitasnya dengan perawatan yang tepat. Penyiraman yang teratur, pemupukan yang cukup, dan pengendalian hama adalah faktor-faktor penting yang harus diperhatikan. Pemilihan varietas mentimun yang sesuai dengan kondisi setempat juga mempengaruhi keberhasilan budidaya. Jenis Yatavi yang dipilih oleh petani di desa ini, misalnya, memiliki masa panen yang lebih cepat, sehingga memudahkan petani untuk mendapatkan hasil dalam waktu singkat.

Foto mahasiswa UMPwr memanen mentimun
Foto mahasiswa UMPwr memanen mentimun

Kesimpulan

Budidaya mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, memperlihatkan bahwa meskipun menghadapi tantangan seperti kekeringan dan serangan hama, petani dapat meningkatkan hasil panen dengan menerapkan teknik budidaya yang tepat. Penyiraman rutin, pemupukan yang baik, serta pengendalian hama yang efektif menjadi faktor utama dalam mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun. Selain itu, pemilihan varietas yang sesuai juga berperan penting dalam menentukan keberhasilan budidaya.

Link Video Wawancara

https://youtu.be/LyWqJJyt4aU?si=bVURiradkT0U7JDD

Daftar Pustaka

1. Sihombing, M. (2020). Teknik Budidaya Mentimun di Lahan Sempit. Jakarta: Penerbit Agromedia.

2. Sumarno, T. (2019). Panduan Praktis Budidaya Tanaman Mentimun. Yogyakarta: Pustaka Baru.

3. Husodo, A. (2022). Pengelolaan Hama dan Penyakit pada Tanaman Mentimun. Semarang: Penerbit Tani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun