Haritsah adalah keturunan Bani an-Najjar, salah satu kabilah terbesar suku Khazraj yang tinggal di sekitar masjid Nabawi, bahkan masjid itu dibangun di atas tanah milik mereka. Haritsah bin al-Nu'man mendapat julukam (laqab), Abu Abdillah.
Haritsah bin al-Nu'man tergolong sahabat karib Rasulullah Saw. IA IKUT SERTA PADA Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq dan seluruh peperangan lainnya bersama dengan Rasulullah SAW.
Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sangat menghormati Haritsah. Dalam riwayat lain, Aisyah berkata, "Haritsah senantiasa memperlakukan orang tuanya dengan perlakuan terbaik."
Rasulullah SAW pun bersabda, "Kalian pun harus melakukan kebaikan seperti itu,"(Al-Birru washshilah-al jauzi). Maksudnya berbuat baik terhadap kedua orang tua.
Sang sahabat (Haritsah bin al-Nu'man) merupakan anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Ia melayani ibunya dengan cinta kasih meski sang ibu telah lanjut usia. Dengan telaten ia menyuapi ibunya dengan tangannya sendiri. Suapan demi suapan makanan diberikan kepada ibunya.
Tak hanya itu, Haritsah juga gemar mebersihkan rambut ibunya, menyisir dan merapikannya. Saat sang ibu memintanya melakukan sesuatu, Haritsah segera dan selalu mematuhinya. Jangankan menolak, mempertanyakan perintah itu pun tidak.
Jika ada seseorang yang menyampaikan perintah sang ibu, Haritsah akan bertanya, "apa yang di inginkan ibuku?" Ia ingin memenuhi setiap keinginan ibunda. Karena itu, ia pun selalu menaati perintah ibunda selama perintah itu tak melanggar syariat agama.
Karena Bakti tulusnya, Rasulullah memipikan Haritsah berada di Surga. MasyaAllah, begitulah hasil berbakti kepada orang tua dengan tulus.
Penulis
Syifa Ul Janah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H