Mohon tunggu...
Nursyifa Azzahro
Nursyifa Azzahro Mohon Tunggu... Dosen - Linguist

Dosen Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tanyakan 4 Hal Ini pada Guru Saat Pembagian Rapor Anak

22 Juni 2023   21:57 Diperbarui: 23 Juni 2023   00:53 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Nursyifa Azzahro

Saat memasuki waktu pembagian rapor seluruh sekolah di Indonesia, akan terlihat bahwa masih banyak orang tua yang terjebak dengan ambisi juara pada anak-anaknya. Hal ini nampak jelas saat mereka mempertanyakan posisi peringkat anaknya pada Ibu/Bapak Guru di sekolah.

Seperti yang Anda ketahui, bahwa sistem rapor kini sudah tidak menampilkan peringkat peserta didik. Tujuannya tentu agar anak, orang tua murid dan guru tidak berfokus pada angka capaian siswa saja.

Alih-alih angka dan peringkat, ada banyak sekali indikator kesuksesan pendidikan anak di sekolah, di antaranya penguasaan anak terhadap materi secara deskriptif, keterlibatan sosial, dan pertumbuhan pribadi peserta didik.

Oleh karena itu, alih-alih menanyakan posisi peringkat anak, sebaiknya tanyakan hal ini kepada Bapak/Ibu guru di sekolah:

1. Bagaimana perkembangan belajar anak saya?

Parents, Anda perlu tahu perkembangan belajar anak saat di sekolah. Sempatkanlah untuk menanyakan hal ini pada Bapak/Ibu Guru. 

Mendapatkan penjelasan secara lugas dan rinci terkait perkembangan peserta didik adalah salah satu hak orang tua murid.

Anda juga dapat mengantongi data terkait perkembangan belajar anak yang selanjutnya bisa dijadikan tolok ukur pendampingan pembelajaran anak di rumah. 

Jika ternyata anak unggul dan antusias di pelajaran matematika, Anda dapat dukung minat anak tersebut untuk mengikuti beberapa les mengenai matematika.

"Loh, kan anak jago di matematika, kok malah dikasih les?"

Jika Anda menemukan minat dan bakat pada anak, fasilitasi Ia untuk mendalami hal tersebut. Anda akan mendapati Ia menjadi seorang yang ahli.

Hal yang biasa terjadi di masyarakat justru sebaliknya ya? Padahal anak tidak harus pandai di segala bidang, 'kan? Maka, cari tahu informasi mengenai hal ini pada saat momen pembagian rapot pada Bapak/Ibu Guru.

2. Adakah hambatan anak saya pada saat belajar di kelas?

Beberapa anak tidak ingin menceritakan kesulitannya pada orang tua sehingga mereka enggan berterus terang terkait perkembangannya di dalam kelas. Maka tanyakanlah hal ini pada Bapak/Ibu Guru pada saat pembagian rapor.

Dokumentasi Pribadi Nursyifa Azzahro
Dokumentasi Pribadi Nursyifa Azzahro

Rangkuman evaluasi memang telah tersurat pada Lembar Laporan Perkembangan Peserta Didik (Rapor), tetapi biasanya catatan tersebut berisi singkat dan padat saja.

Pada beberapa kejadian, guru terpaksa tidak mencantumkan kondisi anak secara komprehensif di lembar rapor. Oleh karena itu, jangan ragu untuk membangun komunikasi dengan guru terkait hambatan anak.

Parents, saya paham bahwa tidak mudah mendengarkan laporan pahit tentang anak kita. Namun, laporan tersebut justru dapat dijadikan evaluasi bagi anak, guru dan orang tua murid.

Berhentilah berpikir bahwa kegiatan belajar hanya dilaksanakan di dalam ruang kelas. Rangkaian kegiatan belajar terjadi di mana saja dan dengan siapa saja. Bagaimanapun hebatnya guru di sekolah, Ia akan pincang apabila pembelajaran di rumah tidak terjadi. Begitupun sebaliknya.

Maka, posisikanlah sekolah (dalam hal ini guru) sebagai partner pembentuk pendidikan anak sehingga akan terjadi sebuah kerjasama yang epik antara anak, orang tua dan guru.

3. Bagaimana pergaulan anak saya dengan teman-teman dan guru-guru di sini? Apakah Ia bisa bergaul dan berkomunikasi dengan baik?

Parents, Anda boleh saja mengenal anak yang Anda lahirkan dan besarkan sejak bayi. Akan tetapi, perlu kita pahami bahwa setelah terlempar ke dunia luar, anak kita bukanlah lagi anak kita. 

Ia turut terbentuk oleh lingkungannya sehingga kita perlu mendengar pendapat dari pihak lain yang memiliki andil dalam pengawasan anak selama di luar jangkauan kita.

Pertanyaan ini akan membuat kita lebih paham bagaimana anak-anak bergaul di luar.

Dewasa ini, banyak terjadi kasus laporan orang tua murid atas tindakan guru kepada anaknya. Setelah ditelusuri, ternyata guru hanya menegur anaknya yang melakukan kekeliruan di lingkungan sekolah. Namun, orang tua-orang tua tersebut enggan menerima bahwa anaknya bermasalah.

Kejadian ini semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Maka dari itu, perlu kiranya kita berlapang dada mendengar kesaksian para guru atas sikap anak-anak selama di sekolah, lepas dari jangkauan orang tuanya.

4. Apakah anak saya terlihat menikmati pelajaran dengan baik?

Pertanyaan seperti ini mungkin saja jarang terpikirkan. Namun, sebagai orang tua kita perlu mengetahui apakah selama ini anak-anak menikmati proses belajarnya atau tidak. Apabila tidak, maka perlu dilakukan evaluasi antara anak, guru dan lingkungan sekolahnya. Hal ini berpengaruh pada ketepatan keputusan kita menyekolahkan anak di sekolah tersebut.

Sekolah adalah rumah ke dua bagi anak. Maka pastikan mereka mendapatkan kenyamanan yang sama seperti di rumah. Kenyamanan belajar, kenyamanan berpendapat, dan kenyamanan bersosialisasi.

Pembagian rapor adalah kesempatan bagi orang tua untuk memahami perkembangan sosial, motorik dan kognitif anak. Selain melihat nilai akademik, penting untuk melihat pertumbuhan pribadi, keterlibatan sosial, dan kemajuan anak. 

Dengan memahami isi rapor dengan baik, orang tua dapat memberikan dukungan yang sesuai, berkomunikasi dengan guru, dan membantu anak menetapkan tujuan untuk masa depan. 

Melalui kerjasama yang erat antara orang tua, anak, dan sekolah, dapat terwujud lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun