Alquran dijadikan pedoman oleh umat islam karena dengan kemukzizatan didalamnnya yang terdapat ajaran-ajaran yang tidak mengenal zaman. Tidak mengenal jaman disini diartikan bahwa Alquran seperti kitab suci yang kekal. Karena ajaran-ajaran didalamnya menjelaskan tentang kehidupan manusia pada zaman beribu-ribu tahun yang lalu sampai sekarang era modern. Hal ini pula yang disampaikan oleh Hasani dalam bukunya, yang mengatakan “Alquran adalah wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal kemanusiaan. Ia diturunkan untuk dijadikan petunjuk, untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.”
Alquran seperti telah memprediksikan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan, hal itu terjadi karena Alquran lahir bukanlah tanpa sengaja dan tanpa tujuan. Ini membuktikan bahwa Alquran memang benar adanya diturunkan oleh Allah SWT. Namun tetap saja ada segelintir orang yang masih menpertanyakan akan kemukzizatan Alquran.Dalam bukunya Hasani menyebutkan segelintir tokoh yang masih menyoalkan kemukzizatan Alquran seperti Abu Ishaq Al-Nazhzham (w. 321 H/933 M), Al-Murtadha (436H/129 M) dan Al-baqillani (w. 403 H).
Dalam bukunya Hasani juga mengatakan “tidak diragukan lagi bahwa Alquran terdiri dari susunan ayat dan surah, ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan.” Secara teknis proses turunnya Alquran adalah secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Allah SWT berfirman
Artinya: ”dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (al-israa: 106)
Alquran juga diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi, contohnya saja bangsa Arab. Dahulu sebelum Alquran hadir bangsa Arab dikenal dengan tradisi-tradisi masyarakatnya yang buruk seperti berjudi, minum-minuman keras, mengubur hidup-hidup anak perempuan, menyembah berhala dan kebiasan buruk lainnya, zaman itulah yang kita sebut dengan zaman jahiliyah atau jaman kebodohan. namun kebiasaan-kebiasaan buruk itu mulai berkurang seiring dengan hadirnya islam dan Alquran yang kemudian menjadi pedoman hidup bangsa Arab.
Dalam buku ini Hasani juga menjelaskan tentang proses turunnya Alquran,yaitu “Dalam perjalanan sejarah, berkenaan dengan pengumpulan ayat – ayat Alquran dalam arti penulisannya, prosesnya melalui tiga periode dalam pertumbuhan islam. Rasulullah memiliki beberapa orang pencatat wahyu. Diantaranya, empat orang sahabat yang kemudian menjadi para Khulafa Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Mu’awiyah, Zaid bin Tsabit, Khalid bin Al-Walid, Ubai bin Ka’b, dan Tsabit bin Qais.. beliau menyuruh mereka untuk mencatat Alquran dengan metode yang sangat sederhana, yaitu diatas lontaran kayu, pelepah kurma, tulang dan batu.”
Proses-proses itu juga menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat pula dalam kalangan ulama. Tanggapan Hasani dalam bukunya adalah “Rasulullah mempunyai peranan dominan dalam penentuan serta penyusunan ayat dan surah.tugas para sahabat hanya mengumpulkan dalam satu tempat, bukan menetapkan susunan surahnya.”