Mohon tunggu...
Syifa Muhammad Nurzen
Syifa Muhammad Nurzen Mohon Tunggu... Mahasiswa - syifamnurzen

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Massa Akademi Televisi Indonesia Jurusan Jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Dibiasakan, Ini Hal yang Terjadi Ketika Meniup Makanan yang Masih Panas

24 Oktober 2021   14:19 Diperbarui: 8 Maret 2022   09:07 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Gizi yang baik merupakan hal yang diinginkan oleh banyak orang. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk tubuh. Dengan gizi yang sehat di dalam tubuh tentu akan memudahkan kita untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari dengan mudah. Mengonsumsi makanan yang baik dan benar akan membuat tubuh kita terhindar dari penyakit. Dilansir dari HaloSehat.com, makanan yang sehat untuk dikonsumsi adalah makanan yang komposisi gizi atau nutrisi yang seimbang, kandungan serat cukup, matang, tidak menggunakan bahan MSG, sedikit kandungan garam, higienis, dan mengandung air dan garam mineral.

Salad merupakanan makanan yang sehat jika terdiri dari komposisi gizi dan nutrisi yang lengkap. (dokumen courtesy: food.detik.com)
Salad merupakanan makanan yang sehat jika terdiri dari komposisi gizi dan nutrisi yang lengkap. (dokumen courtesy: food.detik.com)

Kita harus memperhatikan cara penyajian makanan sebelum dikonsumsi ke dalam tubuh. Makanan yang sehat harus disajikan dengan pola penyajian yang baik dan benar sehingga dapat dicerna dengan baik oleh tubuh. Dalam islam, ada banyak sekali pembelajaran tentang hidup sehat yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur`an. Salah satunya yaitu adab mengenai menyantap makanan dan minuman. Makanan yang akan kita konsumsi tidak semerta-merta hanya dengan masuk dari mulut kemudian dicerna ke dalam tubuh, ada tata cara sendiri yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Menyantap makanan menggunakan tangan kanan merupakan hal yang diajarkan Rasulullah SAW (dokumen courtesy: kalteng.antaranews.com)
Menyantap makanan menggunakan tangan kanan merupakan hal yang diajarkan Rasulullah SAW (dokumen courtesy: kalteng.antaranews.com)

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menyantap makanan menggunakan tangan kanan, "Apabila kamu ingin makan, kamu harus makan dengan tangan kanan dan apabila hendak minum gunakanlah tangan kanan, karena setan makan dan minum menggunakan tangan kiri." (HR. Muslim). Perintah makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan tersebut mengandung hikmah menurut penelitian ilmiah, yaitu bahwa kerja-kerja sangat beruntung dengan apa yang dikatakan otak.

Ilustrasi gambar otak kanan dan kiri. (dokumen courtesy: Lokadata.ID)
Ilustrasi gambar otak kanan dan kiri. (dokumen courtesy: Lokadata.ID)

Dalam konteks ini maksudnya adalah ketika seseorang makan menggunakan tangan kanan, maka otak kiri yang mengendalikannya. Sebaliknya, ketika makan mengunakan tangan kiri maka otak kanan yang mengendalikanya. Berdasarkan penelitian, otak kiri adalah bagian yang dapat menghasilkan pesan dan perasaan positif. Jadi, ketika makan dengan tangan kanan (dikendalikan otak kiri) maka perasaan positif akan muncul seingga makanan bisa terasa lebih nikmat dan akan mudah dicerna oleh tubuh.

Tidak hanya soal tata cara menyantap makanan, Rasulullah SAW juga mengajarkan kita tentang adab makanan yang baik dan benar sehingga dapat memberikan kesehatan bagi tubuh kita. Adapun adab makan yang diajarkan beliau, yaitu ketika makanan masih dalam keadaan panas, kita tidak boleh meniupnya. Meniup makanan atau minuman panas memang efektif menurunkan suhunya tetapi bagi umat muslim hal ini dilarang. Rasulullah SAW menganjurkan untuk menunggu makanan atau minuman hingga tidak panas dan melarang meniup atau menghembuskan nafas di depan makanan.

Makanan yang dalam keadaan panas, jangan meniupnya.  Hendaklah menunggu sampai panas dalam makanan hilang. (dokumen courtesy: konsultasisyariah.com)
Makanan yang dalam keadaan panas, jangan meniupnya.  Hendaklah menunggu sampai panas dalam makanan hilang. (dokumen courtesy: konsultasisyariah.com)

Dalam hadist lain disebutkan, "Sesungguhnya Rasululah SAW melarang bernafas dalam sebuah wadah, atau meniup makanan dalam wadah tersebut." (H.R. at-Tirmidzi). Kalimat larangan dalam beberapa hadist tersebut bukanlah bermakna keharaman, melainkan hanya makruh, yaitu lebih baik dihindari. Jika ada yang tetap makan atau minum dengan meniupnya, maka makanan dan minuman tersebut tidaklah disebut haram. Selain itu tidak hanya dilarang dalam agama Islam, namun para penelitian juga melarangnya. Sebuah penelitian menemukan bukti bahwa pada makanan yang ditiup terdapat jamur Candida sp. dan Saccharomyces sp. Selain itu, kandungan karbondioksida dari hembusan nafas juga turut memperburuk kondisi makanan dan minuman panas. Menurut reaksi kimia, apabila uap air dari panas makanan bereaksi dengan karbondioksida dari uap mulut maka akan membentuk senyawa asam karbonat yang bersifat asam. Asam karbonat ini mengganggu pH dalam darah sehingga membuat tubuh mudah terpapar radikal bebas.

Meniup makanan ketika masih panas akan mengundang bakteri dan reaksi kimia yang berbahaya untuk tubuh. ( dokumen courtesy: (idntimes.com)
Meniup makanan ketika masih panas akan mengundang bakteri dan reaksi kimia yang berbahaya untuk tubuh. ( dokumen courtesy: (idntimes.com)

Ada banyak hal yang tidak kita sadari ketika hendak menyantap sebuah makanan. Hal yang tidak disadari tentu menjadi dianggap sepele atau sebelah mata untuk dikerjakan. Dalam ajaran agama islam, banyak sekali hikmah pelajaran yang didapat untuk mengatur kehidupan. Salah satunya yaitu adab pola makan dan hidup sehat. Tidak hanya dalam ajaran islam, pola makan dan hidup sehat juga sudah banyak diteliti oleh para peneliti dan ilmuwan sehingga sudah terbukti keaslian data dan faktanya. Oleh karena itu, mulai sekarang hiduplah dengan gaya yang sehat dan pola makan yang teratur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun