Biografi Tokoh
Adnan Menderes memiliki nama lengkap Ali Adnan Ertekin Menderes. Ia lahir pada 1899 di Kota Kocarli, Kekhalifahan Turki Utsmani. Menderes berasal dari keluarga berada. Dia berkesempatan menempuh pendidikannya di American College di Izmir sampai pada tahun 1916, ketika dia mulai bertugas di dinas militer. Selama Perang Kemerdekaan berlangsung antara 1920-1923 dia berperan sebagai pejuang kemerdekaan Turki yang melawan tentara sekutu yang menyerang setelah terjadinya Perang Dunia I. Setelah proklamasi Republik Turki, dia memasuki politik di partai CHP dan terpilih sebagai wakil provinsi Aydin pada tahun 1931. Pada kisaran waktu itu pula Ia berhasil menjadi seorang lulusan sarjana Hukum di Universitas Ankara.Â
Dalam beberapa sumber, Menderes dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Dan dikenal sebagai peletak dasar dari kebangkitan Islam Politik di Turki sebelum kemudian paham Islam politik ini diadopsi oleh Partai Refah, Partai Keadilan dan partai lainnya yang berusaha untuk kembali membangkitkan romantisme kejayaan Islam di masa Turki Utsmani. Hingga dalam perkembangannya, tidak jarang kebijakan politik yang dijalankan oleh Adnan Menderes banyak mengangkat kembali nilai-nilai Islam ke dalam tataran yuridis-formalis sebagai perlawanan terhadap ideologi sekularisme ataupun kemalisme yang berusaha memangkas Islam hingga ke akar-akarnya. Disinyalir disebabkan hal ini pula, akhir hayat Adnan Menderes harus berakhir di tiang gantungan.
Democrat Party dan Karir perpolitikan Adnan Menderes tahun 1950-1960Â
Republik Turki telah dinyatakan sebagai negara sekuler oleh Kemal Attaturk, seorang tokoh sentral dalam penghapusan Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924. Sekalipun begitu, Islam tetap berakar kuat pada sanubari masyarakat Turki. Setelah Kemal Attaturk meninggal pada tanggal 11 November 1938, sebagai presiden Turki, ia digantikan oleh Ismet Inonu yang gaya kepemimpinannya kurang lebih sama dengan Attaturk yang otoritair militeristik dengan pemerintahan sekuler yang ekstrem. Namun sejak tahun 1946, Inonu melonggarkan kebijakan politik dengan upaya demokratisasi. Sejak itu, kajian Islam mulai kembali berkembang. Dan setelah perang Dunia II usai, kebijakan pemerintahan yang pada awalnya hanya membolehkan satu partai tunggal itu berakhir, yang mana ini pula menandai lahirnya kebijakan multi partai, dan salahsatu partai yang akhirnya lahir, ialah Partai Demokrat.Â
Partai democrat atau Democrat Party (DP) didirikan pada tahun 1946, oleh Adnan Menderes dengan Mahmut Jalal Bayar. DP menjadi salah satu partai oposisi legal pertama di Turki. Sebelumnya, pada tahun 1931 Adnan Menderes memulai karir politiknya dalam Partai Sekuler yang dipimpin oleh Ataturk, yakni CHP (Republican People's Party). Namun beberapa waktu kemudian, tepatnya pada tahun 1945 Ia bersama tiga temannya, termasuk Mahmut Celal Bayar dikeluarkan dari partai tersebut karena dianggap memiliki perbedaan pandangan dan Haluan politik dengan sekulerisme Mustafa Kemal yang ekstrem.
Melalui keberhasilan Democrat Party dalam kancah perpolitikan Turki pada saat itu, Ia menduduki kursi jabatan perwakilan dari provinsi Kutahya selama empat tahun. Hingga pada tahun 1950, saat Turki melaksanakan pemilu untuk pertama kalinya, Menderes dari Democrat Party berhasil terpilih menjadi Perdana Menteri Turki dengan memperoleh suara 52 persen mengalahkan peserta pemilu lain dengan ketimpangan yang besar. Kemenangannya dalam ajang demokrasi ini ditunjang kuat oleh program kampanye yang ditawarkannya, Yakni: Pertama, kebijakan Adzan dikembalikan mengunakan bahasa Arab, setelah sebelumnya Kemal Attaturk menetapkan aturan Azan harus dengan bahasa Turki; Kedua, diperbolehkannya ibadah haji; Ketiga, diperbolehkannya pengajaran agama islam masuk kedalam kurikulum sekolah-sekolah; Keempat, membuka sekolah Imam Khatib; Kelima, menghapus UU yang melarang Muslimah untuk berhijab. Hasilnya, Partai Demokrat berhasil memperoleh 318 kursi di parlemen. Ia juga meningkatkan hubungan diplomatic dengan negara-negara muslim sebagai usaha penguatan basis politik Turki di mata Internasional.Â
Keberhasilan Adnan Menderes meraih suara rakyat Turki dalam pemilu ini diyakini sebagai sebuah kenyataan, bahwa rakyat Turki yang pada masa itu berada dibawah konstitusi bercorak sekuler masih memiliki keinginan-keinginan untuk menguatkan kembali nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.
Pada tahun 1955 ia juga mengambil tugas sebagai menteri luar negeri, bersamaan dengan jabatannya sebagai Perdana Menteri. Menderes juga kembali memenangkan pemilihan umum pada tahun 1954 dan 1957, yang artinya, Ia menjabat sebagai perdana menteri selama 10 tahun. Kebijakan politik yang diterapkan Menderes selama masa jabatannya, ialah sistem ekonomi liberal, yang memungkinkan lebih banyak perusahaan swasta, dan menjalin hubungan baik dengan Timur dan Barat. Hasil kinerjanya sebagai perdana Menteri menunjukkan keberhasilan yang cukup strategis bagi pertumbuhan ekonomi Turki dan kemajuan dalam bidang lainnya. Itu pula yang menjadi alasan mengapa Adnan Menderes berhasil berkali-kali memenangkan pemilu. Karena rakyat melihat kiprah perpolitikannya yang membawa Turki ke arah yang lebih berkemajuan.Â
Kemajuan dalam bidang ekonomi ini, dilaksanakan dengan cara melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk memenuhi permintaan mendasar dari produsen-produsen pertanian. Salahsatunya, dengan dibukanya pintu investasi dalam proyek-proyek pembangunan insfrastruktur seperti jalan, jaringan listrik dan pengairan ke desa dilakukan secara besar-besaran. Sehingga ketika harga pasar semakin terjangkau, para petani akhirnya berhasil meningkatkan penghasilan mereka melalui perbesaran produksi agrikultur yang meningkat secara pesat.Â
Terdapat sebuah peristiwa yang semakin menjadikan tokoh Menderes ini semakin popular di kalangan rakyat Turki, yakni saat ia berhasil selamat dalam kecelakaan pesawat pada tahun 1959, ketika ia dan pejabat pemerintah lainnya tengah melakukan perjalanan kenegaraan dari Istanbul ke London. Saat Menderes berada di puncak kekuasaannya, pada sisi yang lain, kaum sekuler yang terdiri dari kelompok pecinta gagasan kemalisme berusaha melancarkan upaya-upaya untuk menjatuhkan Adnan Menderes. Pada tahun 1960 isu-isu dan tuduhan korupsi, menyalahgunakan jabatan dan melanggar HAM para demonstran, pembredelan media, dituduhkan kepada Adnan Menderes.Â
Isu itu meningkat sejalan dengan kondisi kemerosotan ekonomi Turki yang tengah terjadi pada tahun 1960-an akibat proses Industrialisasi yang semakin meningkat secara masif, namun penguasaan kelas mengalami ketimpangan yang sangat mencolok. Dampak sistem ekonomi liberal yang berlaku dan dislokasi keseimbangan pemilik modal ini menyebabkan konglomerasi berpusat di Istanbul dengan hegemoni borjuis yang menekan kekuatan dan kepentingan ekonomi menengah ke bawah.
Maka serangan-serangan media melalui artikel-artikel dan pemberitaan negative mengenai sosok Adnan Menderes semakin merebak dan berkembang. Hal ini menguatkan dan membenarkan usaha coup d' etat yang mencapai par excellence-nya pada 27 Mei 1960. Yakni kudeta militer di bawah Jenderal Cemal Gursel yang berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Celal Bayar/Jalal Bayar. Saat itu pula Menderes ditangkap dan didakwa telah melanggar Konstitusi, dengan sebuah narasi yang menyatakan bahwa ia ingin merubah paham turki sekuler dengan paham Islam. Ia diadili di sebuah penjara di Yassiada, sebuah pulau kecil di Kepulauan Putri di lepas pantai Istanbul. Ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di pulau Imrali di Laut Marmara pada tanggal 17 September 1961, bersama dua anggota kabinet lainnya yaitu Fatin Rustu Zorlu, Menteri Luar Negeri, dan Hasan Polaatkan, Menteri Keuangan.
Mengenai sebab kudeta militer yang dilakukan, Mamma (2013) menyebut bahwa kudeta terjadi didorong oleh kemerosotan ekonomi. Karena pada saat itu, kondisi ekonomi Turki sedang berada di titik nadir. Namun dalam beberapa sumber lain menyatakan, bahwa kudeta terjadi disebabkan oleh kamuflase hukum yang dilakukan kaum sekuleris Turki yang memiliki sentiment terhadap kebijakan politik yang diterapkan pada masa itu melalui. Terlebih saat kebijakan untuk menghidupkan syiar-syiar islam kembali diwacanakan. Namun hemat penulis, kedua sebab itu akhirnya saling memberi pengaruh, disamping kemerosotan ekonomi sedang menjadi permasalahan utama bagi Turki, menguatnya dorongan kaum sekuleris untuk kembali merebut pengaruh rakyat turki melalui pembangunan opini dalam media juga menjadi faktor lain yang tidak kalah penting.
Disamping eksistensi sekulerisme yang kembali berkembang. Pada 17 September 1990, pasca 29 tahun kematian Adnan Menderes. Parlemen Turki melalui Perdana Menteri Turgut Ozal berhasil membersihkan kehormatan nama baik Adnan Menderes bahkan kedua tokoh cabinet yang bernasib sama. Hari ini makam Adnan Menderes terdapat di sebuah mausoleum di kota Istanbul setelah sebelumnya dipindahkan dari Pulau Imrali yang berada di Laut Marmara. Kini namanya diabadikan dalam sebuah Universitas, yakni Universitas Adnan Menderes di provinsi Aydin dan Bandara Adnan Menderes yang berada di Izmir. Bahkan kisahnya sempat diangkat menjadi sebuah film yang berjudul Ben Enu Cok Sevdim. Semangat politik yang dibangun oleh Adnan Menderes sampai kepada Recep Tayyip Erdogan yang menyebut bahwa impian Menderes akan direalisasikan olehnya, dan meskipun Ia telah tiada, Ia akan bersemayam dalam hati Rakyat Turki. Demikian yang diungkapkan oleh Erdogan pada tahun 2014 silam.Â
Dalam sebuah kuliah pada tanggal 8 Juni 2022, seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah dari Fakultas Adab dan Humaniora, Bapak Nurhasan, S.Ag., M.A. menyatakan bahwa nasib dari seorang oposisi yang mengancam ideologi sekuler turki alias kemalisme, pada masanya selalu berakhir dengan kudeta, lebih jauh akan menjadi terdakwa dan dihukum mati. Demikian yang terjadi pada masa-masa selanjutnya. Meskipun dalam hal ini, kudeta yang dilakukan terhadap pemerintahan Erdogan berkali-kali menemui kegagalan telak. Dengan alasan-alasan yang kurang lebih sama, kudeta di Turki terjadi disebabkan oleh konservatisme politik-ideologis Islam terhadap Ideologi Kemalisme. Â Â
Sumber Pustaka
All About Turkey. (____, - -). Adnan Menderes (Aydin 1899-Istanbul 1961). Retrieved from All About Turkey: https://www.allaboutturkey.com/adnan-menderes.html
Buhairi, M. F. (____). Adnan Menderes: Perdana Menteri yang Berakhir di Tiang Gantungan. Qiblati, 34-25.
Hamdani, M. I. (2020, Agustus 18). Adnan Menderes, Kebangkitan Ekonomi dan Islam di Turki. Retrieved from InMind Institute: http://inmind.id/adnan-menderes-kebangkitan-ekonomi-dan-islam-di-turki/
Larandaka, N. R. (2021, May 29). Tokoh Dunia: Mengenal Adnan Menderes (1899-1961). Retrieved from Apero Fubic: https://www.aperofublic.com/2021/05/tokoh-dunia-mengenal-adnan-menders-1899.html
Mamma, H. A. (2013). Republik Turki Pasca Kemalis. Praja, 207-216.
Winastya, K. P. (2021, Oktober 19). Mengenang Adnan Menderes, PM Turki Pro Islam Mati Digantung Penerus Kemal Ataturk. Retrieved from Merdeka: https://www.merdeka.com/trending/mengenang-adnan-menderes-pm-turki-pro-islam-mati-digantung-penerus-kemal-ataturk.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H