Mohon tunggu...
Syifa anditha Salsabila
Syifa anditha Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Calon s.ilkom, alias sarjana ilmu komedi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sisi Gelap Original Character dan Dampaknya bagi Mental Health

24 Mei 2022   23:50 Diperbarui: 25 Mei 2022   00:53 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SISI GELAP DUNIA ORIGINAL CHARACTER ROLEPLAYER DAN DAMPAKNYA BAGI MENTAL HEALTH

Di era serba canggih seperti saat ini, media sosial kerap tak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Satu sisi, media sosial mengambil peran membantu perkembangan komunikasi, mengembangkan ide, namun disisi lainnya juga sebabkan risiko kesehatan mental. Di kalangan penggemar Korean Pop, muncul istilah Roleplayer  atau bermain peran. Roleplayer mulai dikenal sejak tahun 2011-2012. Saat itu Korean pop miliki peminat yang besar di Indonesia. 

Menurut Paul Booth (2010) roleplay adalah suatu fenomena yang memungkinkan penggemar bersikap dan berakting menggunakan identitas milik selebriti idolanya sebagai identity roleplay. Menggunakan identitas dari karakter yang diperankan, seorang roleplayer akan bertindak layaknya artis aslinya. 

Seperti berkonversasi ringan, mengunggah kegiatan sehari-hari berdasar pada konten asli artisnya, bahkan dapat juga membuat projek tertentu seperti konser di lini masa. Platform yang digunakan pun beragam. Mulai dari facebook, twitter, line, dan lain-lain. Namun kali ini penulis lebih menggunakan platform twitter. 

Twitter adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi serta pengalaman pribadi dengan jaringan online mereka. Menurut statista, jumlah pengguna Twitter di Indonesia mencapai 18,45 juta per Januari 2021 dan diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang. 

Dengan pengguna sebanyak itu, Indonesia menempati peringkat ke-5 penggunaan twitter terbanyak, dan sebagian dari jumlah tersebut adalah roleplayer. Seiring berjalannya waktu, kegiatan bermain peran tak hanya sekadar 'menirukan' idola mereka. Mulailah bermunculan beberapa versi lain dari roleplayer atau mungkin dapat dikatakan berkembang. Mulai dari alter universe, hingga muncul original character.

Karakter asli, atau OC, adalah karakter yang tidak didasarkan pada karakter lain. Sehingga tidak melanggar hak cipta seseorang atau pihak. Dengan kata lain, sebagai pencipta, penulis dapat mengembangkan karakter fiksi baru dari bawah ke atas. Kata itu diciptakan di komunitas fanfiction untuk menggambarkan karakter baru yang tidak diperkenalkan secara resmi dalam sebuah cerita dan biasanya ditemukan di situs membaca buku online. 

Dalam OC, penulis lebih bebas mengekspresikan akan seperti apa karakter yang ingin dibuat. Mulai dari kehidupan sehari-hari, pekerjaan, percintaan, bahkan ingin seperti apa sifat karakternya. Karakter OC lebih banyak berinteraksi lewat linimasa. Misal dengan saling berbalas cuitan atau melalukan plot dengan alur cerita menarik guna mendukung perkembangan cerita. Penulisan plot pun beragam, mulai menggunakan sudut pandang orang pertama, tak sedikit pula yang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Semua tergantung kenyamanan penulis dalam mengembangkan karakter OC mereka masing-masing.

Banyak pula projek-projek fiksi yang bermunculan guna mendukung karakter. Seperti proyek pekerjaan, sekolah, bahkan projek idol yang juga diikuti dengan projek konser layaknya idol di dunia nyata. Bedanya semua dilakukan dalam bentuk plot yang didukung oleh visualisasi-visualasi sesuai.

Semakin maraknya pembentukan projek, semakin banyak pula karakter-karakter yang merasa dirinya superior, merasa paling berkuasa dan berujung 'semua tentang saya'. Hal inilah yang membuat suasana menulis tak nyaman. Hal ini timbul lantaran merasa karakternya terkenal dengan circle pertemanan yang luas, atau seringnya mengikuti projek-projek. 

Dikutip dari laman hellosehat.com, perilaku seperti ini bisa jadi suatu efek gangguan jiwa. Dimana menyebabkan seseorang percaya bahwa dirinya berbeda dengan yang dipandang orang lain. Bisa juga mereka berpikir mereka adalah seseorang yang begitu hebat, padahal kenyataannya biasa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun