Memasuki musim penghujan, beberapa hal perlu dipersiapkan oleh masyarakat agar terhindar dari bencana banjir beserta penyakit-penyakit yang dibawanya. Salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebuah penyakit musiman yang disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Menyadari hal tersebut, sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Mahasiswa KKN Tematik UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) melakukan kegiatan Jumantik.
Juru pemantau jentik atau yang dikenal dengan istilah Jumantik, merupakan salah satu bentuk gerakan atau partisipasi aktif masyarakat dalam upaya menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Program tersebut menjadi salah satu bentuk preventif yang dilaksanakan oleh Kelompok KKN 104 bersama dengan ibu-ibu PKK di RW 08 Dusun Bolero, Kecamatan Dayeuhkolot, pada Jum'at (22/07).
Pemeriksaan jentik merupakan pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang dilakukan secara teratur dengan tujuan agar dapat memotivasi keluarga serta masyarakat sekitar dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kegiatan ini dilakukan dengan pemeriksaan jentik di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk. Misalnya pada bak penampungan air, kolam ikan, vas bunga, dispenser, penampungan air buangan di belakang lemari es, wadah air minum burung serta barang-barang bekas seperti ban, botol air dan lain-lainnya.
Jika ditemukan jentik nyamuk, maka masyarakat setempat akan diberikan penjelasan mengenai pentingnya bagi setiap rumah untuk melakukan pemantauan pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang bagi nyamuk untuk berkembangbiak. Selain diberi pengarahan, sebagai bentuk penanggulangan pertama masyarakat setempat juga diberikan bubuk abate. Abate (Temephos) merupakan larvasida sangat kuat yang secara efektif dapat mengontrol fase larva (jentik) nyamuk.
Diharapkan dari program Jumantik tersebut Mahasiswa KKN Kelompok 104 serta masyarakat dapat menjadi Agent of Change (agen perubahan) untuk mempertahankan kebersihan lingkungan agar terwujudnya lingkungan yang sehat. Kita sepatutnya menyadari bahwa lingkungan hidup kita saat ini harus terus dilakukan perbaikan. Karena itu, wawasan terhadap pengelolaan dan kesehatan lingkungan pun harus diperluas. Lingkungan boleh saja diubah bentuknya, namun tetap harus dikelola dan tetap terjaga sehingga dapat menjadi tumpuan masyarakat untuk memperoleh kesehatan. Mari kita ciptakan lingkungan sehat, demi terbentuknya masyarakat sehat. Jangan sampai menyesal ketika berbagai penyakit mulai muncul dalam tubuh, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H