Mohon tunggu...
syifa zulaikha yusup
syifa zulaikha yusup Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Unsur Nitrogen dan Senyawanya

28 April 2024   10:39 Diperbarui: 28 April 2024   12:23 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Uji reaktivitas garam nitrat

     Secara teori, padatan KNO3 ketika dipanaskan akan sedikit larut dan terbentuk gelembung gas. Tujuan pemanasan dilakukan adalah agar mempercepat terjadinya suatu reaksi. Dari gas yang terbentuk ketika diuji dengan kertas lakmus warna biru maka hasil yang didapatkan yaitu kertas lakmus akan tetap berwarna biru. Maka, dapat disimpulkan bahwa gas tersebut bersifat basa. Dan sedangkan pada Cu(NO3)2 ketika dipanaskan akan terbentuk gas NO2 dan O2 serta terjadi perubahan warna pada kertas lakmus yang semula berwarna biru menjadi merah, maka dapat diketahui bahwa gas tersebut bersifat asam dan mengalami perubahan oksidasi dari +5 ke +4. (Nuraeni dkk., 2019).

      Secara praktikum, dilakukan dengan memanaskan padatan KNO3 dan padatan Cu(NO3)2. Pada saat padatan KNO3 dipanaskan maka akan meleleh dan juga timbul. Saat gas yang terbentuk tersebut diuji cobakan dengan menggunakan lakmus biru maka akan tetap berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa gas tersebut bersifat basa. Di tabung kedua, saat padatan  Cu(NO3)2 dipanaskan, maka dihasilkan padatan yang meleleh dan terbentuk gas. Ketika gas tersebut diujicobakan dengan kertas lakmus berwarna biru maka akan berubah menjadi warna merah. Dapat kita ketahui bahwa gas tersebut bersifat asam karena warna kertas lakmus biru menjadi merah.

     Berdasarkan secara teori dengan praktikum,  terbukti bahwa hasil yang didapatkan pada saat kita memanaskan padatan KNO3 dan Cu(NO3)2 akan terbentuk gas. Secara teori atau berdasarkan teori, padatan KNO3 bersifat basa dan Cu(NO3)2 bersifat asam. Dan saat dilakukan secara praktikum, hasil yang didapat sudah sesuai. Yang dimana KNO3 diuji dengan kertas lakmus biru tetap berwarna biru (bersifat basa) dan Cu(NO3)2 yang diuji dengan kertas lakmus biru akan berubah menjadi warna merah (bersifat asam). Maka dapat untuk disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh secara teori maupun praktikum sudah sesuai atau keduanya berkaitan.

3. Uji reaktivitas asam dan garam nitrat

     Secara teori, nitrit adalah senyawa nitrogen yang reaktif. Nitrit itu merupakan salah satu BTP yang digunakan sebagai bahan pengawet. Nitrit ialah suatu bahan yang berwarna putih sampai kekuningan yang berbentuk bubuk atau berbentuk granular yang tidak berbau. Biasanya garam nitrit itu banyak digunakan pada proses pengawetan. (Hersa dan Denia, 2019).

     Katalis asam nitrat HNO3 sebagai salah satu asam kuat. Asam nitrat dapat terurai menjadi ion H+ dan -O-NO2 yang stabil oleh adanya resonansi. Karakteristik dari asam nitrat ini mirip asam sulfat yang ion sulfat (-O-SO3) juga akan stabil dengan resonansi. Jika ion h+ pada katalis stabil maka reaksi yang timbul akibat suatu larutan ditambahkan dengan larutan yang lain akan berjalan ke arah kanan atau produk dengan hasil baik. (Sudarwanto dkk., 2020).

     Secara praktikum, langkah pertamanya yaitu dengan mendinginkan 10ml H2SO4 di dalam air yang berisi es batu, pendinginan tersebut dilakukan selama 10 menit. Pendinginan tersebut dilakukan dengan tujuan, karena asam nitrat ialah suatu cairan yang memiliki titik didih yang rendah yaitu -41,4C sehingga reaksi pembentukan dari HNO3 terjadi pada suhu rendah dengan meninggikan H2SO4. Atau dengan kata lain akan terurai H2SO4 maka ia akan mempercepat penguraian pada NaNO3 tersebut. Pada H2SO4 yang direaksikan dengan NaNO3 akan menghasilkan suatu larutan yang tidak berwarna dan NaNO3 tersebut akan larut. Lalu hasil dari pencampuran H2SO4 dengan NaNO3 tersebut dibagi ke dalam 3 tabung reaksi dengan volume yang sama banyaknya. Pada tabung 1 yang ditambahkan dengan padatan KI, maka padatan KI tersebut akan larut dan terbentuk bias kuning. Pada tabung ke-2 yang ditambahkan dengan larutan KMnO4 larutan tersebut akan berubah menjadi warna ungu. Sedangkan pada tabung yang ke-3 yaitu campuran H2SO4 dan NaNO3 yang dipanaskan maka akan diperoleh gas yang tidak berwarna pada saat pemanasan campuran H2SO4 dengan NaNO3. 

     Berdasarkan teori dengan praktikum, ada keterkaitan antara teori dengan praktikum yang dilakukan. Dengan ditinjau dari sifatnya bahwa yang sama-sama reaktif dan mampu untuk saling bereaksi serta menghasilkan suatu reaksi. Dengan demikian, tingkat dari keasamannya suatu larutan HNO3 dengan NaNO3 telah membuktikan bahwa bersifat asam. Hal tersebut terjadi karena telah diketahui pada sebelumnya bahwa HNO3 atau asam nitrat itu ialah sebagai salah satu asam kuat. Oleh sebab itu hasil secara teori maupun praktikum sudah sesuai.

KESIMPULAN

1. Pada uji reaktivitas asam nitrat pada tabung reaksi 1 yang berisi HNO3 dan logam Cu terbentuk gas warna kuning kecoklatan. Sedangkan pada tabung reaksi 2 yang berisi HNO3 ditambah NaOH dan logam Al terbentuk gas berwarna coklat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun