Aku ingin jadi batu yang habis dimakan waktu
Menjadi kerikil, butir pasir
Menjadi tanah
Hingga tiada yang melihat wajahku selain akar pepohonan
Akar begitu indah
Akar memahami seutuhnya makna dari pohon– dedaunan, ranting, bunga, dan buahnya
Hanya akar yang bisa menusukku
menelisik ragaku
menyerap segala yang kupunya
Akar tidak memaksaku untuk menikmati matahari karena tahu aku akan mengeras dan meretak jika terus ditempa panas
Akar tidak bicara apapun padaku selain kosakata alam
Akar menikmatiku apa adanya
Begitupun aku mencintai halus tubuh tipisnya
Bukankah dicintai sebagai tanah seutuhnya merupakan rasa yang paling sempurna?
(2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H