Mohon tunggu...
Syifa SalsabilaAfsa
Syifa SalsabilaAfsa Mohon Tunggu... Penulis - pengarang

its my life

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penyuntingan Media dan Media Penyuntingan Sebagai Sarana Perbaikan Kualitas

3 Desember 2022   11:52 Diperbarui: 3 Desember 2022   12:25 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian ini berusaha menghadirkan media editing dan media untuk editing yang ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana peningkatan kualitas kerja. Metode penelitian ini adalah kajian literatur yang diawali dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, kemudian memilih sesuai tema, menginterpretasikannya, dan terakhir memperoleh hasil akhir penelitian. Menurut temuan penelitian, media editing dan media editing adalah dua istilah yang berbeda. 

Media penyuntingan adalah barang atau alat yang dapat digunakan untuk membantu proses penyuntingan. Salah satu kegiatan penyuntingan media baik online maupun offline adalah penyuntingan media. Media penyuntingan seperti portal jurnal dapat diakses melalui web. Akses ini memerlukan penggunaan jaringan internet atau dikenal juga dengan jaringan internet. 

Jaringan juga dapat digunakan untuk mengakses media editing. Penyuntingan media massa, baik cetak maupun online, merupakan jenis penyuntingan media yang umum dilakukan. Surat kabar adalah istilah umum untuk media massa. Buku, selain surat kabar, berisi media yang dapat digunakan untuk keperluan penyuntingan. Setiap penulis karya harus mendapatkan pelatihan penyuntingan agar karya yang dihasilkan lebih berkualitas. 

Baca juga: Sendu

Pelatihan dapat dimulai dengan menyunting teks tanpa tanda baca, dilanjutkan dengan pelatihan menyunting yang berfokus pada kata dan kalimat dalam teks.

Dalam teks diatas terlihat bahwa bagaimana sebuah  Penyuntingan Media Dan Media Penyuntingan Sebagai Sarana Perbaikan Kualitas dalam sebuah penulisan di media massa dapat memiliki kualitas dalam mengedit sebuah tulisan yang tidak benar ataupun kurangnya sebuah kata dalam kalimat.

Bahwa dalam penyuntingan sebuah artikel ataupn jurnal harus melihat 5W+1H karena pada penytingan media massa ataupun yang bukan berbentuk media massa pun harus melewati massa penyuntingan  maka dari itu setiap menyunting harus memerhatikan unsur yang sudah disebutkan jika tidak melalukan unsur tersebut berarti terjadi kesalahan dalam penulisan tersebut.

Penyuntingan naskah tidak terbatas pada media. Dongeng, novel, dan karya lainnya dapat digunakan sebagai objek penyuntingan. Seperti halnya dongeng dan novel, penyuntingan berfokus pada pembetulan kata atau kalimat yang tidak sesuai atau dianggap tidak sesuai dengan subjeknya. Selanjutnya editing dongeng dapat dilakukan sebagai penerjemah dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.

Pada artikel di atas menunjukan bahwa media penyuntingan tidak terus berada di media massa tapi bisa dari novel, dongeng dan hal lainnya. Maka dari itu setiap menyunting sebuah karya pasti bisa disyuting sesuai tempat yang ada dan dimana saja.

Maka dari itu dalam media penyuntingan dan penyuntingan media harus di teliti dengan seksama dalam menyunting sebuah naskah dan lainnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun