Novel Karya Hamka dengan judul Angkatan Baru menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Syamsiar. Syamsiar merupakan anak gadis kebanggaan dikeluarganya. Dia disekolahkan sampai ke perguruan tinggi Islam. Namun setelah tamat sekolah semua ilmu yang telah ia peroleh tidak dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarganya selalu memanjakannya, Syamsiar memanfaatkan hal tersebut untuk berbohong pada orang tuanya. Dia sering meminta uang untuk membeli buku agama atau kitab-kitab, padahal kenyataanya dia membeli novel romantis yang berisikan cerita-cerita dewasa yang tak layak dibaca. Syamsiar juga gemar dekat dengan laki-laki saat masih bersekolah. Padahal hal itu bertentangan dengan agama. Setelah tamat kuliah, ia masih dimanja oleh keluarganya, ia tidak diperkenankan pergi ke dapur untuk memasak dan hanya boleh duduk-duduk manis dirumah saja. Kesehariannya hanya makan, dan membaca novel-novel romantis di kamarnya, hal tersebut membuat orang tua Syamsiar menganggap dirinya mengaji atau belajar kitab-kitab agama. Sampai lah saatnya ia menikah dengan lelaki yang ia dambakan yang sesuai dengan kriterianya yaitu Hasan. Hasan merupakan seorang anak muda yang mempunyai cita-cita yang sangat mulia dan juga mempunyai sifat yang baik. Hasan sangat  rajin ke mesjid dan punya tujuan besar untuk mengajarkan anak-anak dikampunya tentang ilmu agama. Setelah menikah Hasan tinggal dirumah Syamsiar. Keluarga Syamsiar begitu memanjakan dirinya. Kedua orang tunya setiap hari memasakkan makanan untuk Syamsiar dan suaminya. Syamsiar tidak pernah melakukan kegiatan rumah tangga. Hari -harinya hanya untuk menunggu suaminya pulang dan memuaskan hawa nafsu, sampai suatu ketika suaminya lelah, suaminya sadar bahwa istrinya menghalangi cita-citanya yang mulia,  istrinya sering menggodanya untuk tidak mengajak muridnya mengaji dan tetap dirumah bersama dirinya memuaskan hawa nafsu. Mereka pun bercerai. Syamsiar sangat terpukul  akan perpisahan itu, sedangkan mantan suaminya kembali menjalankan aktivitasnya. Karena kejadian itu iSyamsiar digunjingkan oleh orang kampung, dianggap tamatan yang tidak becus. Hingga akhirnya karena tidak kuat lagi menahan semua hinaan ia menikah lagi dan pergi dari kampung tersebut dan memulai hidup baru.
Hikmah dan pengajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dari novel ini yaitu, kita belajar bukan hanya untuk mencari nilai, atau untuk dipuji orang lain, namun semua ilmu yang sudah kita dapat tersebut untuk diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bacaan yang tidak sesuai dengan umur kita, yang tidak dianjurkan oleh agama, jika kita baca terus dapat berakibat buruk  dalam kehidupan kita, karena hal tersebut bertentangan dan hanya menimbulkan nilai negatif pada diri kita. Selama kita menuntut Ilmu jangan pernah membohongi orang tua kita, contohnya dalam masalah biaya, karena hal tersebut akan berdampak dengan masa depan dan kesuksesan. Kehidupan pernikahan tidak semanis yang sering kita baca pada novel-novel romantis yang sering dilebih-lebihkan, pernikahan tidak hanya sebuah hubungan untuk memuaskan hawa nafsu semata, namun  pernikahan adalah amalan yang sangat luar biasa yang gunanya untuk menyatukan dua insan yang mempuanyai banyak perbedaan dan impian yang harus dicapai bersama -sama agar tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal-hal yang ditanam dengan penuh kejujuran dan kebaikan akan tumbuh membawa kebahagian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H