Mohon tunggu...
Syifa Naila Larissa
Syifa Naila Larissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa semester 1 di jurusan Sastra Inggris di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fashion Barat Membebani Generasi Z dengan Dampak pada Finansial, Mental, dan Identitas Budaya

20 Desember 2024   15:48 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Westernisasi telah menjadi fenomena di seluruh dunia yang memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk gaya berpakaian. Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, sering dianggap sebagai kelompok yang paling terkena dampak dan terpengaruh oleh budaya Barat. Namun, apakah semua perubahan ini benar-benar baik? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa perubahan dalam gaya berpakaian Generasi Z akibat westernisasi bisa membawa dampak negatif.

Dampak fashion Barat sering kali membuat generasi muda melupakan ciri khas budaya lokal. Pakaian tradisional yang merefleksikan nilai-nilai dan sejarah suatu bangsa mulai tergantikan oleh tren pakaian dari seluruh dunia. Misalnya, kain batik atau songket semakin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, digantikan oleh jeans, crop top, atau hoodie. Hilangnya apresiasi terhadap budaya lokal dapat merusak identitas nasional yang seharusnya dilestarikan.

Westernisasi sering membawa nilai-nilai yang mendorong konsumerisme, di mana mode pakaian berubah dengan sangat cepat. Gen Z sering terjebak dalam siklus membeli baju baru agar bisa mengikuti gaya terbaru. Ini tidak hanya berdampak pada keuangan pribadi, tetapi juga menyebabkan masalah lingkungan seperti limbah tekstil dan emisi karbon dari industri fashion.

Fashion Barat terkadang mengangkat standar kecantikan tertentu yang tidak mencerminkan keberagaman fisik dan budaya di negara lain. Generasi Z bisa merasa tertekan untuk memenuhi standar ini, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Contohnya adalah tren berpakaian yang lebih mempromosikan tubuh ramping atau kulit yang cerah, yang bisa membuat orang-orang yang tidak sesuai dengan kriteria ini merasa tidak percaya diri.

Beberapa cara berpakaian dari Barat mungkin dianggap tidak pantas menurut norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Contohnya, pakaian yang terlalu terbuka bisa menimbulkan perdebatan tentang cara berpakaian di budaya yang lebih tradisional. Ini bisa menyebabkan ketegangan antara generasi yang berbeda atau antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Pengaruh kuat dari tren fashion Barat bisa menghalangi kreativitas lokal untuk berkembang. Desainer muda mungkin lebih cenderung meniru gaya dari Barat daripada menciptakan sesuatu yang original dari budaya mereka sendiri. Namun, menggabungkan unsur tradisional dengan modernitas bisa menghasilkan inovasi yang lebih baik dan berkelanjutan.

Fashion Barat membawa banyak beban tersembunyi bagi generasi muda saat ini. Salah satu masalah adalah tekanan finansial karena tren terus berubah. Banyak dari mereka merasa harus membeli pakaian baru untuk diterima oleh teman-teman mereka. Namun, hal ini menciptakan cara berbelanja yang tidak sehat dan boros. Selain itu, tuntutan mental juga meningkat karena harapan untuk tampil sesuai dengan standar mode Barat yang sering kali sulit dicapai. Tidak hanya itu, pemakaian pakaian yang sangat dipengaruhi oleh budaya Barat bisa mengurangi rasa bangga terhadap pakaian tradisional. Misalnya, banyak anak muda di beberapa negara lebih suka mengenakan pakaian kasual bergaya Barat bahkan di acara resmi, sementara pakaian tradisional hanya dilihat sebagai kostum atau pakaian untuk acara tertentu. Ini menunjukkan bahwa budaya mereka mulai memudar.

Walaupun pengaruh Barat memberikan akses mudah ke berbagai pilihan gaya dan tren, dampak negatifnya terhadap cara berpakaian generasi muda tidak bisa dianggap sepele. Kehilangan identitas budaya, konsumsi berlebihan, tekanan untuk memenuhi kecantikan yang ditentukan, perbedaan nilai, dan kurangnya kreativitas lokal adalah beberapa masalah yang harus diperhatikan. Sebagai generasi yang juga akrab dengan teknologi, generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai lokal sambil tetap mengikuti perkembangan zaman. Dengan cara ini, mereka bisa menemukan keseimbangan antara hal modern dan tradisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun