Mohon tunggu...
Syifa Janani
Syifa Janani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pernah ingin jadi penulis sebelum merasakan suka duka dunia perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Trip Kota Yerussalem

20 Januari 2023   22:06 Diperbarui: 20 Januari 2023   22:11 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yerussalem seperti yang kita tahu adalah salah satu kota yang diperebutkan dua negara yaitu Israel dan Palestina. Selain karena letak posisi diantara dua negara tersebut, banyak sejarah kota Yerussalem yang menjadi penyebab konflik Israel Palestina terjadi. Untuk saat ini Yerussalem tetap menjadi salah satu bagian dari negara Palestina yang sebelumnya diakui menjadi ibukota negara Israel.

Awal tahun 2020 perjalanan yang ditempuh ke kota Yerussalem tidak semudah perjalanan kita menggunakan bis antar kota. Karena perbatasan negara Mesir, Israel dan Palestina melalui perjalanan darat dari Mesir kemudian melewati negara Israel. Perbatasan antar negara tersebut mirip hal nya dengan tol di Indonesia. Bedanya akan ada pengecekan paspor/boardingpass di setiap perhentiannya. Terutama perjalanan dari Israel ke Yerussalem yang ketat, bus pariwisata kami dikawal ketat dengan konvoi didepan dan belakang bus kami.

Mendekati kota Yerussalem dapat diketahui dari plat mobil dua negara yang berbeda. Yerussalem yang memasuki negara Palestina dengan plat berwarna putih hijau sedangkan plat mobil negara Israel berwarna putih hitam. Dalam perjalanan kita juga dapat melihat cantiknya Laut Mati yang berada di negara Israel. Berbeda dengan pantai pada umunya, pesona laut mati ini bukan karena pohon pantainya yang rimbun, bahkan pepohonan disana sedikit. Lautnya yang sangat biru asri dan terkenal kaya akan kandungan garam yang tinggi.

Yerussalem masih sama seperti kota pada umumnya. Banyak toko sebagai senter perjual belian, bangunan-bangunan hotel, dan rumah rumah warga sekitar. Memang masih sama, tetapi sedikit lebih miris. Banyak bangunan juga yang ditempati tetapi bangunan tersebut tampak lusuh dan kurang terawat. Walaupun sudah memasuki negara Palestina, tentara Israel masih berlalu lalang di kawasan tersebut dan beberapa membawa senapan.

Penduduk kota tersebut tetap ramai. Dan untungnya, banyak wisatawan dan orang-orang asing yang mengunjungi kota tersebut dan menjadi incara mata pecaharian pedagang lokal. Semakin mendekati kawasan Al Aqso, semakin ramai orang-orang yang dapat kita jumpai. Yerussalem dikenal dengan bangunan masjid khas nya yaitu Masjidil Aqsa. Dalam kawasan tersebut terdapat kubah emas yang disebut Dome Of The Rock sebagai salah satu kubah masjid yang terkenal dan menarik minat para turis.

Dalam kawasan Masjidil Aqso, bukan hanya orang atau turis biasa yang semakin ramai, tetapi semakin banyak juga tentara israel didaerah tersebut. Gerbang pintu utama menuju halaman Masjidil Aqso dijaga ketat oleh para tentara. Turis yang terlihat mencurigakan dilarang masuk dan disuruh kembali. Tentu saja disana dalam hal komunikasi bukan menggunakan bahasa inggris apalagi indonesia. Biasanya kami saling mengerti melalui gerakan isyarat, beruntung jika ada masyarakat lokal yang cukup memahami bahasa inggris.

Salah satu peristiwa unik yang kami lalui disana, yaitu setiap habis solat Jumat semua jalur pintu masuk-keluar dari kawasan tersebut ditutup. Demonstrasi dilakukan oleh penduduk lokal kepada tentara israel yang masih menjaga ketat kawasan mereka. Tidak jarang suara senapan terdengar hingga di bangunan luar kawasan Masjidil Aqso. Maka dari itu, para turis diwanti-wanti untuk segera keluar setelah melakukan solat Jum'at.

Kota Yerussalem kental dengan sejarah spiritualnya. Bagi penganut agama islam dan yahudi kota ini sangat bernilai dan menjadi saksi penting bagi peribadatan mereka. Bagi umat yahudi di kota ini terdapat tembok ratapan sebagai tempat ibadah tahunan mereka. Dan umat muslin terdapat masjidil aqso sebagai masjid mulia yang pernah menjadi arah kiblat pertama sebelum ka'bah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun