Mohon tunggu...
Syifa Nuryuliani
Syifa Nuryuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Pendidikan Indonesia

Menyukai dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cara Belajar dan Media Pembelajaran Dapat Mempengaruhi Motivasi dan Minat Belajar Anak

20 Agustus 2022   18:00 Diperbarui: 20 Agustus 2022   18:04 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses dan suasana belajar sangat mempengaruhi hasil serta motivasi dan minat belajar anak.Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan lingkungan dan suasana khusus sehingga proses belajar berlangsung dengan baik dan prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin.

Suasana belajar yang baik adalah suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.Nyaman dalam hal ini jauh dari gangguan suara dan bunyi yang akan menganggu konsentrasi belajar.Sedangkan menyenangkan berarti suasana belajar yang gembira dan antusias.

Tidak ada aturan khusus dalam undang-undang yang mengatur bagaimana suasana yang tenang dan nyaman itu.Tenaga pendidik diharuskan menciptakan suasana belajar yang baik bagi peserta didik dengan caranya sendiri.

Menilik pada hal tersebut maka KKN 119 yang bertempat di Kecamatan Pameungpeuk mengadakan program pembelajaran dimana fokus kami adalah belajar dengan cara menyenangkan.

Adapun cara belajar yang kami gunakan agar anak merasa senang dan termotvasi untuk belajar adalah sebagai berikut:

1. Belajar dengan Media Visual (Gambar)

Anak-anak cenderung memperhatikan ketika guru menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar.Media visual (gambar) merupakan salah satu media yang dapat membantu anak dalam proses pembelajaran karena dengan adanya visualisasi, apa yang sedang dipelajari akan lebih tergambarkan dalam otak anak.

Kemudian, dalam pelaksanaan pembelajaran alangkah baiknya pendidik tidak langsung menjelaskan materi akan tetapi bertanya kepada anak terbelih dahulu.

Misalnya, dalam materi tetang lingkungan alam dan lingkungan buatan.Pendidik memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada anak-anak dengan memberikan gambar perbedaan lingkungan alam dan lingkungan buatan.Setelah itu biarkan anak menyimpulkan apa itu lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Tak lupa pendidik pun memberikan arahan tentang apa itu lingkungan alam dan lingkungan buatan.Setelahnya berilah anak gambar tentang suatu lingkungan dan mintalah kepada anak menyebutkan mana yang termasuk lingkungan alam dan mana yang termasuk lingkungan buatan.

Dengan cara demikian dapat melatih otak anak, melatih kekritisan anak, melatih speaking anak, serta melatih dan membangun rasa percaya diri pada anak dengan mengemukakan pendapatnya.

2. Belajar dengan Media Pendukung Berupa Alat Musik

Dalam materi pembelajaran di sekolah dasar seringkali kita temukan materi mengenai lagu-lagu anak maupun lagu nasional atau lagu daerah.

Dengan media pendukung berupa alat musik sebagai pengiring ketika pembelaaran mengenai lagu-lagu tersebut, anak akan lebih bersemangat dan termotivasi.Selain itu, pendidik juga bisa mengajarkan anak mengenai tempo dan ketukan.

3. Bermain sambil belajar

Proses pembelajaran yang itu itu saja bisa menjadi membosankan sehingga menyebabkan turunnya semangat belajar pada anak.Banyak permainan yang bisa digunakan sebagai sarana pendukung proses pembelajaran.

Misalnya menghafal berbagai kosa kata dalam ranah IPA seperti aves, amfibi, mamalia, ovipar, vivipar, ovovivipar, dlsbg.

Seringkali anak mengalami kesulitan menghafal kata-kata tersebut, agar lebih menyenangkan bisa menggunakan permainan konsentrasi.

Lalu, pada materi pembelajaran kelipatan bilangan, bisa menggunakan permainan 3 boom dimana setiap menyebutkan angka kelipatan tiga harus berkata "BOOM".Pembelajaran dengan cara ini terbukti menyenangkan dan bisa meningkatkan semangat dan minat belajar pada anak.

3. Belajar diselingi Ice Breaking

Ditengah pelaksanaan/proses pembelajaran seringkali anak mengalami kehilangan fokus.Untuk mengembalikan fokus anak, pendidik bisa menggunakan ice breaking sederhana seperti tepuk-tepukan. Menurut pengalaman saya, cara ini cukup efektif untuk mengembalikan fokus anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun