penulis 1 : Syifa'ul Marwah
penulis 2 : Dr. Dinnie Anggraeni Dewi,, M.Pd. M.H
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berfungsi sebagai pandangan hidup dan dasar politik yang penting dalam membangun karakter bangsa. Di tengah krisis moral pelajar, seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba, penerapan nilai-nilai Pancasila menjadi solusi untuk membentuk karakter yang baik. Sekolah, guru, keluarga, dan masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi krisis moral pelajar.
Moral secara lughawi juga berasal dari bahasa Latin mos yang artinya kebiasaan atau adat istiadat. Menurut Hurlock definisi moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode kelompok sosial. Moral itu sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya yang ada.
Krisis moral terjadi ketika sikap dan perilaku seseorang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai moral yang berlaku. Orang yang mengalami krisis moral cenderung menunjukkan kebiasaan buruk yang bertentangan dengan norma-norma yang ada. Karakter, yang tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang, merupakan pedoman penting yang menggambarkan pribadi seseorang. Krisis moral di kalangan generasi muda terkait erat dengan etika dan norma-norma kehidupan. Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi, yang semakin terintegrasi dalam kehidupan masyarakat, turut berkontribusi pada penurunan moralitas generasi muda. Krisis moral ini memengaruhi hampir semua aspek kehidupan, tanpa memandang usia, pendidikan, status sosial, atau jabatan (Sukabawa, Maret 2017). Di Indonesia, krisis etika kini lebih banyak terjadi di kalangan pelajar.
faktor terjadinya krisis moral pada pelajarÂ
Ada beberapa yang menjadi penyebab terjadinya krisis moral pada pelajar yaitu;Â
a. Faktor keluarga.Keluarga yang disfungsional dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional anak anak.
b. Sekolah dan wawasan. Kenakalan remaja dapat terjadi sebagai akibat dari kurangnya perhatian guru, kebijakan sekolah yang longgar dan bimbingan yang tidak konsisten, pemahaman siswa yang terbatas, dan ketidakpatuhan.
c. Keyakinan yang menyimpang. Kurangnya iman, tidak beragama dan kurangnya rasa takut akan Tuhan dapat menyebabkan krisis moral.
d. Budaya dan manusia. Masyarakat saat ini sangat terbuka dengan budaya asing, memakai pakaian yang tidak pantas, meniru