Mohon tunggu...
Syifa Lubil
Syifa Lubil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Apapun yang kamu lakukan, lakukan dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Gender Dalam Pendidikan

14 Desember 2021   21:23 Diperbarui: 14 Desember 2021   21:44 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesetaraan gender direpresentasikan dengan adanya posisi yang setara antara laki-laki dan perempuan  dalam pengamilan keputusan dan memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya. Kesetaraan gender memerikan penghargaan dan kesempatan yang sama agi perempuan dan laki-laki untuk mendefinisikan keinginan mereka dan memaksimalkan kemampuan mereka di idang yang ereda. Tidak peduli  dia  iu rumah tangga presiden uruh parik sopir pengacara guru atau profesi lain jika kondisi itu tidak menghampirinya maka tidak isa dikatakan dia diterima nikmati kesetaraan gender. Di sisi lain erkemangnya isu gender di masyarakat dan maraknya inisiatif untuk memperjuangkan kesetaraan gender juga memuat seagian kalangan ragu-ragu.

 Istilah "kesetaraan gender" sering disalahpahami ketika merujuk pada pekerjaan dan tanggung jawa laki-laki. Kondisi demikian menyiratkan adanya kerancuan dalam pemaknaan kesetaraan gender. Kesetaraan gender tidak erarti menyerahkan semua pekerjaan laki-laki ke pundak perempuan juga tidak erarti ahwa tanggung jawa dan kewajian  suami dipikul oleh istrinya. Jika demikian ukan "kesetaraan" yang tercipta melainkan peningkatan ean dan penderitaan  perempuan.

 Hakikat kesetaraan gender adalah menganggap semua orang  sama dan sederajat (equality) aik laki-laki maupun perempuan. Karena kedudukan yang sama maka setiap individu mempunyai hak yang sama saling menghormati fungsi dan tugas masing-masing sehingga tidak ada  pihak yang erhak merasa dirinya leih tinggi atau memiliki kedudukan yang leih tinggi dari yang lain. Ringkasnya esensi kesetaraan gender adalah keeasan untuk memilih peluang yang diinginkan tanpa  tekanan dari pihak lain untuk memiliki posisi dan kesempatan yang sama  dalam pengamilan keputusan dan untuk menuai manfaat dari lingkungan kesetaraan gender.

Untuk lebih memahami bagaimana kesetaraan gender dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari berikut ilustrasi sederhana yang terjadi pada dua keluarga:

  • Pertama perempuan memilih untuk melakukan pekerjaan rumah dan suami memilih menjadi pekerja. Ketika memuat keputusan dalam keluarga seorang wanita eas menentukan apakah dia ingin ekerja di luar atau di dalam keluarga. Demikian pula sang suami tidak segan-segan erganti peran ketika istrinya dieri kesempatan ekerja di parik. Dalam hal ini dapat dikatakan ahwa kesetaraan gender telah tercipta  dalam keluarga. Perempuan tidak dipaksa oleh suaminya untuk tinggal di rumah dan suami tidak dipaksa ekerja di parik. Mereka memilih peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing pihak tanpa paksaan atau tekanan dari istri atau suami. Kesetaraan gender tercipta ketika suami dan istri memiliki kesempatan yang sama untuk memilih jenis pekerjaan yang mereka sukai dan memiliki kedudukan yang setara dalam mengamil keputusan  keluarga.
  • Yang kedua adalah wanita yang ekerja seagai pengacara atas permintaan suaminya. Istri selalu ekerja di awah tekanan suaminya tidak memiliki keeasan untuk mengungkapkan pendapatnya dan tidak dapat memilih pekerjaan lain yang diinginkannya. Biasanya kita hanya memeri dan menilai sesuatu  dari penampilannya. Begitu juga dengan kesetaraan gender. Orang sering mengasosiasikan kesetaraan gender dengan jenis pekerjaan yang dilakukan  perempuan.

Namun melihat contoh dari dua keluarga di atas menjadi jelas  bahwa jenis pekerjaan  yang dipilih  seseorang atau tempat kerja yang mereka pilih bukanlah ukuran  kesetaraan di antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun