Â
Puisi, banyak yang pastinya tau dengan salah satu karya sastra paling hebat ini. Banyak para penyair terkenal yang lahir dari karya sastra ini, sebagai contoh, Chairil Anwar. Beliau adalah salah satu dari sekian penyair dari Indonesia yang terkenal dengan syair-syairnya. Namun kali ini kita tidak akan membahas karya beliau, melainkan karya dari salah satu penyair yang syair-syairnya menarik untuk dibahas, dan beliau adalah Saidna Zulfiqar bin Tahir, dengan karya nya "Kumpulan puisi cinta : antara rayuan gombal dan nafsu ".
Dalam buku kumpulan puisinya, Saidna Zulfiqar tak  melulu menulis tentang romansa kasmaran, didalam bukunya terdapat berbagai macam emosi. Rasa duka, terhianati, politik, ikhlas, tawakal dan lain-lain. Karena pada dasarnya cinta tak selalu tentang rasa berbunga dan perasaan kupu-kupu bertebaran di perut layaknya para penulis novel tulis dalam karyanya. Nyatanya, cinta bisa juga tentang sahabat, keluarga, pengkhianatan, dan juga mengikhlaskan. Banyak cara untuk menjabarkan tentang "Cinta" didunia ini. Lalu untuk menjabarkannya, Saidna Zulfiqar pun menuangkannya ke dalam karya sastra. Berikut Puisi berjudul "Setia" karya Saidna Zulfiqar bin Tahir.
SETIA
Saidna Zulfiqar bin Tahir
Dulu aku setia
Karena si dia selalu setia
Dulu aku bersedia
Karena si dia masih belia
Dulu aku aku ceria
Karena si dia sangat mulia
Kini aku bahagia
Karena si dia tetap setia
Kini aku bersuka-ria
Karena kami selalu se-iya
Tak sedetikpun ada niat menduakanmu
Tak sehelai kainpun menghalangi
ingatanku padamu
Tak seorangpun yang dapat
menggantikanmu
Karena cintamu adalah nafasku
Karena dirimu adalah diriku
Kami satu yang sengaja disatukan
Dalam meraih Ridha-Mu
 Puisi "Setia" ini adalah Puisi urutan ke 22  yang ada pada halaman 14. Dilihat sekilas, puisi ini pastilah tentang seseorang yg tengah dalam hubungan manis yang berlandaskan "Setia".
 Puisi ini mengambil sudut Pandang seseorang yang cintanya tak lengkang oleh waktu. Puisi ini menekankan pada kata "Setia" dimana kata itu adalah kata yang sering diucapkan muda-mudi untuk meyakinkan kekasih hatinya.
Puisi yang berisi tentang hubungan saling percaya dan saling setia ini, menarik perhatian saya. Pemilihan kata-kata yang mudah dipahami dan juga memiliki keindahannya sendiri lewat kesederhanaannya.
SAHABAT
Saidna Zulfiqar bin Tahir
Sahabat
Kau begitu dekat
Karena kita sederajat
Saat hidupku meningkat
Senyummu kian berat
Kukira kau turut bahagia dan melompat
Gak taunya kau bangsat
Pandai lidahmu bersilat
Karena kau penjilat
Fitnah kau rekat
Actingmu merangkul erat
Percayaku berkarat
Milikku pun kau sikat
Pacarku minggat
Karena kau berkhianat
Alasanmu singkat
Seakan tak berserat
Ku tau perasaanmu dipantat
Hingga kau begitu bejat
Jalanmu terlalu sesat
Bagimu tak ada sesuatupun yang
keramat
Kini kau terjerat
Mulai kembali merapat
Istrimu berangkat
Kaupun melarat
Orang tuamu wafat
Menunggumu di hari kiamat
 Jika sebelumnya kita membahas puisi romansa berlatar kesetiaan dimana penuh dengan Arum manis kisah kasih percintaan, maka puisi kedua adalah tentang persahabatan dan pengkhianatan.
 Pada puisi ini, Saidna Zulfiqar mengambil sudut pandang dari orang yang telah dikhianati oleh sahabatnya sendiri hingga hilang semua yang dimiliki termasuk kepercayaan. Puisi kali ini sedikit menyentil rasa kepercayaan antar sahabat dan bagaimana pentingnya arti dari "Setia".
Suasana pada puisi kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya, yang tadinya kasmaran kini berubah menjadi pengkhianatan yang menyayat hati. Puisi ini benar-benar sesuatu yang beda, semenjak membacanya, puisi tersebut membuat kita akan berfikir dua kali dalam berhubungan dengan orang lain terutama sahabat, karena musuh sejati biasanya orang terdekat.
 Buku Kumpulan milik Saidna Zulfiqar Bin Tahir ini benar -benar kaya akan suasana dan bahasa, perlu digaris bawahi dalam buku ini tak hanya ada bahasa Indonesia melainkan ada bahasa lain, antaranya adalah bahasa Inggris dan arab gundul yang menambah nilai buku ini. Beberapa bahasa mudah dipahami karena mengambil bahasa sehari-hari yang terkesan ringan, namun di beberapa Puisi terdapat bahasa kias yang mungkin untuk orang awam masih sulit dimengerti. Mungkin sekian review saya tentang buku kumpulan Puisi ini, sampai jumpa lain kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H