Mohon tunggu...
Syifa Vinka
Syifa Vinka Mohon Tunggu... Guru - 日本語教師

Pengajar dan pembelajar. Tim hore jejepangan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah

8 Februari 2021   18:00 Diperbarui: 8 Februari 2021   18:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin jadi batu yang habis dimakan waktu
Menjadi kerikil, butir pasir
Menjadi tanah
Hingga tiada yang melihat wajahku selain akar pepohonan

Akar begitu indah
Akar memahami seutuhnya makna dari pohon– dedaunan, ranting, bunga, dan buahnya
Hanya akar yang bisa menusukku
menelisik ragaku
menyerap segala yang kupunya

Akar tidak memaksaku untuk menikmati matahari karena tahu aku akan mengeras dan meretak jika terus ditempa panas

Akar tidak bicara apapun padaku selain kosakata alam

Akar menikmatiku apa adanya
Begitupun aku mencintai halus tubuh tipisnya

Bukankah dicintai sebagai tanah seutuhnya merupakan rasa yang paling sempurna?

(2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun