Mohon tunggu...
syifa yunia briliani
syifa yunia briliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang digital

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menggali Kepribadian Sejati di Balik Ketegasan Seorang Dosen

2 Juni 2024   22:07 Diperbarui: 3 Juni 2024   06:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kesan pertama terhadap seorang dosen yang tegas sering kali dipenuhi dengan rasa takut dan ketidaknyamanan. Penampilan yang garang dan sikap yang disiplin bisa membuat mahasiswa merasa tertekan. Namun, pandangan ini seringkali hanya sekadar permukaan dari kepribadian mereka yang sebenarnya.

Ketika pertama kali memasuki kelas yang diajar oleh dosen ini, banyak mahasiswa langsung merasakan suasana yang menegangkan. Wajahnya yang serius dan nada suaranya yang keras sering kali membuat mahasiswa merasa terintimidasi. Namun, seperti pepatah “jangan menilai buku dari sampulnya,” ketegasan yang terlihat ini seringkali menutupi niat baik yang ada di baliknya.

Dosen ini dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin. Meski usianya sudah lanjut, dedikasinya untuk selalu hadir tepat waktu di kelas menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan. Ini bukan hanya menunjukkan kegigihannya, tetapi juga rasa hormatnya terhadap waktu dan usaha yang diinvestasikan oleh para mahasiswanya.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai melihat sisi lain dari dosen ini. Ternyata, di balik sikapnya yang keras, ia memiliki perhatian yang besar terhadap perkembangan akademis mahasiswanya. Ketegasannya dalam mengajar bukanlah untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memastikan bahwa setiap mahasiswa benar-benar memahami materi yang diajarkan. Baginya, pendidikan adalah proses yang serius yang memerlukan disiplin dan dedikasi penuh.

Dalam setiap sesi kuliah, dosen ini kerap kali menyelipkan humor-humor ringan yang mampu mencairkan suasana tegang. Tugas-tugas yang ia berikan mungkin tampak sulit dan membingungkan pada awalnya, tetapi justru itulah yang membuat kami belajar dan tumbuh. Ada satu tugas khusus yang awalnya membuat saya merasa sangat cemas, tetapi setelah berhasil menyelesaikannya, saya merasakan kepuasan yang luar biasa. Pengalaman ini tidak hanya mengasah kemampuan akademis saya, tetapi juga memberikan pelajaran berharga yang akan selalu saya kenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun