Mohon tunggu...
Syivaun Nadhiroh
Syivaun Nadhiroh Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT sekaligus Mahasiswi Magister Pendidikan Islam UIN MALIKI Malang

Menjadi Manusia yang mengerti akan makna kehidupan dengan Antusias, Semangat, Smart, Kreatif dan Inovatif. Semoga Sukses dan Berkah, amiin... SEMANGAT-SEMANGAT.....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Angkot Santri VVIP

6 November 2015   22:32 Diperbarui: 7 November 2015   00:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ada sebuah tempat yang setiap orang masuk di dalamnya akan merasakan banyak ketenangan, ketentraman bahkan kedamaian hati. Tempat ini hanya satu di tengah-tengan keramaian transaksi jual beli. Dan biasanya hanya orang-orang tertentu yang tahu akan tempat itu. Hanya tempat itulah yang dihuni oleh makhluk-makhluk indah bak bidadari-bidadari surga yang hadir ke dunia. Bahkan kedamaian hati sudah dapat dirasakan dari jarak 2 meter dari tempat itu. Mereka yang didalamnya adalah orang-orang pilihan yang mampu menghafal dan memahami sastra indah-Nya. Mereka selalu membacanya setiap hari 3 kali bahkan lebih. Bagaikan minum obat yang akan menyembuhkan hati dan permasalahan mereka, ya karena dialah As-Syifa’- (Al-Qur’an).

“Barangsiapa yang memuliakan al-Qur’an maka Allah akan memuliakannya” dari kalimat itulah menjadikan suatu hal yang istimewa bagi mereka yang berperan di dalamnya. Bukan karena kesombongan atau kebanggaan diri yang mampu menhafal al-Qur’an tapi ini berbeda. Karena Allah memilih mereka untuk tetap berada di pengharapan Ridho-Nya. Melihat dari segi apapun, mereka akan mendapatkan keistimewaan yang berbeda sesuai dengan cara bagaimana porsi mengistimewakan al-Qur’an, sebagai pedoman, obat, ataukah hanya sebuah nama hadifz/hafidzah.

Ini akan diceritakan sebuah kisah yang pernah menghampiri mereka. Secara bersamaan inilah yang mampu diberikan oleh sang kyai untuk mempermudah santrinya mencari ilmu, yaitu menyediakan angkot yang setiap pagi sudah siap berangkat di depan pesantren. Sopir ini sebut saja pak Sabar, yang dengan senang hati pak Sabar menerima permintaan sang kyai untuk mengantarkan para santrinya pergi ke sekolah. Sudah berjalan beberapa hari bahkan sampai hitungan bulan program ini berjalan dengan lancar bahkan sudah merasa sopir pribadi mereka. Sang kyai lebih memilih angkot itu untuk selalu siap di depan pesantren supaya santrinya tidak perlu berjalan menuju pangkalan angkot yang 15 menit jika berjalan dari pesantren. Supaya santri bisa fokus belajar dan menghafal al-Qur’an, maka angkotpun kyai yang juga mengurusinya, meskipun tetap membayar sendiri-sendiri.

Dalam keberlangsungan angkot itu berjalan dengan lancar, ada juga orang yang merasa berat hati ketika pak Sabar mendapatkan rezeki terlebih dahulu dibandingkan teman-temannya yang masih menunggu penumpang. Tibalah surat kaleng yang ada ditangan pak Sabar dengan tulisan yang penuh dengan keberatan hati jika pak Sabar masih tetap mau untuk menjadi sopir angkot bagi para santri. Karena orang yang menyuratinya itu tidak tahu bahwa pak Sabar melakukan itu bukan kehendak sendiri melainkan ada permintaan tersendiri dari sang kyai. Tapi apalah daya, pak Sabar tak bisa menolak permintaan surat kaleng tersebut untuk meninggalkan pekerjaan tersebut, dari pada selalu mendapatkan teror lebih baik dia mengalah dan meninggalkan pekerjaan tersebut. Demikian ini, membuat para santri bingung dan dengan kerelaan hati mereka harus berjalan ke pangkalan angkot yang ada di pojok jalan umum itu. Dan sang kyai tidak tahu hal ini.

Selang beberapa hari tiba-tiba ada angkot lagi yang siap di depan pesantren, dari wajahnya sudah jelas bukan pak Sabar, tapi dia siapa?, kita hanya bisa menerka, mungkin itu utusan kyai lagi, tapi kyai tidak tahu tentang kejadian surat kaleng tersebut, atau mungkin pak Sabar sendiri yang memintanya untuk menggantikannya. Dia bernama pak Anton, dari pada kita hanya bisa menerka dan tidak tahu kejelasannya, lebih baik kita membiarkannya dan tetap kita berhusnudzon kepadanya. Kita juga menganggapnya sudah seperti pak Sabar waktu itu sebagai sopir pribadi mereka. Tapi sayangnya pekerjaan pak Anton tak selama yang dilakukan oleh pak Sabar, cuma satu bulan berlangsung tiba-tiba pak Anton mendapatkan komplain dari seluruh teman-teman para sopir yang sama dengannya. Mereka merasa ini tidak adil. Ada apa dibalik semua itu sehingga yang lainnya juga mengajukan demo kepada pimpinan mereka. Segitunya ya?, ya karena apa, kalau bukan lagi ekonomi.

Santri tidak banyak yang sadar bahwa selama ini yang melakukan pengiriman surat kaleng kepada pak Sabar adalah pak Anton, bukan main Allah membalasnya lebih dari itu, tidak hanya sebuah teror basa-basi akan tetapi demo yang itu sangat dengan geram dan ketidak-terimanya para teman-teman sopir angkot yang lainnya. Pak Sabar mendengar kabar tersebut hanya diam dan lega, bukan berarti merasa bangga juga karena Allah membalasnya dengan yang lebih parah. Karena dia sudah tahu siapa pelaku dibalik semua itu.

Para santri masih dibingungkan lagi dengan angkot yang selama ini meraka kendarai. Mereka naik angkot untuk pergi ke sekolah karena jarak yang ditmpuh cukup jauh, memakan waktu sekitar 20-30 menit, melihat kondisinya, macet atau tidak. Dan sekarang mereka mengulang kembali dengan berjalan menuju pangkalan angkot yang ada di pojok jalan umum. Mereka melakukan itu tak lama, hanya menunggu satu minggu lagi. Dan untuk kasus ini kyai tahu, dan beliau masih belum bisa membantu yang lainnya lagi, rencana akan dibelikan bus mini khusus untuk para santri yang mempunyai kepentingan akan tetapi uang yang ditabungnya masih untuk anggaran perluasan bangunan pesantren. Maka santri memakluminya dan menerima dengan lapang dada. Mereka hanya merasakan betapa perhatiannya kyai terhadap santrinya, padahal kalaupun mereka disuruh jalan juga tidak mengeluh dan merasakan lelah, karena sudah selayaknya seperti itu, santri hatus tirakat.

Usai permasalahan yang menjadi kegalauan sang kyai tiba-tiba ada yang sowan ke ndalem kyai dengan menyampaikan surat tulisan tangan, dia mengatakan,

“Assalamu’alaikum wr. wb, kyai saya ada sebuah bus mini yang kemarin baru beli akan tetapi tidak ada yang mau mengendarainya karena takut tergores dan terjadi apa-apa, makanya daripada busnya berdiam diri di garasi, lebih baik saya shodaqohkan ke pesantren, mohon maaf jika datangnya surat ini kurang sopan atau mengurangi rasa hormat jenengan, tapi ini benar adanya. Insya Allah besok pagi busnya sudah siap di depan pesantren, demikian surat ini saya tuliskan, Wassalamu’alaikum wr.wr.”

Di esokan harinya sungguh kekaguman yang sangat luar biasa, masih ada saja orang yang bershodaqoh dengan memberi bus mini tersebut. Ternyata surat tersebut memang benar adanya. Tapi sang kyai masih belum tahu siapakah orang yang mau bershodaqoh dengan ini. Dari kejauhan para santri itu melihat dan mengintip siapakah yang akan menjadi sopir baru mereka, sudah terlihat jelas, ternyata itu adalah pak Anton yang tetap menjadi sopir mereka. Dengan senang hati mereka memasuki bus mini barunya. Dan didalam bus itu adalah tulisan “semangat belajar dan semoga selalu mendapatkan kesuksesan dan keberkahan”. Para santri ingat dengan kata-kata itu yang terpampang jelas dan besar dulu di dalam angkot pak Sabar. Dengan semua itu mereka masih dibingungkan dengan kedua orang tersebut.

Di tengah perjalanan. pak Anton bercerita, kalau dia sudah di pecat dari sopir angkot sebab dialah yang selama ini meneror dan yang mengirimi surat kaleng tersebut kepada pak Sabar. Dan pak Anton baru tahu begitu juga para santri bahwa pak Sabar adalah pengusaha muslim yang memiliki berbagai cabang perusahaan di berbagai kota. Akan tetapi dia terlihat sangat sederhana. Kemudian tiba-tiba pak Sabar memberi tahu pak Anton untuk jadi sopirnya. Ternyata pak Anton disuruh jadi sopir bus mini ini, dan bus mini inilah pemberian dari pak Sabar. Kata Subhanallah-lah yang terlintas dalam benak para santri. Semoga apa yang dilakukan oleh pak Sabar dan pak Anton senantiasa mendapatkan kelebihan rezeki yang berkah dan barokah amiin, doa para santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun