Â
Senyuman itu telah hadir kembali
Merengkuh dan mendekap buah hati
Menyayangi dan mengasihi
Mendoakan dan memaafkan
Memotivasi dan menghargai
Â
Wahai ibu...
Senyumanmu,
Mampu menggetarkan jiwa siapapun
Dan menenangkan bagu siapapun
Yang telah disimpan rapat dalam relung jiwa
Bahwa kau indah didalamnya
Â
Wahai ibu...
Perkataanmu,
Mampu meluluhkan batu yang keras menjadi pasir
Mampu mengubah yang petang menjadi terang
Bahkan mampu mengubah laut menjadi gunung es
Yang juga tetap mencair dengan seiringnya waktu
Â
Wahai ibu...
Do’amu...
Membuat para malaikat cemburu, sehingga mereka tak segan-segan segera melaporkannya
Membuat tujuh pintu langit membuka lebar menembus dan mengguncang Arsy-Nya
Bahkan, juga pernah menjadikan penduduk langit murka atas do’amu dalam sakit hatimu
Â
Wahai ibu...
Pengorbananmu...
Tetaplah pengorbanan yang surga balasnya
Yang mentaruhkan antara hidup dan mati
Menyelamatkan nyawa yang mungil
Dan, engkaulah penyelamat dunia
Â
Kini, hadirmu tetaplah menjadi malaikat bagi siapapun
Doakan anakmu yang senantiasa terus lalai akan petuah-petuahmu
Karena anakmu tetaplah anak yang tak akan pernah menjadi ibu bagimu
Dan,
Ibu..., maukah engkau menggandengku ketika bertemu Rabb?
Agar aku tenang dalam setiap pertanggung jawaban
Ibu...
Ibu...
Ibu...
Terimakasih dengan apa yang engkau berikan selama ini,
Semoga surga dan Ridho-Nya sebagai balasan untukmu...
Â
Love You Ibu...
Â
Â
Malang, 22 Desember 2015
Syuff Ainayya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H