"tas aku kayanya di ambil orang deh kang"
        "alah, gimana atuh, tas nya isi nya apa aja?"
        "ada dompet yang isi nya uang sama kartu-kartu disana sama ponsel Ruby juga ada didalam tas kang"
        "eh kalian tau gak, itu di fakultas sebelah, anak yang lain lagi rame cerita juga kasus kehilangan, dan faktanya tadi siang ternyata ada maling masuk ke kampus, tadi akang juga sempat liat orang nya masuk sini, ya bukan akang berprasangka jelek ya, tapi bisa jadi orang yang ngambil tas kamu adalah orang yang sama kaya yang ngambil beberapa barang berharga di fakultas sebelah" jelas kang Raden, Ruby masih diam dan berusaha untuk tabah, "duh by, ayo sekarang kita ke satpam buat laporan, disana kita liat cctv nya biar kita tau jelas nya gimana" ajak Kang Raden, pada Ruby dan Aini.
        Mereka pun ke pos satpam dan membuat laporan, setelah berbagai pernyataan dan pertanyaan, disimpulkan orang yang mengambil tas Ruby adalah orang yang sama, Ruby pun segera di bawa ke polsek untuk bertemu orang tersebut, ia dimintai keterangan serta untuk membuat laporan atas kasus tersebut, dan ternyata benar pelakunya adalah orang itu, meski awalnya tidak mengaku tapi bukti cukup jelas dan ia pun akhirnya mengakui kesalahannya, tapi mengenai hukum tidak bisa sembarangan, Ruby harus menunggu 2 minggu lagi untuk kejelasan selanjutnya.
        "sudah nak, mudah-mudahan masih rezeki kamu ya, dan barangnya bisa kembali"
        "iya ibu, salah Ruby juga sembarangan taruh tas nya"
        "iya jadikan pelajaran saja ya, buat ke depannya jangan simpan sembarangan lagi barang berharga kamu"
        "iya bu, maafkan Ruby ya, lain kali Ruby akan hati-hati, dan untuk bagaimana kelanjutan kasusnya Ruby pasti kasih tau ibu lagi, sudah dulu ya bu, ini hp teman Ruby gak enak pinjam lama-lama"
        "iya nak, yaudah, besok ibu sama ayah akan jenguk kamu, kamu tunggu ya disana, sekarang jangan terlalu dipikirin, apapun hasinya pasti itu yang terbaik buat kamu, kita pun kan gak pernah bisa tahu musibah apa yang akan menimpa kita kan, kamu istirahat ya nak" kata ibunya, menenangkan
        "iya bu".