Dalam penciptaan alam jagad raya ini, Allah telah hadirkan bumi karena langit, menciptakan Adam karena Hawa dan mendatangkan siang juga karena malam. Hidup yang berpasang-pasangan menjadi pelengkap dalam setiap kehidupan manusia. Dapat mengenal laki-laki dan perempuan, kanan dan kiri dan juga yang lainnya. Semua merupakan pokok kekuatan tersendiri bagi kehidupan manusia.
Kekuatan manusia yang terdahsyat ada pada dirinya. Melalui setiap kalimat yang diucapkannya dengan penuh keyakinan mampu menjadikan para malaikat kagum atas dirinya, bahkan mampu menembus langit ketujuh dengan mengguncangkan ‘Arsy-Nya. Disitulah do’a. Mereka yang berucap baik maka akan kembali baik pada dirinya, begitu juga berucap jelek tak dapat dipungkiri pula maka akan kembali dengan menghadirkan keburukan atas dirinya. Begitu halnya dengan sebaris kalimat yang akan menyihir dirinya ketika diucapkan kepada orang dan waktu tertentu. Misalnya berucap jelek kepada orang yang lemah, disaat hujan turun, dipertengahan adzan dan iqomah dan waktu lainnya. Ini akan menjadikan kalimat itu terkabulkan dan sebagian besar akan kembali pada dirinya sendiri, baik kalimat yang baik maupun yang buruk. Maka setidaknya sebagai manusia hendaklah tetap berhati-hati dalam berucap apalagi berdoa.
Sebagaimana kekuatan do’a disepertiga malam yang pertama, ketika manusia yang lain lenyap dalam mimpi indahnya, disaat yang lainnya terlelap dalam balutan dekapan malam. Disaat itulah tepat pukul 00.00 do’a menjadi terkabulkan tanpa adanya penghalang baginya. Sehingga Allah tak segan-segan untuk mengabulkan do’anya, dalam pengampunan-Nya maupun tersendu dalam butiran-butiran dzikir yang terucap lembut dari bibir yang selalu rindu akan rahmat-Nya. Waktu itu pula perjalanan bumi berhenti sejenak untuk melafadzkan kebesaran Allah, mengagungkan-Nya dan memuji akan ke-Esaan-Nya, sehingga jika para ahli Geologi yang beriman mengadakan penelitian atau peka terhadap gerakan-gerakan bumi yang aneh maka mereka akan merasakan getaran dan sedikit goncangan pada waktu 00.00 tepat. Karena disaat itulah, tanda-tanda kebesaran Allah tampak dengan adanya karamah bagi mereka yang mampu beristiqomah.
Berbicara tentang istiqomah tidak akan lepas dari perbutan manusia yang selalu tertib setiap harinya. Mereka akan merasakan kehadiran karamah itu dengan memulai mendoakan dirinya disepertiga malam yang pertama secara terus-menerus. Do’a itu akan menjadi terkabul ketika manusia itu yakin bahwa Allah akan mengabulkannya, yakin akan kecintaan-Nya dan yakin bahwa hanya kepada Allah-lah semua akan kembali, baik masalah, cobaan, nikmat kebahagiaan dan lain sebagainya. Maka perlu manusia itu mampu menguatkan keyakinannya dengan mengawali bismillah dalam setiap kegiatannya.
Membangun keyakinan tak semudah membalikkan telapak tangan, melakukannya harus didasari dengan rasa percaya bahwa segala sesuatunya yang ada di dunia ini adalah Allah yang melakukannya. Sehingga kita dapat merasakan nikmatnya berkedip, begerak, bernafas dan lainnya. Manusia tahu bahwa Allah itu ada, tapi sering manusia itu lalai, dan ini termasuk sifat manusia yaitu pelupa. Maka ketika manusia itu lupa, perlu ada yang mengingatkan. Jika tidak mampu dirinya untuk mengingatkan dirinya sendiri maka perlu adanya teman untuk saling mengingatkan. Pernah dalam terlelapnya tidur yang sangat pulas, manusia itu yakin bahwa disepertiga malam yang pertama akan bangun untuk bermunajat kepada Allah. Maka dengan keyakinannya Allah telah membangunkannya tepat waktu itu, tapi kenikmatan hawa nafsu yang menguasai dirinya, mampu menjadikannya tidak bangun dengan segera melainkan merajut mimpinya kembali. Maka demikian inilah yang akan menjadikan manusia tidak tepat lagi untuk bangun bermunajat kepada Allah.
Ketika manusia sudah percaya kepada Allah dan Allah sudah mempercayai manusia maka setidaknya manusia tidak serta merta meragukan kepercayaan-Nya. Oleh karena itu menguatkan keyakinan untuk berdo’a disepertiga malam yang pertama memiliki nilai yang sangat mahal, tidak sembarangan orang yang mampu melakukannya. Mereka akan menjadi orang-orang pilihan ketika mampu menunjukkan keluh kesahnya dan memohon kepada Allah disepertiga malam yang pertama. Karena didalamnya Allah telah membuka pintu taubat dengan mengabulkan permohonan hamba-hambaNya, apapun itu.
Dalam gelap mampu mempertahankan bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah tak berkuasa,
Dalam terangpun tetap mampu menguatkan dirinya bahwa makhluk yang tak sempurna adalah manusia,
Dan manusia itu adalah, “KITA”, aku dan kamu.
Allahu A’lam
Malang, 19 November 2015
Syuff Ainayya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H