Mohon tunggu...
Syifa Fauziyyah
Syifa Fauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswi

saya seorang mahasiswi unikom

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Sindir Gibran Rakabuming Sebagai Generasi Milenial yang Menjadi Calon Wakil Presiden

18 Desember 2023   00:26 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:26 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah genap 10 tahun Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo dalam 2 periode. Pekembangan dan pertumbuhan rakyat Indonesia lumayan menjanjikan, kini saatnya Jokowi melepas masa jabatannya sebagai seorang Presiden Republik Indonesia pada 14 Februari 2024 yang akan datang. Segala sesuatu sudah dipersiapkan, mulai dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden serta banyaknya upaya telah dilakukan sebelum menjelang hari pemilihan. Pada tanggal 12 Desember 2023 kemarin telah digelar debat perdana Pilpres 2024, hal ini dilakukan agar seluruh rakyat Indonesia bisa mengetahui visi misi dan masalah -- masalah yang akan diselesaikan oleh para paslon ini. Apakah hanya sebuah kata -- kata tanpa pembuktian? Maka dari itu kita bisa melihat ungkapan dari para paslon yang katanya akan selalu mendengarkan aspirasi rakyat, apalagi rakyat kecil.

Banyak orang -- orang menanggapi perihal debat perdana Pilpres 2024 yang diadakan pada tanggal 12 Desember 2023 kemarin. Banyak komentar positif dan negatif yang dituturkan oleh para penonton baik itu secara online ataupun offline, semua orang berhak bersuara dan berbicara untuk memilih paslon yang terbaik untuk memimpin Indonesia yang sejahtera. Indonesia menginginkan pemimpin yang jujur dan juga mengayomi, bukan hanya sekedar duduk dan menikmati masa kejayaannya sedangkan rakyat kecil sama sekali tidak mendapatkan perubahan. Merasa didengar dan diperhatikan hanya berlaku semasa kampanye, namun setelah naik dan terpilih kadang dilihat saja tidak untuk kebanyakan rakyat kecil. Ini yang disebut negara Sejahtera dengan memberikan senjata yang tajam kepada rakyat yang sudah yakin memilih namun dikecewakan setelah terpilih.

Segala permasalahan Indonesia ditanyakan saat debat perdana Pilpres 2024 hingga yang menjadi titik sindiran kepada paslon lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat 3 orang yang mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan juga Ganjar Pranomo. Sebagai generasi Z, saya cukup mengamati perjalanan di dunia politik ini seperti kejam, saling menjatuhkan, omong kosong, dan masih banyak lagi. Hal -- hal inilah yang harus dihapus dari dunia politik Indonesia agar menjadi bangsa yang sejahtera.

Sebagai Gen-Z yang memiliki pemikiran global dan juga aktif dalam dunia digital. Hal ini perlu agar kita bisa mengetahui perjalanan politik Indonesia dan sebagai bekal untuk kita agar tidak mudah ditipu daya oleh dunia politik ini. Banyak sekali berita -- berita yang beredar diberbagai akun media sosial usai debat perdana Pilpres 2024. Salah satunya sindiran Anies yang memang tidak menyebutkan nama, namun tampak jelas dengan segala ciri -- cirinya.

Dalam debat perdana Pilpres 2024, Anies sedikit menyinggung calon wakil presiden nomor urut 2 yakni Gibran Rakabuming yang mana sempat beredar isu tentang Gibran yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang wakil presiden. Banyak alasan -- alasan yang dikeluarkan oleh masyarakat bahwa Gibran terlalu muda untuk menjadi seorang wakil presiden, kemudian masyarakat takut akan adanya dinasti politik. Siapa yang tidak tahu jika Gibran adalah salah satu anak dari bapak Joko Widodo yang sebentar lagi akan melepas jabatannya sebagai seorang Presiden Indonesia. Rasa takut masyarkat ini semakin digoreng dalam berbagai macam akun media sosial. Sehingga banyak yang berspekulasi bahwa terdapat kecurangan di dalam pemilihan presiden ini.

Hal ini terus dipermasalahkan hingga diadakannya survei untuk melihat respon rakyat tentang isu ketidakpantasan Gibran menjadi cawapres 2024. Menurut survei Charta Politika, dari 2.400 orang responden, sekitar 48,9% menilai Gibran Rakabuming tidak pantas menjadi calon presiden dengan beberapa alasan. Seperti dari kelompok mayoritas atau 55,4% beralasan jika Gibran masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik. Lalu bagaimana bisa dia memimpin sebuah kota dengan jabatan sebagai seorang gubernur? Survei ini dilakukan terhadap 2.400 responden yang mewakili seluruh provinsi Indonesia. Seluruh responden yang sudah berusia 17 tahun ke atas atau memenuhi syarat sebagai pemilih. Pengambilan data survei ini juga dilakukan pada tanggal 26 -- 31 Oktober 2023 kemarin dengan menggunakan metode wawancara atau tatap muka dengan Tingkat kepercayaan 90%.

Gibran Rakabuming yang berumur 36 tahun termasuk kedalam generasi milenial sedangkan para calon lainnya sudah berada diatas 40 tahun dan berpengalaman dalam dunia politik. Rakyat takut jika Indonesia memiliki wakil Presiden yang belum memiliki pengalaman. Pernyataan ini dibantah karena secara jelas bahwa Gibran Rakabuming sudah pernah menjadi Gubernur dan program kerjanya terjalankan dengan sangat baik. MK mengeluarkan keputusan agar mereka yang sedang atau pernah menjabat sebagai bupati wali kota ataupun gubernur dapat menajdi capres cawapres meskipun belum berumur 40 tahun. Banyak orang tidak setuju dengan Keputusan MK tersebut karena Keputusan tersebut menandai terjadinya krisis etika republik dan melecehkan etika publik.

Sebagi Gen-Z yang aktif dalam berpikir kritis, hal ini bisa digoreng kembali oleh banyak wak media untuk mendapatkan informasi atau klarifikasi lebih lanjur seperti mencari asal usul dari Keputusan MK ini. Banyak beredar bahwa terjadinya kecurngan yang dilakukan oleh ordal (orang dalam) dimana ketua MK adalah adik ipar Presiden Joko Widodo yang pastinya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Gibran. Namun, Keputusan MK tidak bisa diganggu gugat. Apakah suara rakyat didengar dalam hal ini? Yaa pasti didengar namun ada pertimbangan -- pertimbangan lainnya untuk MK mengambil Keputusan ini.

Sampai hingga hari ini, Gibran sudah teroilih menjadi calon akil presiden yang dimana berpasangan dengan Prabowo Subianto. Saat debat perdana Pilpres 2024 berlangsung, ada pernyataan yang menyindir permasalahan ini, yakni Anies Baswedan. Berawal dari sebuah visi misi untuk membuat perubahan dan menjelaskan bahwa banyaknya kecurangan -- kecurangan politik yang tidak adil.

"dan bila kita saksikan hari ini ada satu orang milenial bisa menjadi calon wakil presiden tetapi ada ribuan milenial, genarsi Z yang peduli pada anak -- anak bangsa, yang peduli pada mereka yang termarjinalkan, Ketika mereka mengungkapkan pendapat, Ketika mereka mengkritik pemerintah justru mereka sering dihadapi dengan kekerasan, dihapai dengan benturan dan bahkan gas air mata..." tutur Anies ingin membuat perubahan dan secara tidak langsung menyindir Gibran saat debat perdana Pilpres 2024.

Memang jika dilihat bersamaan dengan tanggapan -- tanggapan yang menyatakan Gibran tidak layak sebagai cawapres, membuat adanya kecocokan namun itu tidak valid. Kita harus update tentang perkembangan, mengetahui pembaharuan dan tidak boleh mendefinisikan sesuatu tanpa ada fakta atau bukti yang valid. Gen-Z adalah generasi yang melek dan sadar akan dunia digitas, yang memiliki pemikiran demografis serta kritis sehingga tidak boleh menyimpulkan suatu kekurangan.

Anies merasa yakin dan percaya diri bahwa pasangannya dalam Pilpres 2024 ini sudah siap menghadapi segala masalah di bangsa ini yakni Cak Imin. Cak Imin adalah cawapres yang mumpuni dan sudah terpuji sejak menjadi aktivis politik. Rasa bangga dan tidak meragukan yang dirasakan oleh Anies kepada pasangannya ini. Tapi apakah benar? Gen-Z tidak mudah dipengaruhi tanpa bukti dan fakta yang valid. Pasangan mana yang akan saling menjatuhkan? Pasti semua pasangan politik ingin mengangkat kemenangan, ingin mengusai kemenangan sehingga segala cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan. Apa perilaku ini yang akan membuat perubahan?

Sebelum Pemilihan Presiden 2024 ini diadakan, banyak sekali hal -- hal yang menggoyahkan apalagi saat paslon saling mencari kesalahan atau kekurangan paslon lainnya. Gen-Z harus terlebih dahulu mencari dan menggali informasi -- informasi terkait dunia politik agar tidak menjadi generasi yang mudah termakan berita palsu.

Generasi Z yang merupakan kelompok orang yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, mulai mencapai usia yang memungkinkan mereka untuk memenuhi syarat sebagai pemilih. Partisipasi politik generasi ini di pemilihan umum dapat memberikan dampak signifikan terhadap dinamika politik dengan kecenderungan mereka untuk mengutamakan isu -- isu seperti keberlanjutan, kesetaraan dan teknologi. Pilpres 2024 ini adalah salah satu pemilihan yang pertama untuk saya, mengingat saya masih adalah salah satu Gen-Z yang sudah memenuhi syarat untuk memberikan hak suara dalam memilih pemimpin Indonesia yang bertanggungjawab. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mendengar suara rakyat, pemimpin yang mendengar aspirasi rakyat, pemimpin yang mau turun kelapangan bukan hanya saat kampaye dilaksanakan.

Untuk saya pribadi juga terdapat tantangan menjadi seorang pemilih presiden apalagi ini adalah perdana saya menjadi memberikan hak suara. Dengan melibatkan penelitian yang cermat untuk memahami platform dan kebijakan calon, serta pemahaman mendalam terhadap isu-isu kunci yang memengaruhi masyarakat. Selain itu, saya sebagai Gen-Z harus menganalisis keandalan sumber informasi, mengatasi disinformasi, dan mempertimbangkan dampak kebijakan terhadap berbagai sektor merupakan langkah penting dalam membuat keputusan yang terinformasi serta dihadapkan pada tugas memahami kompleksitas sistem politik dan memilih calon yang mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun