Mohon tunggu...
Syifa ur rahma
Syifa ur rahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga yang Terselip

26 Juli 2023   16:47 Diperbarui: 26 Juli 2023   16:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam yang sunyi ini aku mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa nantinya ke puncak, sudah seminggu yang lalu aku menunggu momen ini terjadi,di mana aku akan pergi mendaki ke gunung yang lumayan kecil dan tidak membutuhkan waktu yang lama. 

Aku pergi menggunakan kereta api yang telah ku pesan tadi, di dalam sana hanya terdapat beberapa orang, mungkin ini sudah larut malam, jadi tidak lah banyak orang yang menaikinya. 

Sesampai di sana, aku tidak ingin beristirahat lagi, aku ingin sampai ke puncak pasca matahari terbit, aku sudah tidak sabar melihat nya, ada beberapa orang bilang itu adalah surga yang sangat indah. 

Aku pun mulai berjalan memasuki hutan yang sangat lebat, dengan penerangan yang minim, rasa takut ku hilang mengingat indah nya puncak di atas. 

Tak terasa sudah 5 jam aku berjalan dan tak terasa waktu subuh pun tiba, aku beristirahat sejenak untuk melakukan shalat subuh ku.

Setelah selesai, aku pun bergegas menuju ke puncak yang sudah ada di depan mata, aku mendirikan kursi lipat yang kubawa tadi, dan membuat secangkir teh hangat.

Sekarang, tibanya matahari keluar memancarkan sinar jingga nya yang sangat amat indah, aku melihat nya!,  ini sunggu indah dibanding kan kita melihat dari bawah sana. 

Tak lupa aku memotret keindahan nya dengan menikmati secangkir teh hangat.

Lama kelamaan matahari pun terbit sepenuhnya, terlihat awan-awan kecil yang muncul menghiasi langit yang biru pekat.

Dengan pemandanga air terjun yang berwarna hijau tosca di depanku, sungguh ini pemandangan yang sangat jarang orang melihat nya. 

Hari pun mulai terik, aku memutuskan untuk pulang, tak lupa, aku membereskan barang-barang ku dan bersiap untuk pulang.

Di tengah perjalan turun, aku bertemu dengan hutan yang memiliki batang pohon berwarna hijau pekat, tak lupa pohon yang tinggi menjuntai ke atas sana, membuat angin terasa sejuk,  suara kicauan burung yang merdu. 

Sangat amat indah ciptaan mu, aku terpaku melihat keindahan hutan tersebut.

Tak jauh dari hutan hijau tadi, aku menemukan sungai yang sangat bersih dan terlihat sangat segar, aku tergiur untuk meminumnya.

Segar itu kata yang tepat untuk mendeskripsikan air sungai tersebut.

Setelah itu, aku pun mulai melanjutkan perjalan ku sembari melihat kesana-kemari.

Tak terasa, aku sudah sampai di warung yang tepat di bawah kaki gunung tersebut.

Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak dan mengisi perut ku, sembari aku bersantai aku melihat foto-foto yang sudah ku potret tadi. 

Sempurna, ini sangat lah sempurna, benar-benar surga yang terselip yang tak banyak orang tau.

 Impian ku selama ini sudah tercapai, tak sia-sia aku menabung uang untuk kesana, rasanya aku ingin ke atas sana lagi untuk tinggal di atas puncak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun