Mohon tunggu...
Nursyifa Azzahro
Nursyifa Azzahro Mohon Tunggu... Dosen - Linguist

Dosen Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Viral! Bermain Role Play Sekarang Kok Dimarahi? Memang Apa Masalahnya? Simak Yuk!

19 Juni 2023   23:31 Diperbarui: 19 Juni 2023   23:40 4276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkatnya, apabila sekelompok anak bermain peran dengan latar skenario keluarga, artinya mereka hidup berkeluarga dengan cukup baik.

"Peran apa yang dinilai terlewat batas?"

Berdasar pada penelusuran kami di konten TikTok viral (yang menunjukkan seorang Ayah sedang memarahi anaknya saat bermain RP),  sang Anak (11) melakukan 'chatting' role play dengan skenario hubungan seksual.

Agak ngeri ya, anak berusia 11 tahun, yang bahkan usia SD-pun belum tuntas, sudah bisa memainkan peran hubungan dewasa.

EVALUASI

Parents, kami paham bahwa melakukan pendampingan tumbuh kembang anak sangatlah merepotkan dan tidak mudah. Namun, usahakan tetap pantau pergaulan anak di lingkungan rumah, sekolah dan kehidupan gawainya (gunakan fitur Parental Control).

Bangun komunikasi efektif dan efisien dengan anak dan tetap ada pada masa-masa penting anak, seperti saat anak sakit, sedih, bahagia, bagi rapot, kegiatan sekolah, dan lain sebagainya.

"Adakah selama ini kita kurang hadir dalam hidup mereka?"

Anak yang dekat dengan orang tuanya tidak perlu dunia luar untuk mendapatkan perhatian. 

PENYELESAIAN

Pertanyaan Anda tentang "kok bisa cuma main peran aja sampai dimarahi?" sepertinya sudah terjawab ya.

Nah, sekarang permasalahannya adalah, apabila sudah terlanjur dalam situasi demikian, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua? Simak beberapa langkah berikut.

1. Tarik nafas sambil istighfar (apabila Anda muslim) berulang kali sampai degup jantung kembali stabil,

2. Kendalikan emosi sehingga tidak seperti letupan gunung merapi amarahnya,

3. Bangun komunikasi intensif dengan anak, tanyakan beberapa hal ini:

  • Apa yang sedang anak lakukan? (karena belum tentu anak benar-benar paham terkait apa yang sedang mereka kerjakan)
  • Untuk apa melakukan itu? (karena bisa saja anak hanya mengikuti teman-temannya yang ramai bermain)
  • Pendapatnya akan aktivitas tersebut. Penting atau tidak. Berbahaya atau tidak. 
  • Pendapatnya tentang apa yang sebaiknya dilakukan?

4. Edukasi dengan bijak sambil menatap mata anak dan sesekali mengusap punggung dan kepala anak.

5. Jika masih belum bisa, konsultasikan dengan ahli (dalam hal ini Psikolog).

Bermain peran adalah kegiatan yang bermanfaat dan seru bagi semua kelompok usia. Aktivitas ini melibatkan kreativitas, komunikasi, dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun