Mohon tunggu...
Syifa Maulida Hajiri
Syifa Maulida Hajiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada

Syifa tertarik dengan dunia jurnalistik dan media kreatif, terutama dalam serba-serbi perfilman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Relasi Selebritas dan Media, Sebuah Opini

25 Agustus 2022   20:30 Diperbarui: 25 Agustus 2022   20:32 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selebritas dan media adalah dua hal yang saling berkaitan, bahkan tidak terpisahkan. Selebritas dapat dikatakan sebagai seseorang yang terkenal atau dianggap terkenal. Melalui media, selebritas dapat berkembang dan muncul ke permukaan sehingga dapat dikenal luas oleh audiens ataupun mendapatkan banyak penggemar dan pengikut. Meskipun relasi selebritas dan media terlihat saling membutuhkan satu sama lain, apakah terdapat dominasi siapa yang lebih membutuhkan siapa?

Saya tidak menyangkal bahwa baik selebritas dan media itu membutuhkan satu sama lainnya. Media dapat "memanfaatkan" adanya selebritas dalam konten yang mereka produksi untuk audiens. Namun, tidak lupa selebritas itu sendiri membutuhkan media agar mereka eksis. 

Media menjadi wadah atau tempat bagi selebritas untuk meraih ketenarannya itu. Oleh karena itu, saya menganggap bahwa media menjadi syarat wajib bagi selebritas agar mereka dapat menjadi seleb. \

Bayangkan saja jika media itu tidak ada, pastinya orang-orang yang menjadi selebritas ini kehilangan tempatnya untuk dapat dikenal luas. Konteks yag lebih spesifik dapat diamati pada mikro-selebriti yang besar lewat media baru, seperti media sosial. 

Media menjadi tempat mereka tumbuh, merintis karier, dan popularitas. Pada akhirnya, selebritas-lah yang lebih butuh media.

Pada titik tertentu, tidak selamanya selebritas akan lebih membutuhkan media. Akan ada titik balik yang menempatkan posisi selebritas sebagai pihak yang lebih penting. Misalnya pada selebritas yang sudah sangat populer di banyak tempat. 

Contohnya saja pada boyband BTS. Bayangkan jika salah satu stasiun TV di Indonesia berhasil bekerja sama dengan salah satu boyband terpopuler di dunia ini.

 Secara otomatis, stasiun TV tersebut pasti bisa mendapatkan jumlah penonton yang lebih tinggi. Mendapatkan efek domino, penonton yang tinggi akan mendatangkan pengiklan yang lebih banyak dengan biaya iklan yang melejit pula. Pemasukan stasiun TV tersebut otomatis juga meningkat. 

Jadi, ada kalanya media akan lebih membutuhkan sosok selebritas, terutama selebritas dengan popularitas yang sangat tinggi.

Relasi selebritas dan media sangatlah erat. Era media baru memberikan peluang yang lebih luas bagi seseorang untuk menjadi selebritas. Melalui media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, seseorang dapat dengan lebih mudah memperoleh ketenaran daripada jika melalui media massa yang konvensional. 

Namun, selebritas yang besar lewat media sosial ini, terutama selebritas perintis, akan menjadi pihak yang lebih membutuhkan media, berbeda dengan selebritas yang telah mendapatkan nama besar. Selebritas besar akan lebih dibutuhkan media dalam upayanya untuk menaikkan exposure media tersebut melalui penggemar selebritas yang jumlahnya besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun