Mohon tunggu...
syifa aziza audina
syifa aziza audina Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

saya suka nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Grafik PDRB dan Kepadatan Pendududuk Kota Denpasar 10 Tahun Terakhir

18 September 2024   05:47 Diperbarui: 18 September 2024   08:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali

Sebagai kota metropolitan di Bali, Denpasar mengalami dinamika pertumbuhan yang kompleks. Hubungan timbal balik antara tingkat kesejahteraan ekonomi (diukur melalui PDRB) dan tekanan demografi (kepadatan penduduk) menjadi sorotan utama. PDRB yang merupakan cerminan total nilai tambah yang dihasilkan di Kota Denpasar, menjadi indikator penting untuk mengukur tingkat aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kota ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, PDRB Kota Denpasar mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh kinerja sektor pariwisata yang kuat serta kontribusi sektor jasa dan perdagangan. Sebagai destinasi wisata utama, Denpasar berhasil menarik minat wisatawan mancanegara yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sektor perdagangan dan jasa, khususnya pariwisata, telah menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar. Data BPS menunjukkan kontribusi yang sangat besar dari sektor ini terhadap PDRB. Namun, pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan pada sektor pariwisata telah menyebabkan penurunan tajam pada PDRB Kota Denpasar. Grafik pertumbuhan PDRB dari BPS menggambarkan dengan jelas fluktuasi yang terjadi akibat pandemi.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

2013-2019: Periode ini menandai pertumbuhan ekonomi yang stabil. PDRB Denpasar meningkat setiap tahun, didorong oleh kenaikan jumlah wisatawan, meningkatnya investasi di sektor properti, serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Sektor pariwisata, yang menjadi pendorong utama PDRB, mengalami ekspansi besar-besaran dengan pembangunan hotel, restoran, serta infrastruktur pariwisata lainnya.

2020-2021: Penurunan tajam terjadi akibat pandemi COVID-19. Pembatasan perjalanan internasional dan domestik menyebabkan penurunan drastis jumlah wisatawan, yang berdampak langsung pada sektor pariwisata dan jasa, sehingga PDRB Denpasar mengalami kontraksi signifikan selama dua tahun ini.

2022-2023: Pemulihan ekonomi mulai terlihat pada tahun 2022 ketika pembatasan mulai dilonggarkan, dan wisatawan kembali datang. Namun, proses pemulihan ini masih belum sepenuhnya mengembalikan perekonomian ke level sebelum pandemi.

Penurunan PDRB dalam periode tertentu, terutama pada tahun 2020-2021, disebabkan oleh beberapa faktor kunci yang mempengaruhi ekonomi Kota Denpasar, antara lain:

  • Pandemi salah satu faktor utama yang memicu penurunan PDRB di Denpasar. Kota ini bergantung pada pariwisata, yang terpukul keras oleh larangan perjalanan, penutupan hotel dan restoran, serta pengurangan aktivitas ekonomi. Sektor pariwisata dan jasa mengalami dampak terparah, dengan banyak pelaku usaha kecil dan menengah gulung tikar akibat menurunnya kunjungan wisatawan.
  • Selama masa pandemi, minat investasi di sektor pariwisata dan properti menurun drastis. Ketidakpastian ekonomi membuat investor cenderung menunda atau membatalkan rencana investasi mereka di Denpasar.
  • Krisis ekonomi global yang dipicu oleh pandemi dan gejolak geopolitik turut memengaruhi perekonomian Denpasar. Ketergantungan pada wisatawan mancanegara menyebabkan dampak langsung ketika negara-negara pengirim wisatawan utama mengalami resesi atau membatasi warganya untuk bepergian.

Meski pandemi membawa tantangan, terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memulihkan dan meningkatkan PDRB Denpasar di masa yang akan datang:

  • Diversifikasi Ekonomi, Ketergantungan yang terlalu besar pada sektor pariwisata membuat ekonomi rentan terhadap guncangan eksternal. Oleh karena itu, Denpasar perlu mengembangkan sektor ekonomi lain seperti teknologi informasi, pendidikan, industri kreatif, dan sektor keuangan. Dengan mendorong pertumbuhan start-up digital dan bisnis kreatif, Denpasar dapat mengurangi ketergantungan pada pariwisata dan meningkatkan kontribusi sektor lain terhadap PDRB.
  • Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Mengingat pariwisata tetap menjadi sektor utama, pemerintah perlu fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada konservasi lingkungan dan pelestarian budaya. Ini tidak hanya menarik wisatawan berkualitas tinggi tetapi juga memperpanjang siklus hidup industri pariwisata di Bali dan Denpasar.
  • Peningkatan Kualitas Infrastruktur, Pembangunan infrastruktur yang baik menjadi faktor penting dalam meningkatkan ekonomi jangka panjang. Pengembangan infrastruktur transportasi, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan teknologi digital perlu menjadi prioritas. Infrastruktur digital, seperti jaringan internet yang lebih cepat dan stabil, juga mendukung pengembangan sektor teknologi dan ekonomi kreatif.

Kepadatan penduduk mengacu pada jumlah penduduk per satuan luas wilayah. Kota Denpasar memiliki luas wilayah sekitar 127,78 km dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Berdasarkan data terakhir dari BPS, kepadatan penduduk di Denpasar sudah mencapai lebih dari 6.000 jiwa per km, menjadikannya salah satu kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Denpasar menjadi magnet bagi penduduk dari berbagai wilayah di Bali dan luar Bali untuk mencari pekerjaan dan kesempatan ekonomi yang lebih baik. Kota ini menyediakan lapangan pekerjaan di sektor formal dan informal, terutama di bidang pariwisata dan perdagangan. Sebagai pusat ekonomi dan pariwisata, banyak orang dari luar daerah yang bermigrasi ke Denpasar untuk menetap sementara atau jangka panjang.

Peningkatan kepadatan penduduk ini menimbulkan beberapa tantangan, seperti kemacetan lalu lintas, keterbatasan lahan perumahan, dan peningkatan kebutuhan terhadap fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan transportasi umum. Grafik kepadatan penduduk Denpasar memperlihatkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi kota ini.

Grafik PDRB dan kepadatan penduduk Kota Denpasar memberikan gambaran tentang bagaimana kota ini berkembang pesat dalam aspek ekonomi dan demografi. Meningkatnya PDRB menunjukkan bahwa kota ini terus bergerak maju sebagai pusat ekonomi penting di Bali. Namun, kepadatan penduduk yang semakin tinggi juga mengindikasikan adanya tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait dengan infrastruktur, lingkungan, dan kualitas hidup. Oleh karena itu, kebijakan yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan di masa mendatang. Denpasar perlu terus berinovasi dalam merespons dinamika ekonomi dan sosial ini demi mencapai keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali

Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penduduk di Denpasar dalam 10 tahun terakhir:

Migrasi Urban, Denpasar sebagai pusat ekonomi Bali menarik banyak migran dari luar daerah yang mencari peluang kerja dan kesejahteraan yang lebih baik. Urbanisasi ini didorong oleh berbagai sektor, terutama sektor pariwisata, perdagangan, dan jasa. Migrasi ini mencakup migrasi permanen maupun temporer, dengan banyak pekerja datang untuk mencari penghidupan di sektor formal dan informal.

Faktor Ekonomi, Pertumbuhan ekonomi di Denpasar, terutama di sektor pariwisata dan jasa, meningkatkan lapangan pekerjaan dan menarik penduduk dari berbagai daerah di Indonesia. Kota ini juga dikenal sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, yang mendorong peningkatan populasi melalui pergeseran penduduk dari desa ke kota (urbanisasi).

Tingkat Kelahiran Stabil, Walaupun tingkat kelahiran di Denpasar relatif stabil, dengan tren sedikit menurun akibat pergeseran budaya menuju keluarga yang lebih kecil, tingkat kelahiran masih memberikan kontribusi pada peningkatan jumlah penduduk secara alami.

Penurunan jumlah penduduk atau melambatnya laju pertumbuhan penduduk tidak selalu buruk bagi Denpasar, terutama mengingat keterbatasan ruang dan tekanan pada infrastruktur yang ada. Beberapa peluang yang mungkin muncul dari penurunan penduduk meliputi:

Kualitas Hidup yang Lebih Baik, Penurunan atau perlambatan pertumbuhan penduduk dapat memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup warga dengan mengurangi kepadatan penduduk. Ini bisa berkontribusi pada pengurangan kemacetan, peningkatan kualitas perumahan, dan lebih banyak ruang terbuka hijau di kota.

Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efektif, Dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat, pemerintah kota dapat lebih fokus pada perbaikan infrastruktur yang sudah ada, seperti jalan, sanitasi, dan pasokan air, yang lebih baik dikelola untuk kebutuhan penduduk yang tetap atau menurun.

Pertumbuhan penduduk yang pesat harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur kota yang memadai. Ini mencakup pembangunan jaringan transportasi yang lebih baik, pengembangan sistem drainase yang efisien, serta penambahan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, dan perumahan yang terjangkau. Pemerintah harus memastikan bahwa infrastruktur kota mampu mengakomodasi pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi penurunan kualitas hidup.

PDRB Kota Denpasar dalam 10 tahun terakhir mengalami dinamika yang dipengaruhi oleh perubahan global dan lokal, terutama dampak pandemi COVID-19. Namun, dengan strategi yang tepat seperti diversifikasi ekonomi, penguatan sektor pariwisata berkelanjutan, dan promosi investasi, Denpasar memiliki peluang besar untuk meningkatkan PDRB dan mencapai pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun