Mohon tunggu...
Syifa Aliani
Syifa Aliani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

[Resume] Keutamaan Ilmu Munasabah Dalam Memahami dan Menafsirkan Korelasi Alquran Secara Utuh

14 November 2015   07:19 Diperbarui: 14 November 2015   10:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Keutamaan Ilmu Munasabah Dalam Memahami dan Menafsirkan Korelasi Alquran Secara Utuh

Oleh: Syifa Aliani Santoso

Judul : Diskursus Munasabah Alquran Dalam Tafsir Al-Mishbah

Pengarang : Dr. Hasani Ahmad Said, M.A

Penerbit : AMZAH

Tahun Penerbit : Pertama, 2014

Jumlah Halaman :  296

 

   Alquran merupakan kitab suci umat islam yang diwahyukan oleh Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukzizat. Sebagaimana kita ketahui Alquran adalah kitab suci terakhir yang diwahyukan oleh Allah SWT, walaupun begitu tetapi Alquran merupakan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Didalam  Alquran sendiri terdapat 114 surah, dimana setiap ayat dalam surah itu mengandung banyak hikmah dan pelajaran. Hal itu lah yang membuat Alquran dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat islam. Namun dengan ayat yang berjumlah 6666 menimbulkan persepsi berbeda dalam sistematika urutannya, karena hal tersebut munasabah penting dalam mempelajari Alquran.

   Seperti yang dikatakan Hasani Ahmad dari bukunya berjudul Diskursus Munasabah Alquran beliau mengatakan bahwa “Kajian tentang munasabah berawal dari kenyataan bahwa sistematika urutan ayat-ayat atau surah-surah Alquran sebagaimana terdapat dalam mushaf Utsmani sekarang tidak berdasarkan pada kronologis turunnya.” Beliau juga menambahkan “Dalam Alquran, ada beberapa indikasi yang mempunyai sinyal kuat yang menunujukkan bahwa Alquran adalah satu kesatuan yang memiliki keserasian (munasabah).”

   Alquran dijadikan pedoman oleh umat islam karena dengan kemukzizatan didalamnnya yang terdapat ajaran-ajaran yang tidak mengenal zaman. Tidak mengenal jaman disini diartikan bahwa Alquran seperti kitab suci yang kekal. Karena  ajaran-ajaran didalamnya menjelaskan tentang kehidupan manusia pada zaman beribu-ribu tahun yang lalu sampai sekarang era modern. Hal ini pula yang disampaikan oleh Hasani dalam bukunya, yang mengatakan “Alquran adalah wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal kemanusiaan. Ia diturunkan untuk dijadikan petunjuk, untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.”

   Alquran seperti telah memprediksikan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan, hal itu terjadi karena Alquran lahir bukanlah tanpa sengaja dan tanpa tujuan. Ini membuktikan bahwa Alquran memang benar adanya diturunkan oleh Allah SWT. Namun tetap saja ada segelintir orang yang masih menpertanyakan akan kemukzizatan Alquran.Dalam bukunya Hasani menyebutkan segelintir tokoh yang masih menyoalkan kemukzizatan Alquran seperti Abu Ishaq Al-Nazhzham (w. 321 H/933 M), Al-Murtadha (436H/129 M) dan Al-baqillani (w. 403 H).

 

 

   Dalam bukunya Hasani juga mengatakan “tidak diragukan lagi bahwa Alquran terdiri dari susunan ayat dan surah, ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan.” Secara teknis proses turunnya Alquran adalah secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Allah SWT berfirman

 

Artinya: ”dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (al-israa: 106)

 

   Alquran juga diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi, contohnya saja bangsa Arab. Dahulu sebelum Alquran hadir bangsa Arab dikenal dengan tradisi-tradisi masyarakatnya yang buruk seperti berjudi, minum-minuman keras, mengubur hidup-hidup anak perempuan, menyembah berhala dan kebiasan buruk lainnya, zaman itulah yang kita sebut dengan zaman jahiliyah atau jaman kebodohan. namun kebiasaan-kebiasaan buruk itu mulai berkurang seiring dengan hadirnya islam dan Alquran yang kemudian menjadi pedoman hidup bangsa Arab.

   Dalam buku ini Hasani juga menjelaskan tentang proses turunnya Alquran,yaitu “Dalam perjalanan sejarah, berkenaan dengan pengumpulan ayat – ayat Alquran dalam arti penulisannya, prosesnya melalui tiga periode dalam pertumbuhan islam. Rasulullah memiliki beberapa orang pencatat wahyu. Diantaranya, empat orang sahabat yang kemudian menjadi para Khulafa Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Mu’awiyah, Zaid bin Tsabit, Khalid bin Al-Walid, Ubai bin Ka’b, dan Tsabit bin Qais.. beliau menyuruh mereka untuk mencatat Alquran dengan metode yang sangat sederhana, yaitu diatas lontaran kayu, pelepah kurma, tulang dan batu.”

   Proses-proses itu juga menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat pula dalam kalangan ulama. Tanggapan Hasani dalam bukunya adalah “Rasulullah mempunyai peranan dominan dalam penentuan serta penyusunan ayat dan surah.tugas para sahabat hanya mengumpulkan dalam satu tempat, bukan menetapkan susunan surahnya.”

   Tidak hanya itu pula dalam bukunya Hasani mengatakan bahwa “kewajiban mengikuti pola penulisan Al-quran versi mushaf Utsmani diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut sesuai petunjuk dari Nabi (tauqifi).”

   Dengan berbagai pendapat, dapat disimpulkan bahwa munasabah penting dalam memahami dan menafsirkan korelasi Alquran yang utuh. Karena ketika kita mengetahui bahwa Alquran adalah sesuatu yang utuh maka ilmu munasabah menjadi suatu bahasan yang dapat memudahkan kita mempelajari dan mengkaji isi kandung Alquran itu sendiri.

   Dalam bukunya Hasani tidak hanya menyebutkan pendapat antar ulama saja namun juga mengemukakan pendapat para ilmuwan Alquran klasik dan modern, termasuk menurut pendapat para orientalis.walaupun banyak dari mereka yang malah mencari kekurangan Alquran dalam penelitiannya karena dalam kajiannya terdapat kekeliruan menurut para cendikiawan muslim. Oleh sebab itu kita sebagai seorang muslim tidak seharusnya terpengaruh oleh pemikiran – pemikiran orientalis. Tetapi kita juga tidak boleh menolak ataupun menerima pemikiran mereka begitu saja, tetapi harus kita cari pula tentang kebenaran atau tidak pendapat – pendapat itu agar tidak keliru.

 

Kelebihan

  1. Cover buku cukup menarik
  2. Buku ini berisi tentang penjelasan ilmu munasabah Alquran
  3. Kata-kata yang digunakan penulis jujur apa adanya tidak dilebih-lebihkan maupun dikurang-kurangkan
  4. Buku ini dapat dijadikan jembatan kita dalam mengetahui apa itu munasabah

 

Kekurangan

  1. Kertas pada cover kurang tebal sehingga mudah rusak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun