Mohon tunggu...
Syifa Nurul Fauziyyah
Syifa Nurul Fauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Kimia 2021- Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Halo semua! Saya Syifa Nurul Fauziyyah, seorang mahasiswa kimia yang juga gemar menulis. Yuk, ikuti perjalanan sederhana saya dalam dunia ilmiah dan literasi melalui tulisan-tulisan di Kompasiana. Terima kasih sudah menyempatkan membaca tulisan yang saya buat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manfaat Limbah Kulit Pisang Sebagai Karbon Aktif: Solusi Adsorpsi Logam Berat dalam Pencemaran Air

5 Mei 2024   15:01 Diperbarui: 8 Mei 2024   18:38 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.diariwanita.com/

Kebutuhan air merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Ketersediaan air bersih semakin hari semakin berkurang, lepasnya zat beracun dan berbahaya kedalam sistem air telah memperparah terjadinya pencemaran. Pencemaran air dapat dibagi menjadi dua jenis polutan, yaitu zat-zat yang menyebabkan eutrofikasi dan zat-zat beracun yang dapat merusak organisme di lingkungan air salah satunya adalah logam berat.

Logam berat merupakan salah satu jenis zat yang memiliki sifat beracun dan karsinogenik yang dapat menimbulkan dampak negatif pada organisme akuatik. Limbah logam dari proses domestik perkotaan dapat menyebabkan pencemaran air jika telah melebihi batas dalam lingkungan. Salah satu jenis logam berat yang dihasilkan oleh limbah domestik perkotaan adalah logam Merkuri, Timbal dan Kadmium. 

Pencemaran air yang disebabkan oleh logam berat dalam air merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Merkuri adalah logam berat beracun yang dapat terakumulasi dalam rantai makanan dan memiliki efek berbahaya pada organisme hidup. 

Bagaimana Cara Mengatasi Pencemaran Air oleh Logam Berat?

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dalam upaya untuk mengurangi tingkat pencemaran air oleh logam berat, penelitian tentang teknologi adsorpsi menggunakan karbon aktif dari bahan alami telah mendapat perhatian yang signifikan. Salah satu bahan alami yang menjanjikan adalah kulit pisang, yang merupakan limbah pertanian yang melimpah dan dapat diperoleh dengan biaya rendah. 

Penggunaan limbah pertanian sebagai bahan baku untuk karbon aktif juga membantu dalam mengurangi limbah organik yang dihasilkan oleh industri pertanian. 

https://www.diariwanita.com/
https://www.diariwanita.com/

Bagaimana Cara Mengolah Karbon Aktif dari limbah kulit pisang?

Proses pembuatan karbon aktif dari limbah kulit pisang melalui beberapa tahapan yang relatif sederhana namun penting. Tahapan pertama adalah pengumpulan bahan baku, di mana kulit pisang dikumpulkan dari sumber limbah, kemudian dibersihkan dan dikeringkan agar siap untuk proses selanjutnya. Selanjutnya, kulit pisang yang telah disiapkan tersebut akan melalui proses karbonisasi. Kulit pisang mengandung senyawa-senyawa seperti selulosa dan lignin yang dapat diubah menjadi karbon aktif melalui proses karbonisasi. Proses karbonisasi mengubah struktur kimia dari bahan organik menjadi karbon yang memiliki sifat adsorpsi yang kuat terhadap berbagai zat pencemar, termasuk logam berat. Setelah itu, karbon hasil karbonisasi diaktifkan melalui proses aktivasi. Proses aktivasi ini dilakukan dengan menggunakan zat kimia seperti asam fosfat atau kalium hidroksida. Tujuannya adalah untuk meningkatkan porositas karbon aktif sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menyerap zat pencemar.

http://jrk.fmipa.unand.ac.id
http://jrk.fmipa.unand.ac.id

Studi laboratorium yang dilakukan oleh Putri Ade dan Asyti pada tahun 2023 telah menunjukkan bahwa karbon aktif dari kulit pisang memiliki kapasitas adsorpsi yang baik terhadap logam berat seperti merkuri dalam air. Kemampuan karbon aktif dari kulit pisang dalam mengadsorpsi logam merkuri tersebut karena kandungan gugus aktif dari kulit pisang yang mempunyai kemampuan menyerap logam-logam pencemar. Berbagai faktor, seperti ukuran partikel, pH larutan, dan konsentrasi merkuri, mempengaruhi efisiensi adsorpsi karbon kulit pisang. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa karbon aktif dari kulit pisang memiliki potensi besar sebagai adsorben untuk menghilangkan logam berat merkuri dari air limbah dengan persentase penyerapan optimum yang dihasilkan sebesar 99.87 %. Berdasarkan hasil efektivitas yang cukup tinggi ini artinya karbon aktif dari kulit pisang ini layak digunakan sebagai adsorben.

Karbon aktif dari kulit pisang efektif mengurangi konsentrasi logam berat seperti merkuri dalam air limbah hingga tingkat yang dapat diterima secara regulasi. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan proses adsorpsi dan menyesuaikannya dengan kondisi yang berbeda di berbagai lokasi. Karbon aktif dari kulit pisang memiliki beberapa keunggulan, termasuk biaya produksi yang rendah, ketersediaan bahan baku yang melimpah, dan potensi untuk mengurangi limbah organik. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti skalabilitas produksi, pemulihan kembali karbon setelah digunakan, dan pengelolaan limbah hasil produksi.

Dalam era di mana isu lingkungan semakin mendesak, inovasi sederhana seperti penggunaan kulit pisang sebagai sumber karbon aktif dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan kreativitas dan kepedulian, limbah dapat diubah menjadi sumber daya berharga yang membantu kita menjaga keberlanjutan bumi kita. Teknologi ini dapat menjadi alternatif yang menarik dan berkelanjutan dalam upaya melindungi lingkungan perairan dan kesehatan masyarakat dari logam berat. Mari bersama-sama berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan tindakan sederhana namun berdampak besar seperti ini. 


Referensi 

Adhani, R., & Husaini. (2017). Logam Berat sekitar manusia. Lambung Mangkurat University Press.

Masriatini, R. (2017). Pembuatan Karbon Aktif Kulit Pisang. 2(1), 53-57

Putri Ade Rahma Yulis, & Asyti Febliza. (2023). Pembuatan dan Karakterisasi BPAC (Banana Peels Activated Carbon) Sebagai Biosorben Logam Raksa (Hg) dengan Aktivator HCl. Jurnal Riset Kimia, 14(2), 118–130. https://doi.org/10.25077/jrk.v14i2.596




Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun