Pemeran:
1. Salma: Seorang wanita muda yang sedang bersedih karena kehilangan pekerjaan.
2. Azam : Pria muda yang ceria dan optimis.
3. Ibu Salma : Ibu Salma yang penyayang dan bijaksana.
4. Bos : Bos Salma yang tidak teliti
---
Disebuah kafe yang ramai di Tengah kota. Salma duduk sendiri dengan ekspresi sedih. Dia memegang secangkir kopi, memandang kosong ke luar jendela.
Salma : (dalam hati) Rasanya seperti semua pintu telah tertutup bagiku. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Azam, pria muda bersemangat, mendekati Salma sambil tersenyum.
Azam : Hei, maaf mengganggu. Apa kamu baik-baik saja?
Salma : (terkejut) Oh, ya, saya baik-baik saja.
Azam : Saya tidak yakin sepenuhnya. Kamu terlihat sedih. Apa yang terjadi?
Salma : (berusaha tersenyum) Oh, tidak apa-apa. Hanya sedikit masalah di tempat kerja.
Azam: Mungkin saya bisa membantu. Saya adalah ahli dalam menyelesaikan masalah. Bolehkah saya duduk disini?
Salma : Ya, silahkan
Salma yang sedang sedih dan membutuhkan teman cerita tertarik untuk cerita kepada Azam, namun disisi lain Salma takut apa yang ia lakukan salah karena oversharing dengan orang asing.
Salma pun kembali menyeruput kopi yang ia genggam lalu menghela nafas dan mulai percakapan terlebih dahulu.
Salma : Jadi, mereka memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawan, dan saya salah satu yang terkena dampaknya.
Azam : Itu pasti sulit. Tapi, mungkin ini adalah kesempatan baru atau rencana tuhan kepada kamu untuk mengejar impian lain.
Salma : (ragu) Saya tidak yakin. Saya merasa seperti saya tidak punya keterampilan yang cukup untuk mencari pekerjaan atau peluang baru.
Azam : Tidak perlu khawatir. Setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar. Kamu memiliki potensi besar. By the way kita belum berkenalan, saya Azam (mengulurkan tangan nya)
Salma : Saya salma, salam kenal Azam.
---
Sesampainya Salma dirumah ia melihat ibunya sedang duduk di teras
Ibu Salma: Sudah pulang nak?
Salma : Eh Assalamualaikum bu (mencium tangan ibunya)
Ibu Salma : Walaikumussalam nak, bagaimana keadaan mu?
Salma : Salma masih sedikit terguncang, Bu. Tapi, Salma bertemu dengan seseorang hari ini yang memberi Salma semangat baru.
Ibu Salma : Siapa dia?
Salma : Namanya Azam. Dia memberi Salma pandangan baru bu tentang masa depan. Katanya Salma punya kesempatan atau peluang baru untuk mengejar Impian
Ibu Salma: Terdengar seperti orang yang baik. Terkadang, pertemuan yang tidak terduga membawa berkah besar.
Salma : Ah ibu bisa saja, Salma masuk dulu ya bu.
---
(Seminggu kemudian)
Saat Salma sedang membuat kue di dapur besama sang ibunda, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Bos tempat kerja Salma dulu.
Bos: Salma, saya ingin berbicara denganmu. Saya mempertimbangkan untuk memberimu kesempatan baru di perusahaan ini. Bisakah anda besok datang ke kantor untuk kembali bekerja?
Salma: (terkejut) Benarkah pak? Saya tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih banyak, Pak! Besok saya akan datang pak.
Bos: Tidak perlu berterima kasih. Anda telah menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang luar biasa. Selamat, Salma.
Salma pun meneteskan air mata dan memeluk sang ibunda
Salma : Ibu terima kasih ya, berkat doa ibu Salma diberi kesempatan untuk kembali bekerja
Ibu : Selamat ya nak, ibu sangat bangga kepada Salma. Anggap ini kesempatan kedua yang diberikan oleh Tuhan kepada salma, semoga salma selalu bersyukur menjalankan nya ya anak.
Salma : Pasti bu, salma akan menjaga kesempatan ini dengan baik.
---
Keesokan hari nya setelah pulang dari kantor Salma Kembali ke kafe langganan nya. Saat sedang mencari tempat duduk ia melihat Azam ada di kafe tersebut sedang duduk di sudut kafe. Salma pun menghampirinya.
Salma : (mendekati Azam)Â Hai Azam!
Azam : (terkejut) Oh hai Sal!
Salma : Sendiri?
Azam : Oh tentu, mau duduk di sebelah ku?
Salma : Terima kasih.
Salma dan Azam akhrinya bertemu tidak sengaja lagi setelah sekian lama.
Salma : By the way terima kasih banyak, Azam, kamu telah memberikan saya semangat serta meyakinkan saya bahwa setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar.
Azam : Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan. Saya senang bisa membantu. Semoga semua hal baik terus datang dalam hidupmu, Salma.
Salma : Terima kasih Azam.
Azam : Sal? Bolehkan saya minta kontak mu untuk melanjutkan pertemanan kita?
Salma : Boleh zam.
Salma tersenyum, merasa berterima kasih akan pertemuan yang tidak terduga ini, dan mereka berdua melanjutkan percakapan mereka sambil menikmati kopi dikala senja.
---
Sesampainya Salma dirumah ia langsung mengetuk kamar ibunda nya
Salma : (mengetuk pintu kamar) Assalamualaikum bu, Salma pulang. Salma boleh masuk?
Ibu Salma : Wa'alaikumussalam nak, masuk saja.
Salma : Bu, Salma ingin cerita
Ibu Salma : Ada apa nak?
Salma : Hari ini Salma tidak sengaja bertemu lagi dengan Azam, Salma juga mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah memberikan Salma pandangan ketika Salma sedang di fase terburuk. Namun entah mengapa Salma seperti punya perasaan senang bertemu kepadanya, seperti apa yang ibu katakan bahwa pertemuan tidak terduga adalah berkah besar.
Ibu Salma : Apakah berkah besar nya itu Salma menjadi jatuh cinta kepadanya?
Salma : (tersipu malu) Apasi bu, Salma hanya senang kepadanya.
Ibu Salma : Kalian bertukar kontak?
Salma : Kok ibu tahu?
Ibu Salma : Salma jalanin yang buat salma bahagia, kalau suatu saat nanti kalian sudah di fase pendekatan dan ada niatan serius, suruh dia kemari temui ibu ya anak.
Salma : Bu! Masih jauh.
Ibu Salma : Ibu kan bilang suatu saat nanti salma.
---
6 bulan kemudian obrolan kecil di kamar Ibu salma ternyata menjadi kenyataan. Azam datang ke rumah Salma untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius namun hal tak terduga kedua kalinya terjadi dihidup Salma.
Azam : Sal, Bu maksud dan tujuan Azam datang kesini sendiri ingin jujur terlebih dahulu kepada Salma dan Ibu sebelum melanjutkan ke arah yang lebih serius.
Ibu Salma : Ada apa nak Azam?
Azam : Maaf selama ini Azam membohongi salma dan ibu, kalau Azam bukan penulis buku.
Ibu salma : Lalu nak azam kerja apa kalau ibu boleh tahu?
Azam : Azam CEO perusahaan yang saat ini salma bekerja bu.
Salma dan Ibu pun terkejut, mereka hanya bisa diam membisu selama 1 menit
Azam : Sal? Bu? Azam minta maaf selama ini azam berbohong tentang pekerjaan azam, azam serius bu kepada salma. Sejak pertama kali azam melihat salma sering sendiri di kafe dekat kantor, azam tertarik kepada salma, tapi azam takut salma seperti wanita lain yang mendekati azam hanya karena harta dan malah menduakan azam. Namun setiap hari azam melihat salma selalu sendiri di sudut kafe dengan tatapan serius menatap laptop nya. Setelah azam cari tahu diam-diam ternyata salma bekerja di perusahaan azam. Selain itu salma adalah karyawan terbaik di divisi yang ia tekuni, setelah sekian lama azam memperhatikan salma dari jauh ternyata salma beda dari perempuan lainnya, salma diam saja azam sudah punya ketertarikan kepadanya namun memang azam yang takut untuk mulai semuanya.
Ibu Salma : lalu saat pertama kali nak azam berkenalan dengan salma, anak azam tahu salma sedang terpuruk karena ada pengurangan jumlah karyawan?
Azam : saat itu azam tidak tahu bu, karena pekerjaan azam di pegang oleh wakil azam selama 1 tahun. Azam pun sangat terkejut setelah mendengar cerita dari salma. Pulang dari kafe azam segera mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata ada kekeliruan di divisi salma.
Salma : berarti saat itu kamu menasihati dan memberikan ku harapan karena kamu yang akan buat aku kembali ke perusahaan itu dengan kekuasaan kamu zam?
Azam : aku tidak seperti itu salma, kalau pada kenyataan nya kamu benar masuk ke dalam list pengurangan karyawan karena kinerja kamu yang kurang aku pun tidak bisa banyak bantu karena pada saat itu aku sedang tidak ada hak di perusahaan.
Ibu salma : baik, terima kasih nak azam sudah jujur semuanya. Ibu tahu nak azam anak yang baik, bahkan sangat berhati-hati untuk memilih calon pasangan hidup nak azam. Sekarang ibu balikan kepada salma saja, kalau dari ibu sejak awal pun sudah merestui hubungan kalian berdua.
Salma : terima kasih zam sudah jujur kepada aku dan ibu, aku tunggu kehadiran selanjutnya bersama keluarga mu.
---
Secangkir kopi yang sering salma nikmati di kala senja ternyata mempunyai kisah panjang tak terduga. Disaat kita sedang menanam 1 bunga indah untuk kita ternyata Tuhan sudah menanam 1000 bunga indah untuk kita tanpa kita sadar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H