Cerita pendek atau yang biasa kita sebut dengan cerpen adalah salah satu karya sastra naratif yang singkat dan biasanya mencakup satu plot atau peristiwa utama dengan jumlah kata yang terbatas.Â
Dalam cerpen terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik pada cerpen adalah faktor-faktor diluar teks cerpen itu sendiri yang dapat mempengaruhi pemahaman dan interpretasi pembaca terhadap cerita. Unsur-unsur ini memberi konteks tambahan atau informasi yang dapat membantu pembaca dalam memahami cerpen secara lebih baik.
Beberapa unsur ekstrinsik cerpen, antara lain
- Biografi pengarang
- Lingkungan sosial
- Lingkungan sosial budaya
- Lingkungan ekonomi
- Lingkungan agama
Dalam artikel ini kita akan membahas cerpen "Anak Kebanggaan" karya A.A Navis yang akan membahas unsur-unsur ekstrinsik dalam cerpen ini. Berikut ada sinopsis cerita pendek Anak Kebanggaan:
Sinopsis "Anak Kebanggaan":
Cerpen ini mengisahkan tentang Ompi, seorang pria kaya yang bercita-cita besar agar anaknya, Indra Budiman, menjadi seorang dokter. Indra Budiman pergi ke Jakarta dan berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi yang luar biasa. Ompi sangat terobsesi dengan cita-cita ini, tetapi dia kehilangan kesabaran karena Indra Budiman memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tujuannya. Ompi menuduh orang lain iri hati terhadap kemajuan Indra Budiman dan mengirim uang lebih banyak untuk mendukungnya. Ketika ada calon yang ingin menikahi Indra Budiman, Ompi merasa bahwa saatnya untuk menjodohkan anaknya, tetapi dia berbohong tentang minat banyak gadis yang ingin menikahinya. Indra Budiman mempercayai sepenuhnya ayahnya dalam hal ini.
Namun, setelah surat dari Indra Budiman tidak lagi datang, Ompi menjadi sakit dan lumpuh. Orang di kampung tidak berani memanggil dokter karena takut akan melukai hatinya yang begitu berharap agar anaknya menjadi dokter. Ketika sebuah telegram akhirnya tiba, Ompi meminta agar telegram tersebut dibacakan, tetapi dia meninggal dunia sebelum isi telegram itu bisa diungkapkan.
Selanjutnya akan membahas unsur-unsur ektrinsik dalam cerpen "Anak Kebanggaan"
Biografi A.A. Navis:
Haji Ali Akbar Navis (lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatera Barat. 17 November 1924-meninggal 22 maret 2003 pada umur 78 tahun) adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia yang lebih dikenal dengan nama A.A Navis. Ia menjadikan menulis sebagai alat dalam kehidupannya. Beliau mengaku mulai menulis sejak tahun 1950, namun hasil karyanya baru mendapat perhatian dari media cetak sekitar 1955, itu telah menghasilkan sebanyak 65 karya sastra dalam berbagai bentuk. A.A. Navis meninggal pada 22 Maret 2003 karena mengidap komplikasi jantung, asma dan diabetes. Sepanjang hidupnya ia telah melahirkan ratusan karya. Pandangan pria berdarang Minang ini mengenai karya sastra yang baik itu adalah keawetan sebuah karya yang dihasilkan.
Lingkungan sosial:
Pada cerpen Anak Kebanggan karya A.A. Navis tersebut merupakan sebuah cerpen yang mengangkat nilai sosial yang sarat akan makan yang patut untuk dijadikan perenungan bagi generasi muda saat ini, melalui tokoh utama yaitu Ompi yang berperan sebagai ayah, penulis menceritakan besarnya kasih sayang orang tua terhadap anak semata wayang yang begitu ia banggakan sehingga rela menghabiskan uang banyak untuk menopang hidup anaknya di kota. Namun sayang kebaikan yang diberikan orang tua tidak dibalas baik oleh anaknya.
Lingkungan sosial mencakup perbedaan kelas, status, dan lapisan masyarakat yang tercermin dalam cerpen. Unsur lingkungan sosial juga mencakup konflik-konflik sosial yang mungkin muncul dalam cerpen, seperti konflik antara keluarga, tetangga, atau kelompok sosial tertentu. Konflik ini dapat berakar pada lingkungan sosial di mana cerita berlangsung.
Lingkungan Sosial Budaya:
Terdapat nilai budaya yang ada pada cerpen anak kebanggaan karya A.A Navis, yaitu ketika penulis melukiskan bahwa terdapat adat ataupun budaya bahwa pihak gadis atau perempuanlah yang datang meminang pria ketika hendak menikah. Hal tersebut memang merupakan adat istiadat di PadangPanjang Sumatera Barat, tempat kelahiran penulis. Penggunaan bahasa dan dialek tertentu oleh karakter dalam cerita dapat mencerminkan identitas budaya mereka. Hal ini dapat menggambarkan perbedaan antara karakter dan juga memengaruhi cara mereka berinteraksi.
Lingkungan Politik:
Dalam cerpen Anak Kebanggaan pengarang tidak terlalu melukiskan bagaimana keadaan politik pada masanya, tetapi A.A. Navis adalah seorang penulis yang mengerti akan politik dan ideologinya yang sangat kritis pada masanya telah membuat ia dijuluki demikian, karena memang sifat dan wataknya yang gemar mengkritisi apapun hal-hal yang ada disekitar lingkungannya.
Lingkungan Sosial Ekonomi:
Di dalam cerpen ini penulis menggambarkan lingkungan sosial ekonomi dalam cerita ini mencakup sumber finansial yang memadai. Karena dijelaskan Ompi sebagai orang yang kaya, yang ingin anaknya yaitu Indra Budiman mengejar cita-citanya menjadi dokter. Jadi, lingkungan sosial ekonomi dalam cerita ini mencakup kemakmuran ekonomi keluarga Ompi, tetapi juga menyoroti bagaimana tekanan sosial dan ambisi dapat memengaruhi hubungan dalam keluarga tersebut.
Lingkungan Agama:
Pada cerpen Anak Kebanggaan karya A.A Navis tidak ada informasi yang menyebutkan peran agama atau lingkungan sosial agama dalam kisah cerpen ini. Kisah ini lebih fokus pada perjalanan Ompi dan anaknya yang dimana Ompi terobsesi untuk anaknya Indra Budiman untuk menjadi seorang dokter.
Dalam cerpen "Anak Kebanggaan" ini para pembaca dapat mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalam cerpen ini sebagai pembelelajaran bagi kehidupan. Di dalam isi cerita cerpen ini juga menceritakan sebuah kehidupan yang masih banyak dialami pada zaman sekarang ini, ceritanya juga di tulis dengan tertata dengan berbagai konflik yang menarik dan menggunakan bahasa-bahasa yang lugas sehingga mudah memaknai cerpen tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H